Calcitriol

Bagikan :


Brand / Nama Lain

Oscal, Calesco, Ostriol, Kolkatriol, Kolkatriol F, Ostovel, Triocol 0,25.

 

Cara Kerja

Calcitriol masuk ke dalam kelas obat yang disebut analog vitamin D. Obat ini bekerja dengan membantu tubuh menyerap lebih banyak kalsium yang didapatkan dari makanan atau suplemen serta mengatur produksi hormon paratiroid (hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar kalsium dalam darah).

 

Indikasi

  • Hiperparatiroidisme (kondisi dimana kelenjar paratiroid (suatu kelenjar yang terletak di leher) memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid) akibat penyakit ginjal kronis.
  • Osteoporosis pasca menopause (kondisi tulang rapuh pada wanita yang sudah mengalami menopause/tidak lagi megalami menstruasi).
  • Osteodistrofi ginjal (penyakit tulang akibat penyakit ginjal kronis).
  • Hipoparatirodisme (kondisi dimana kelenjar paratiroid memproduksi terlalu sedikit hormon paratiroid).

 

Kontraindikasi

  • Riwayat alergi calcitriol atau obat/suplemen turunan vitamin D lainnya.
  • Hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah di atas nilai normal).
  • Kalsifikasi metastatik (kadar kalsium di dalam tubuh terlalu tinggi sehingga membentuk benjolan di kulit).

 

Efek Samping

  • Calcitriol biasanya jarang menimbulkan efek samping. Beri tahu dokter Anda segera jika Anda mengalami efek samping yang tidak biasa namun bisa berakibat serius, seperti: kehilangan nafsu makan, nyeri punggung/tulang/sendi/otot, embelit, mulut kering, mata nyeri/kemerahan/sensitif terhadap cahaya, sakit kepala, detak jantung menjadi cepat/lambat/tidak teratur, mual/muntah/diare, mengantuk, sakit perut, rasa haus yang meningkat, dan tanda-tanda gangguan ginjal (seperti perubahan jumlah urin).
  • Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini sangat jarang terjadi, tetapi segera cari pertolongan medis jika muncul gejala reaksi alergi yang serius, termasuk: ruam, gatal/bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan), pusing hebat, dan kesulitan bernapas.

 

Sediaan

Calcitriol tersedia dalam bentuk kapsul dengan kandungan 0,25/0,5 mcg.

 

Dosis

Hiperparatiroidisme Akibat Penyakit Ginjal Kronis

  • Dewasa: pada pasien dengan penyakit ginjal kronis derajat sedang hingga berat yang belum menjalani cuci darah: dosis awal 0,25 mcg per hari, dapat ditingkatkan menjadi 0,5 mcg per hari jika perlu.

Osteoporosis Pasca Menopause

  • Dewasa: 0,25 mcg 2 kali sehari.

Osteodistrofi Ginjal

  • Dewasa: Pada pasien yang menjalani cuci darah: dosis awal 0,25 mcg per hari, atau 0,25 mcg setiap 2 hari sekali (pada pasien dengan kadar kalsium normal atau hanya sedikit di bawah nilai normal), dosis dapat ditingkatkan sebesar 0,25 mcg dengan jarak 2 hingga 4 minggu jika perlu. Kisaran dosis: 0,5-1 mcg per hari.

Hipoparatiroidisme

  • Dewasa: dosis awal 0,25 mcg per hari diberikan di pagi hari, dosis dapat ditingkatkan dengan jarak 2 hingga 4 minggu jika perlu.

 

Keamanan

  • Beri tahu dokter Anda sebelumnya jika Anda akan menjalani operasi atau berada dalam kondisi yang mengharuskan Anda untuk duduk di kursi roda/berbaring lama di tempat tidur (imobilitas: kondisi dimana terdapat keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik) dalam jangka waktu yang lama. Kondisi imobilitas dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko efek samping dari calcitriol.
  • Pastikan untuk minum banyak cairan selama Anda mendapat pengobatan dengan calcitriol, kecuali jika dokter Anda memberikan arahan yang berbeda.
  • Selama kehamilan, obat ini harus digunakan hanya jika benar-benar dibutuhkan. Diskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter Anda.
  • Tidak diketahui apakah obat ini dikeluarkan melalui ASI. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menyusui.

 

Interaksi Obat

  • Peningkatan risiko hiperkalsemia jika diberikan dengan obat diuretik tiazid (obat untuk mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh melalui urin).
  • Dapat menyebabkan gangguan irama jantung jika dengan obat digitalis (obat sakit jantung).
  • Dapat menyebabkan hipermagnesemia (kadar magnesium dalam darah di atas nilai normal) jika diberikan dengan obat yang mengandung magnesium (misalnya antasida) pada pasien yang menjalani dialisis/cuci darah.
  • Efek calcitriol dapat menurun jika diberikan dengan obat anti kejang, misalnya karbamazepin, fenobarbital, dan fenitoin.
  • Efek calcitriol dapat menurun jika diberikan dengan obat anti radang/kortikosteroid.
  • Dapat meningkatkan risiko keracunan jika diberikan dengan obat turunan vitamin D lainnya.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr David Wiliam
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 14:34

BPOM RI. Calcitriol. cekbpom.pom.go.id. Retrieved 04 April 2022, from https://cekbpom.pom.go.id//home/produk/69bhknndt7v4km8sdutf8ashf5/all/row/10/page/1/order/4/DESC/search/5/calcitriol

MIMS Indonesia. Calcitriol. Mims.com. Retrieved 04 April 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/calcitriol?mtype=generic

Web MD. Calcitriol - Uses, Side Effects, and More. Webmd.com. Retrieved 04 April 2022, from https://www.webmd.com/drugs/2/drug-7448/calcitriol-oral/details

Medlineplus. Calcitriol. Medlineplus.gov. Retrieved 04 April 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682335.html