Gangguan Kepribadian Klaster B

Bagikan :


Definisi

Gangguan kepribadian adalah sebuah gangguan jiwa dimana individu memiliki pola yang kaku dan tidak sehat dalam berpikir, berfungsi, dan berperilaku. Individu dengan gangguan kepribadian memiliki masalah dalam memahami dan berhubungan dengan orang lain karena kesulitannya dalam memahami situasi sosial. Hal ini menyebabkan gangguan dan keterbatasan yang signifikan dalam hubungannya dengan orang lain, aktivitas sosial, pekerjaan, dan belajar.

Gangguan ini biasanya mulai muncul saat usia remaja atau dewasa muda. Terdapat pengelompokan tipe gangguan kepribadian yaitu klaster A, B, dan C berdasarkan pada karakteristik gejala yang mirip. Beberapa dari tipe ini dapat tidak terlalu menonjol sampai usia yang lebih tua.

Gangguan kepribadian klaster B memiliki karakteristik dramatis, sangat emosional, dan cara berpikir atau berperilaku yang tidak dapat diprediksi. Klaster ini meliputi gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian ambang, gangguan kepribadian histrionik, dan gangguan kepribadian narsistik.

 

Penyebab

Kepribadian terbentuk sejak masa kanak-kanak melalui interaksi dari faktor genetik dan lingkungan tumbuh kembangnya. Beberapa sifat kepribadian dapat diturunkan dari orangtua ke anak melalui gen. Sifat yang diturunkan ini disebut dengan temperamen. Selain itu, tempat seseorang tumbuh besar, pengalaman yang dialami, dan bagaimana hubungan anak dengan anggota keluarga serta orang lain dapat menentukan pembentukan kepribadian seorang anak.

Oleh karena itu, faktor genetik dan lingkungan diduga berperan dalam menyebabkan munculnya gangguan kepribadian. Faktor genetik menyebabkan seseorang rentan mengalami gangguan kepribadian, sementara faktor lingkungan akan menjadi pencetus kerentanan itu untuk benar-benar berkembang menjadi gangguan yang nyata.

 

Faktor Risiko

Meskipun penyebab pasti dari gangguan kepribadian masih belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan kepribadian. Faktor tersebut adalah:

  • Adanya anggota keluarga dengan riwayat gangguan kepribadian atau gangguan jiwa lainnya
  • Dibesarkan dalam keluarga yang keras, kasar, tidak stabil, dan berantakan
  • Pernah didiagnosa dengan gangguan perilaku saat kanak-kanak

 

Gejala

Gangguan kepribadian antisosial 

Kata antisosial bukan berarti orang tersebut tidak mau berbicara dengan orang lain, melainkan mereka cenderung melanggar aturan sosial dan hukum. Individu antisosial menentang masyarakat sehingga disebut ‘antisosial’. Mereka cenderung mengabaikan perasaan dan hak orang lain dan biasanya hanya fokus pada diri sendiri dan tujuannya tanpa.

Gejala dari gangguan kepribadian antisosial adalah:

  • Tidak peduli terhadap kebutuhan atau perasaan orang lain
  • Sering berbohong, mencuri, menggunakan nama alias, menipu orang lain
  • Sering berurusan dengan masalah hukum
  • Sering melanggar hak orang lain
  • Berperilaku agresif, impulsif dan seringkali kasar
  • Tidak peduli terhadap keselamatan diri sendiri maupun orang lain
  • Memiliki perilaku tidak bertanggungjawab yang persisten
  • Tidak ada penyesalan terhadap perilaku negatif yang dilakukan

 

Gangguan kepribadian ambang 

Individu dengan gangguan ini memiliki citra diri yang rendah. Mereka bergantung pada orang lain untuk membuat diri mereka merasa stabil dan menempatkan harga dirinya pada sebuah hubungan. Mereka dapat memanipulasi orang lain agar orang tersebut tidak meninggalkannya. Hal ini membuat orang dengan kepribadian ambang sering mengidolakan seseorang, sampai orang tersebut membuat suatu kesalahan. Opini mereka terhadap orang itu akan berubah 180 derajat sampai mereka memutus hubungan.

Penderita gangguan ini juga sering memiliki mood yang tidak konsisten, suasana hatinya dapat berubah dari positif menjadi negatif tanpa adanya suatu penyebab yang jelas. Gejala lain gangguan ini antara lain:

  • Perilaku impulsif dan berisiko seperti berhubungan intim yang tidak aman, berjudi, binge eating
  • Citra diri yang tidak stabil atau rapuh
  • Hubungan dengan teman atau pasangan yang tidak stabil dan intens
  • Suasana hati (mood) yang labil, sering merupakan reaksi dari stres
  • Perilaku menyakiti atau bunuh diri, atau ancaman untuk menyakiti diri sendiri
  • Ketakutan yang besar akan kesendirian atau ditinggalkan
  • Perasaan hampa yang terus menerus
  • Sering memperlihatkan kemarahan yang intens
  • Paranoid yang hilang timbul yang disebabkan oleh stres
  • Pemikiran yang hitam dan putih

 

Gangguan kepribadian histrionik

Orang dengan gangguan ini terus-menerus menginginkan perhatian dan secara aktif mencari perhatian. Oleh karena itu, mereka sangat memperhatikan penampilan dan pembawaan diri mereka. Gejala dari gangguan ini meliputi:

