Mata Lelah (Astenopia)

Bagikan :


Definisi

Mata lelah (astenopia) adalah sebuah kondisi yang dirasakan secara subjektif terkait dengan penggunaan mata yang cukup lama. Pada sebuah penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 10.000 orang dewasa, dikatakan bahwa gejala mata lelah dilaporkan oleh 65% subjek.

Gejala ini banyak dilaporkan terutama oleh orang yang menggunakan dua gawai elektronik sekaligus. Selain itu, penelitian lainnya yang diikuti oleh 1.462 mahasiswa melaporkan bahwa setidaknya satu gejala mata lelah dialami oleh sekitar 71,2% subjek. Kedua penelitian ini membuktikan bahwa mata lelah sangat sering terjadi di masyarakat.

 

Penyebab

Mata lelah memiliki berbagai macam penyebab. Penyebab pertama adalah kelelahan akibat akomodasi (usaha penyesuaian mata untuk menerima bayangan yang jelas dari suatu objek). Pada keadaan normal, bentuk lensa dan bukaan pupil (lubang hitam pada mata) akan mengikuti jarak benda agar dapat meneruskan cahaya ke dalam bola mata sehingga bayangan benda dapat jatuh tepat pada retina (lapisan di dalam bola mata yang berfungsi untuk menerima cahaya). Namun, pada kasus ini, otot-otot yang mengatur lebar pupil dan bentuk lensa mengalami kelelahan karena tidak ada bantuan koreksi oleh kacamata atau lensa kontak, atau kacamata/lensa kontak yang digunakan terlalu cekung. Hal ini menyebabkan otot-otot tersebut bekerja lebih keras untuk mengatur pupil dan lensa agar bayangan benda dapat jatuh tepat pada retina.

Selain itu, kelelahan juga dapat terjadi akibat kesalahan pencahayaan. Saat ada cahaya terang pupil akan mengecil, dan sebaliknya, pada kondisi gelap pupil akan membesar. Jika pencahayaan terlalu terang atau gelap, otot-otot yang mengatur lebar pupil akan mengalami kelelahan. Tidak hanya itu, lebih banyak fokus kepada satu arah atau satu benda (seperti saat membaca, menyetir, atau memandang gawai) dapat menyebabkan mata lelah karena otot-otot bola mata harus mempertahankan satu posisi terus-menerus. Berkaitan dengan kondisi ini, jika mata memiliki masalah ketidakseimbangan pada otot-otot bola mata, mata lelah akan lebih mudah terjadi.

Penyebab mata lelah yang seringkali tidak disadari adalah paparan udara kering secara terus-menerus dari kipas angin atau pendingin ruangan.

Mata lelah yang terjadi khusus akibat penggunaan gawai seperti komputer atau laptop disebut pula sebagai computer vision syndrome (CVS). Gawai seperti ini cepat membuat mata lelah karena saat menggunakannya orang cenderung tidak berkedip, padahal berkedip sangat dibutuhkan untuk melembapkan permukaan mata. Selain itu, jarak gawai dengan mata pada umumnya terlalu dekat. Tidak hanya itu, pengaturan cahaya pada gawai juga seringkali menjadi penyebab, gawai yang memantulkan cahaya atau memiliki kontras rendah antara teks dan latar belakang membuat mata menjadi lebih cepat lelah.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko mata lelah adalah pekerjaan yang membutuhkan seseorang untuk fokus melihat ke satu arah dalam waktu lama, serta pekerjaan yang banyak menggunakan komputer/laptop. Selain itu, kelainan penglihatan seperti rabun dekat, rabun jauh, dan astigmatisme (masalah pada lengkung lensa atau kornea mata, biasanya dikoreksi dengan lensa silinder) yang tidak dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak dapat menjadi faktor risiko. Faktor risiko lainnya adalah penyakit-penyakit yang menyebabkan kekuatan otot mata menjadi tidak seimbang, serta ketidakmampuan mata untuk mempertahankan posisi kedua bola mata saat memandang jarak dekat.

 

Gejala

Gejala yang sering dikeluhkan pada mata lelah adalah nyeri pada dan sekitar mata, sakit kepala yang terutama dipicu oleh memandang suatu objek terlalu dekat, lelah, pusing berputar, mual, kedutan otot wajah, serta migrain (sakit kepala sebelah). Gejala lainnya yang dapat muncul adalah mata kering atau berair, leher dan pundak tegang, peningkatan sensitivitas pada cahaya, serta sulit berkonsentrasi.

 

Diagnosis

Diagnosis pada mata lelah umumnya tidak memerlukan pemeriksaan khusus. Namun, untuk melihat adanya faktor risiko, dokter dapat melakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan tajam penglihatan, refleks cahaya, posisi dan pergerakan bola mata, serta lapang pandang. Dokter juga dapat memeriksa mata Anda untuk menentukan apakan penggunaan kacamata diperlukan untuk memperbaiki penglihatan sekaligus meredakan gejala yang Anda alami.

Diagnosis mata lelah dapat ditegakkan jika tidak ada penyakit pada mata yang serius.

