Clomifene

Credit: Westcoastin.com. Sediaan clomifene tablet 50mg

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Merek dagang dari obat ini adalah Fertion, Clomifen Citrate, Clomifil, GP Fertil, Dipthen, Blesifen, Fervula, Provula, Fertin, Clovertil, Pinfetil, Bifertil, Profertil, Genoclom

 

Cara Kerja

Obat ini merangsang terjadinya pematangan sel telur (ovulasi) dengan cara memberikan sinyal negatif pada kelenjar pituitari dan hipotalamus yang terdapat di otak sebagai pusat pengendalian hormon dalam tubuh. Selanjutnya kelenjar pituitari akan melepaskan hormon FSH (Follicle-stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang memicu terjadinya proses ovulasi.

 

Indikasi

Obat ini digunakan untuk pengobatan pada pasien perempuan yang mengalami ketidaksuburan (infertil) akibat gangguan ovulasi.

 

Kontraindikasi

Terdapat beberapa kondisi medis yang menjadi kontraindikasi penggunaan obat ini yaitu:

  • Mengalami perdarahan pada rahim yang tidak normal
  • Kista pada indung telur
  • Tumor pada kelenjar pituitari
  • Kelenjar tiroid dan adrenal bekerja tidak normal
  • Sedang menderita penyakit hati aktif
  • Gangguan pada organ hati
  • Kehamilan

 

Efek Samping

Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan obat ini yaitu:

  • Nyeri kepala
  • Gangguan tidur
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Sembelit
  • Peningkatan nafsu makan dan berat badan
  • Kemerahan pada wajah
  • Sering berkemih dan volume banyak
  • Gatal dan kemerahan pada kulit
  • Rambut rontok
  • Payudara tidak nyaman
  • Mengalami perdarahan
  • Vagina kering

Terdapat efek samping serius yang dapat terjadi yaitu OHSS (Ovarian Hyperstimulation Syndrome). Pada kondisi ini indung telur mengalami rangsangan berlebih untuk terjadinya ovulasi sehingga memberikan efek buruk berupa pembesaran pada indung telur secara keseluruhan, lapisan pembungkus jantung berisi cairan, nyeri perut, terdapat cairan pada rongga perut, tekanan darah rendah, detak jantung cepat dan dapat terjadi syok akibat kekurangan cairan tubuh.

 

Sediaan

Clomifene tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.

 

Dosis

Dosis clomifene untuk pengobatan gangguan ovulasi adalah 50 mg satu kali sehari selama 5 hari. Pengobatan dimulai saat tidak terjadi perdarahan pada rahim atau hari ke 5 masa menstruasi. Apabila tetap tidak mengalami ovulasi setelah 5-10 hari pasca konsumsi obat ini. Maka dosis dapat dinaikkan menjadi 100 mg diminum sehari satu kali selama 5 hari. Dengan jarak waktu dari dosis pertama adalah 30 hari. Maksimal pengobatan dapat diulang 3 kali.

 

Keamanan

Obat ini dalam kehamilan masuk kategori D. Artinya obat ini pada hewan uji coba dan manusia dapat menimbulkan kelainan pada janin. Sehingga obat ini tidak boleh digunakan saat sedang hamil atau kemungkinan tinggi terjadinya kehamilan pada seorang perempuan. Pada ibu menyusui belum diketahui dapat masuk ke dalam ASI atau tidak. Sehingga keamanan pada ibu menyusui belum diketahui.

 

Interaksi Obat

Interaksi obat ini dengan osmifene (obat untuk merangsang pertumbuhan sel vagina pada pasien yang sudah menopouse) dapat meningkatkan risiko terjadi gumpalan darah dan stroke.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Luluk Ummaimah A
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 09:32

Clomifene – Mims Indonesia. (2022). Retrieved 2 July 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clomifene?mtype=generic

Clomiphene Citrate -Uses, Side Effects and More – WebMD. (2022). Retrieved 2 July 2022, from https://www.webmd.com/drugs/2/drug-13979/clomiphene-citrate-oral/details

Clomiphene (Oral Route) - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2021). Retrieved 2 July 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/clomiphene-oral-route/description/drg-20063072

Clomiphene – MedlinePlus. (2022). Retrieved 2 July 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682704.html