Bahaya Telinga Kemasukan Air saat Berenang

Bahaya Telinga Kemasukan Air saat Berenang
Ilustrasi sakit telinga. Credit: Freepik

Bagikan :


Berenang adalah olahraga yang banyak diminati anak-anak dan dewasa. Di balik manfaat olahraga berenang, terdapat risiko kesehatan mengintai seperti kemasukan air. Meski terdengar sepele, namun telinga kemasukan air dapat menyebabkan risiko infeksi serius.

 

Masalah Kesehatan Akibat Telinga Kemasukan Air saat Berenang

Saat berenang, Anda berisiko tinggi mengalami kemasukan air. Masuknya air di telinga jika tidak diatasi dengan tepat dapat memicu infeksi telinga dan masalah kesehatan lainnya.

Beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami akibat kemasukan air antara lain:

Swimmer’s ear

Swimmer’s ear adalah salah satu masalah kesehatan saat berenang yang banyak dialami perenang atau penyelam. Kondisi ini dikenal juga dengan otitis eksterna, yaitu infeksi telinga luar yang membentang dari gendang telinga hingga liang dan daun telinga. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh air yang tertinggal di dalam telinga sehingga menciptakan lingkungan lembap yang mendukung pertumbuhan bakteri.

Gejala swimmer's ear umumnya ringan, namun dapat memburuk jika infeksi tidak diobati dengan tepat. Pada infeksi swimmer's ear  ringan, gejala yang muncul antara lain: 

  • Gatal di liang telinga
  • Kemerahan di dalam telinga
  • Rasa tidak nyaman yang parah jika daun telinga ditarik atau tonjolan kecil di depan telinga (tragus) ditekan
  • Muncul cairan bening dan tidak berbau

Ketika infeksi semakin parah, gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Demam
  • Nyeri hebat yang menjalar ke wajah, leher, atau sisi kepala
  • Penyumbatan total liang telinga
  • Kemerahan atau pembengkakan di telinga bagian luar
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher

Baca Juga: Duh, Telinga Kemasukan Air, Bagaimana Cara Mengeluarkannya?

Otomikosis

Otomikosis adalah jenis infeksi jamur pada telinga yang banyak dialami orang yang sering berenang. Infeksi ini juga banyak dialami orang yang tinggal di daerah tropis, pengidap diabetes, atau memiliki kondisi medis dan kulit. Otomikosis biasanya menyerang salah satu telinga, namun dapat terjadi di kedua telinga.

Gejala otomikosis yang dapat muncul antara lain:

  • Nyeri
  • Gatal
  • Peradangan
  • Bengkak
  • Kemerahan
  • Keluarnya cairan dari telinga
  • Masalah pendengaran

Baca Juga: Penyebab Mata Merah Setelah Berenang dan Cara Mengatasinya

 

Penanganan Nyeri Akibat Air Masuk ke Telinga

Perawatan untuk nyeri akibat air masuk ke telinga bisa disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan infeksinya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri akibat masuknya air ke telinga antara lain:

  • Mengeluarkan air dari telinga
  • Menjaga telinga tetap kering saat berenang
  • Minum obat antijamur atau antibiotik (sesuai anjuran dokter)
  • Memberi tetes telinga antibiotik (sesuai anjuran dokter)
  • Memberi tetes telinga berbahan steroid (sesuai anjuran dokter)
  • Kompres hangat yang ditempelkan di telinga

 

Cara Mengeluarkan Air yang Masuk ke Telinga saat Berenang

Jika telinga Anda kemasukan air saat berenang, sebaiknya segera keluarkan dengan tuntas agar tidak meningkatkan risiko infeksi. Biasanya air dalam telinga dapat keluar dengan sendirinya, namun jika kesulitan mengeluarkan air, Anda bisa mencoba cara berikut:

  • Keringkan telinga bagian luar dengan handuk atau kain lembut. Jangan masukkan kain ke dalam liang telinga karena akan semakin mendorong air masuk ke telinga.
  • Miringkan kepala ke satu sisi untuk memudahkan aliran air keluar. Tarik daun telinga dengan lembut untuk meluruskan liang telinga sehingga air lebih mudah mengalir.
  • Arahkan pengering rambut ke arah telinga untuk mengeringkan air.

 

Masuknya air ke telinga dapat menyebabkan infeksi serius. Jika Anda mengalami infeksi telinga sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 29 Agustus 2024 | 05:02