 

Tata Laksana

Secara umum, kondisi mata lelah dapat ditangani sendiri. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan:

  • Batasi penggunaan gawai elektronik. Hal ini terutama pada anak-anak yang belum memahami hubungan antara bermain gawai terlalu lama dengan mata lelah.
  • Istirahatkan mata. Jika pekerjaan Anda mengharuskan untuk terus-menerus menggunakan gawai, ada baiknya Anda beristirahat dengan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan kepada suatu objek berjarak 20 kaki (6 meter) dari tempat Anda selama 20 detik.
  • Atur posisi layar Anda. Posisikan layar tepat di depan Anda dengan jarak kira-kira sama dengan lengan, sehingga bagian atas layar tepat pada atau sedikit di bawah mata Anda. Penggunaan kursi yang dapat diatur ketinggiannya juga dapat membantu.
  • Atur cahaya. Pengaturan cahaya sangat penting untuk mencegah mata lelah. Saat menonton televisi, ada baiknya jika cahaya ruangan Anda tidak terlalu terang. Saat membaca buku atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan jarak dekat, sebaiknya cahaya bersumber dari arah belakang Anda dan langsung mengarah ke objek yang menjadi fokus Anda. Jika Anda membaca di atas meja, lampu meja dapat diletakkan dengan posisi tudungnya tepat di depan mata Anda, agar mata Anda tidak langsung terpapar oleh cahaya.
  • Atur cahaya pada layar gawai Anda. Atur cahaya pada layar agar tidak terlalu gelap ataupun terang, serta agar kontras sesuai dengan mata Anda. Jika Anda butuh membaca, besarkan ukuran tulisan agar Anda dapat membaca lebih mudah.
  • Gunakan obat tetes air mata buatan. Obat tetes air mata buatan dapat dibeli tanpa resep dokter, yang dapat mencegah atau meredakan mata kering. Hindari penggunaan obat tetes air mata yang mengandung pereda mata merah. Gunakan obat tetes air mata buatan meskipun mata Anda baik-baik saja sehingga mata Anda tetap lembab dan mata tidak mudah lelah. 
  • Perbaiki kualitas udara. Kualitas udara dapat diperbaiki dengan penggunaan humidifier atau pelembap ruangan, serta mengatur pendingin ruangan agar udara yang mengalir tidak terlalu kencang. Selain itu, ada baiknya Anda menghindari tempat berasap. Jika Anda seorang perokok, ada baiknya Anda berhenti merokok.
  • Pilih alat bantu penglihatan yang tepat. Jika dokter menyarankan Anda untuk menggunakan kacamata atau lensa kontak, pilihlah kacamata atau lensa kontak yang khusus didesain untuk penggunaan gawai lama. Lapisan dan jenis lensa kacamata atau lensa kontak tertentu juga dapat mengontrol cahaya yang masuk ke mata.

Jika Anda atau anak Anda memiliki masalah pada bola mata seperti mata juling atau ketidakseimbangan kekuatan bola mata, dokter dapat membantu Anda untuk menangani hal tersebut.

 

Komplikasi

Pada umumnya, mata lelah tidak menyebabkan komplikasi yang serius pada mata.

 

Pencegahan

Pencegahan mata lelah dapat dilakukan dengan cara membatasi penggunaan gawai elektronik, rutin mengistirahatkan mata dengan aturan 20-20-20, serta mengatur posisi dan cahaya lampu atau layar gawai Anda. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda sudah melakukan pencegahan dan menangani sendiri gejala yang timbul, namun mata lelah tidak membaik, sebaiknya Anda ke dokter. Jika Anda merasakan adanya buram saat melihat, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu apakah Anda perlu bantuan kacamata atau tidak.

Jika anak Anda yang berusia di bawah 12 tahun mengeluhkan mata lelah, sebaiknya Anda memeriksakannya ke dokter, karena pada usia tersebut rentan terjadi kelainan seperti mata juling atau ketidakseimbangan kekuatan bola mata. Hal ini perlu ditangani segera sebelum menyebabkan komplikasi penglihatan pada saat dewasa.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 05:40

Dahl, A., & Stöppler, M. (2019). Eye Strain. Retrieved 12 November 2021, from https://www.medicinenet.com/eye_strain/article.htm

Eyestrain - Symptoms and causes. (2020). Retrieved 12 November 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eyestrain/symptoms-causes/syc-20372397

Hashemi, H., Saatchi, M., Yekta, A., Ali, B., Ostadimoghaddam, H., & Nabovati, P. et al. (2019). High Prevalence of Asthenopia among a Population of University Students. Journal Of Ophthalmic And Vision Research. doi: 10.18502/jovr.v14i4.5455

Shariff, A., Melendez, R., Epley, K., Adamopoulou, C., & Grigorian, A. (2021). Asthenopia - EyeWiki. Retrieved 12 November 2021, from https://eyewiki.aao.org/Asthenopia

 

Sheppard, A., & Wolffsohn, J. (2018). Digital eye strain: prevalence, measurement and amelioration. BMJ Open Ophthalmology, 3(1), e000146. doi: 10.1136/bmjophth-2018-000146