  • Sangat emosional, dramatis, atau provokatif secara seksual untuk menarik perhatian
  • Berbicara dengan dramatis, mengutarakan opini yang ekstrem tanpa fakta atau detil yang mendukung
  • Mudah dipengaruhi oleh orang lain
  • Emosi yang dangkal dan cepat berganti-ganti
  • Sangat memperhatikan penampilan fisik
  • Berpikir bahwa hubungannya dengan orang lain sangat dekat, lebih dekat daripada realita
  • Gangguan kepribadian narsisitik
  • Mempercayai bahwa dirinya spesial dan lebih penting daripada orang lain
  • Berfantasi mengenai kekuasaan, sukses, dan daya pikat
  • Tidak dapat memahami kebutuhan dan perasaan orang lain
  • Melebih-lebihkan pencapaian atau bakat yang dipunyai
  • Berharap selalu dipuji dan dikagumi
  • Arogan
  • Memiliki harapan untuk mendapatkan bantuan dan keuntungan, sering mengambil keuntungan dari orang lain
  • Iri terhadap orang lain, tidak mau memakui kesuksesan orang lain
  • Percaya bahwa orang lain iri dengan dirinya

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis suatu gangguan kepribadian, dokter akan mewawancarai pasien serta anggota keluarga atau pengasuhnya seputar riwayat kesehatan pasien. Dapat dilakukan juga pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah ada penyebab medis yang mendasari gejala yang dialami. Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan untuk memeriksa kadar alkohol atau senyawa lain dalam tubuh.

Selain itu, pemeriksaan psikiatri dapat dilakukan untuk mengetahui pikiran, perasaan, dan perilaku pasien dengan bantuan kuesioner. Keluarga juga dapat menjadi sumber informasi untuk lebih memperkuat diagnosis.

Terkadang menentukan tipe gangguan kepribadian tidak mudah karena beberapa gejala dari setiap tipe gangguan memiliki kemiripan dan juga dapat muncul lebih dari satu tipe gangguan. Beberapa orang dengan tipe gangguan tertentu dapat memiliki satu gejala tipe lainnya.

Diagnosis suatu tipe gangguan kepribadian tidak harus mencakup seluruh gejala yang ada dan tidak semua orang yang memiliki respon emosi yang kuat dan perilaku yang dramatis merupakan penderita gangguan kepribadian. Secara umum, diagnosis gangguan kepribadian ditegakkan jika gejala tersebut mengganggu seseorang dan mengakibatkan masalah pada setidaknya dua hal dari:

  • Cara memandang citra diri, orang lain, dan kejadian sehari-hari
  • Kesesuaian respon emosional terhadap berbagai situasi
  • Fungsi sehari-hari dalam berhubungan dengan orang lain
  • Kemampuan mengontrol impuls dalam diri

 

Tata Laksana

Gangguan kepribadian bersifat jangka panjang sehingga terapi membutuhkan waktu yang lama, dari berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pilihan terapi terbaik didasarkan pada tipe gangguan kepribadian, berat ringannya, serta dampak yang ditimbulkan pada kehidupan. Pilihan terapi biasanya jatuh pada psikoterapi yang dapat disertai atau tanpa obat-obatan.

  • Saat sesi psikoterapi Anda dapat menceritakan mengenai mood, perasaan, pikiran, dan perilaku Anda. Anda juga akan belajar untuk menanggulangi stress dan gangguan yang Anda alami. Psikoterapi dapat dilakukan secara individu, di dalam grup, ataupun bersama keluarga atau teman.
  • Obat-obatan, belum ada obat spesifik untuk gangguan kepribadian yang disetujui sebagai pilihan terapi utama, melainkan hanya ada obat untuk mengontrol gejala dari gangguan tersebut.

Beberapa kasus gangguan kepribadian sangat berat sehingga perlu dirawat inap, dilakukan bila penderita memiliki kecenderungan menyakiti atau membahayakan diri sendiri ataupun orang lain di sekitarnya.

 

Komplikasi

Gangguan kepribadian yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah yang signifikan pada kehidupan sehari-hari dan akan memburuk seiring waktu. Masalah tersebut tidak hanya dialami oleh individu dengan gangguan kepribadian namun juga orang-orang terdekatnya.

Gangguan ini dapat menyebabkan masalah pada hubungan dengan orang lain, pekerjaan, belajar, dan dapat berujung pada isolasi sosial atau penyalahgunaan obat dan alkohol.

 

Pencegahan

Sampai saat ini tidak ada cara yang diketahui dapat mencegah ganggaun kepribadian. Namun, ada cara untuk mencegah timbulnya berbagai masalah yang timbul akibat gangguan ini, salah satunya adalah mencari bantuan sesegera mungkin.

 

Kapan Harus ke Dokter

Jika Anda memiliki gejala gangguan kepribadian yang dirasa sudah mengganggu diri Anda dan hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog.

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 18:54

Personality disorders - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2022). Retrieved 8 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/personality-disorders/diagnosis-treatment/drc-20354468.

What Are Cluster B Personality Disorders?. WebMD. (2022). Retrieved 8 February 2022, from https://www.webmd.com/mental-health/what-are-cluster-b-personality-disorders.

Cluster B personality disorders: Types and symptoms. Medicalnewstoday.com. (2022). Retrieved 8 February 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/320508.

Cluster B Personality Disorders: Traits, Treatment, and More. Healthline. (2022). Retrieved 8 February 2022, from https://www.healthline.com/health/cluster-b-personality-disorders.

DSM-5: The Ten Personality Disorders: Cluster B. Mentalhelp.net. (2022). Retrieved 8 February 2022, from https://www.mentalhelp.net/personality-disorders/cluster-b/.