• Beranda
  • Penyakit
  • Kebotakan Akibat Faktor Keturunan (Androgenetik Alopecia), Begini Cara Mengatasinya

Kebotakan Akibat Faktor Keturunan (Androgenetik Alopecia), Begini Cara Mengatasinya

Kebotakan Akibat Faktor Keturunan (Androgenetik Alopecia), Begini Cara Mengatasinya
Ilustrasi kebotakan. Credits: Freepik

Bagikan :


Androgenetik alopecia dikenal sebagai kebotakan akibat faktor keturunan. Kondisi ini bisa terjadi pada pria dan wanita yang sering kali ditandai dengan penipisan rambut secara bertahap.

Meskipun tidak menyebabkan rasa sakit, namun dampaknya terhadap penampilan fisik bisa memengaruhi rasa percaya diri seseorang. Anda perlu mengetahui bagaimana cara mengatasinya, termasuk memperlambat proses kebotakan dan merangsang pertumbuhan rambut kembali.

 

Ciri-Ciri Androgenetik Alopecia

Pola kebotakan androgenetik alopecia mudah dikenali karena memiliki ciri-ciri yang khas. Pada pria, biasanya penyusutan garis rambut dimulai di area pelipis membentuk pola M, sedangkan pada wanita penipisan rambut dimulai di bagian atas tengah kepala.

Kebotakan terjadi secara bertahap dan biasanya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. Jadi, ini bukan jenis kerontokan rambut yang tiba-tiba.

Baca Juga: Penyebab Garis Rambut di Dahi Mundur, Benarkah Tanda-Tanda Kebotakan?

 

Pengobatan Androgenetik Alopecia

Untuk mengatasi kebotakan terkait keturunan ini, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan keluarga. Biopsi kulit kepala dan tes darah mungkin dibutuhkan untuk memeriksa adanya gangguan hormonal atau kondisi lain.

Ada beberapa pilihan pengobatan dan perawatan yang tersedia untuk mengatasi androgenetik alopecia, di antaranya:

Pemberian obat

Minoxidil dan finasteride adalah obat yang biasanya diberikan untuk mengatasi androgenetik alopecia. Minoxidil biasanya diberikan sebagai obat topikal yang dioleskan langsung ke kulit kepala. Obat ini akan membantu merangsang folikel rambut dan memperlambat kerontokan rambut.

Sedangkan, finasteride adalah obat oral (minum) yang bekerja dengan menghambat enzim yang mengubah testosterone menjadi dihidrostestosterone, sehingga mencegah rambut menjadi lebih tipis, halus, dan mudah rontok.

Transplantasi rambut

Transplantasi rambut menjadi salah satu perawatan yang paling efektif untuk mengatasi kebotakan pada androgenetik alopecia. Dibandingkan dengan perawatan lain seperti obat-obatan yang harus digunakan terus-menerus, transplantasi rambut memberikan hasil yang lebih permanen.

Transplantasi rambut juga umumnya direkomendasikan apabila pengobatan oral maupun topikal tidak berhasil dilakukan.

Prosedur platelet-rich plasma (PRP)

Prosedur PRP merupakan metode perawatan non-bedah untuk mengatasi penipisan rambut atau kebotakan. Prosedur ini dimulai dengan mengambil darah dari lengan, memisahkan plasma kaya trombosit dan mengumpulkan plasma yang kaya trombosit (PRP) untuk disuntikkan di area kulit kepala.

Injeksi PRP ini diharapkan dapat merangsang sel-sel folikel rambut untuk tumbuh dan membantu memperbaiki folikel rambut yang rusak. Biasanya dibutuhkan beberapa sesi PRP untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Baca Juga: Terapi PRP: Dapatkah Mengatasi Rambut Rontok dan Kebotakan?

Penggunaan wig

Menggunakan wig dan menata gaya rambut dapat membantu menyamarkan area kebotakan. Cara ini juga dianggap lebih efektif khususnya bagi mereka yang membutuhkan solusi instan dan tanpa risiko medis. Gaya rambut juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan harian atau acara khusus. Anda bisa berganti gaya rambut sesering yang diinginkan.

 

Setiap metode perawatan memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Efektivitasnya tergantung pada kondisi Anda, sehingga Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda.

Memiliki pertanyaan lain terkait dengan masalah kebotakan atau kerontokan rambut? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 3 September 2024 | 07:14