Ambroxol

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Ambroxol, Berea, Betalitik, Brommer, Bronchopront, Broxal, Cellapect, Cystelis, Epexol, Erlapect, Exbrol, Expel, Expel Forte, Extropect, Galpect, Gunapect, Holicos.

Cara Kerja

Ambroxol termasuk ke dalam agen mukolitik, yaitu obat yang bekerja dengan mengencerkan dahak atau mengurangi kekentalan dahak, sehingga dahak lebih mudah dikeluarkan.

Indikasi

Ambroxol digunakan sebagai obat batuk berdahak.

Kontraindikasi

Riwayat alergi terhadap ambroxol sebelumya.

Efek Samping

Ambroxol umumnya menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Nyeri ulu hati
  • Mulut atau tenggorokan kering
  • Sakit perut
  • Mulas

Meski demikian, meski jarang terjadi, terdapat beberapa efek samping yang signifikan dan berpotensi fatal, seperti:

  • Stevens-Johnson Syndrome (SJS) atau Toxic epidermal necrolysis (TEN), yaitu kelainan kulit yang bersifat akut dan mengancam jiwa. SJS ditandai dengan pengelupasan kulit < 10% luas permukaan tubuh, sedangkan TEN ditandai dengan pengelupasan kulit >30% luas permukaan tubuh. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala kulit melepuh atau mengelupas setelah Anda mengonsumsi ambroxol.
  • Reaksi anafilaksis, yaitu suatu reaksi alergi yang berat dan berisiko mengancam nyawa. Gejala-gejalanya seperti muncul ruam-ruam pada kulit, mual, muntah, kesulitan bernapas, dan syok.

Sediaan

Ambroxol tersedia dalam bentuk tablet 30 mg, sirup 15 mg/ml dalam sediaan botol 60 ml, dan sirup tetes (drops) 20 ml.

Dosis

Sediaan tablet:

  • Dewasa dan anak di atas 12 tahun:1 tablet (30 mg) 2-3 kali sehari.
  • Anak 6-12 tahun: 1/2 tablet 2-3 kali sehari.

Sediaan sirup tetes (drops)

  • Anak s/d 2 tahun: 0,5 mL (10 tetes) 2 kali sehari; Ambroksol drops dapat dicampur bersama dengan sari buah, susu, atau air minum.

Sediaan sirup

  • Anak usia 6-12 tahun: 2-3 kali sehari 1 sendok takar.
  • Anak usia 2-6 tahun: 3 kali sehari 1/2 sendok takar.
  • Anak usia di bawah 2 tahun: 2 kali sehari 1/2 sendok takar.

Keamanan

  • Ambroksol hanya dapat digunakan selama kehamilan (terutama trimester awal) dan menyusui jika memang benar-benar diperlukan; pemakaian selama kehamilan dan menyusui masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
  • Ambrosol tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama tanpa berkonsultasi dengan dokter.
  • Pemberian ambroxol pada pasien dengan kondisi-kondisi berikut harus hati-hati dan perlalu pemantauan ketat, yaitu pada pasien dengan perlukaan usus atau perlukaan lambung, penurunan fungsi ginjal, penurunan fungsi hati, dan anak-anak.

Interaksi Obat

Dapat meningkatkan kadar antibiotik di jaringan paru jika diberikan bersamaan dengan obat antibiotik seperti cefuroxime, doksisiklin, eritromisin, atau amoksisilin.

Writer : dr David Wiliam
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 06:00

BPOM RI. Ambroxol. cekbpom.pom.go.id. Retrieved 2 March 2022, from https://cekbpom.pom.go.id//home/produk/69bhknndt7v4km8sdutf8ashf5/all/row/10/page/0/order/4/DESC/search/5/ambroxol

MIMS Indonesia. Ambroxol. Mims.com. Retrieved 2 March 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ambroxol?mtype=generic

Pusat Informasi Obat Nasional BPOM. Ambroksol. Pionas.pom.go.id. Retrieved 2 March 2022, from https://pionas.pom.go.id/monografi/ambroksol