Keratoglobus

Bagikan :


Definisi

Keratoglobus merupakan kondisi di mana kornea berubah menjadi bulat dan menipis, terutama pada bagian pinggir. Keadaan ini akan membuat kornea lebih rentan pecah jika terkena trauma yang ringan. Keratoglobus merupakan kelainan mata yang langka dan diperkirakan menurun secara genetik. Namun, hingga kini, penyebab spesifik dari keratoglobus belum diketahui lebih lanjut.

 

Penyebab

Hingga saat ini, masih belum ditemukan penyebab spesifik dari keratoglobus. Keratoglobus saat ini diperkirakan menurun secara genetik dan memiliki kaitan dengan beberapa kelainan genetik, seperti:

  1. Sindroma Ehler-Danlos tipe VI: Merupakan kelainan genetik yang diturunkan, dapat menimbulkan gejala yang berhubungan dengan gangguan di jaringan ikat. Keadaan ini dapat mengenai bagian sendi dan kulit. 
  2. Sindroma Marfan: Merupakan kelainan yang mengenai jaringan ikat, biasanya mengenai bagian pembuluh darah, mata, jantung, dan tulang. Seseorang yang mengalami sindroma Marfan memiliki gambaran umum memiliki tinggi badan yang lebih dari rata-rata.
  3. Sindroma sklera biru: Kelainan di mana sklera seseorang memiliki warna kebiruan, nama lainnya adalah sindroma Van Der Heave. Kelainan ini mengenai pembentukan jaringan ikat di tubuh.
  4. Kelainan kongenital amaurosis Leber’s: Kelainan yang mengenai bagian retina, salah satu gejala yang khas dari kelainan ini adalah gerakan mengucek mata atau menekan di daerah mata untuk mengurangi nyeri.  
  5. Konjungtivitis vernal: Merupakan keadaan inflamasi pada mata yang disebabkan oleh reaksi alergi. Keadaan ini bersifat kronik dan menyebabkan pembengkakan di sekitar mata.
  6. Blefaritis marginal kronik: Blefaritis adalah keadaan inflamasi untuk waktu yang lama/kronik di kelopak mata. 
  7. Ektasia kornea atau kelemahan pada kornea yang disebabkan oleh gerakan mengucek mata secara berulang. 

 

Faktor Risiko

Hingga saat ini faktor risiko dari keratoglobus belum ditemukan. Jika terdapat kelainan kongenital yang menurun di keluarga, dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami kelainan mata keratoglobus.

 

Gejala

Gejala dan tanda yang khas dari keratoglobus dapat dilihat dari gambaran kornea mata. Terdapat dua tipe keratoglobus yang dapat dialami oleh seseorang berdasarkan penyebabnya. Keratoglobus dapat terjadi pada saat lahir dan merupakan bagian dari kelainan kongenital yang diturunkan secara keluarga. Hal ini dapat terjadi karena penyakit lain yaitu konjungtivitis vernal, yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh gangguan tiroid dan peradangan di  kelopak mata yang kronis. Pada gejala fisik, dapat ditemukan gejala yang bervariasi, seperti:

  1. Rabun jauh dengan astigmatisme atau mata silindris. Meski merupakan penurunan tajam penglihatan, keadaan ini sulit diperbaiki dengan penggunaan kacamata. Keluhan ini dirasakan di kedua mata.
  2. Kesulitan dalam pemakaian lensa kontak pada mata karena bentuk kornea yang iregular.
  3. Pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala hingga kornea pecah. Hal ini disebabkan oleh lapisan kornea yang sangat tipis.
  4. Nyeri pada kedua mata, bisa muncul sekali atau berulang yang disertai dengan gangguan pandangan.
  5. Refleks retina yang iregular, hal ini diperiksa oleh tenaga kesehatan.
  6. Pada pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan alat untuk melihat lapisan kornea lebih jelas, dapat ditemukan lapisan kornea yang sangat tipis dengan bagian pinggir yang lebih tipis dari bagian tengah.

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis keratoglobus, terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien, termasuk dari pemeriksaan mata menggunakan alat untuk memeriksa keadaan mata dengan lebih jelas hingga pemeriksaan laboratorium untuk menggali penyebab dari keluhan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk melihat keadaan mata anda adalah:

  1. Pemeriksaan visus mata dan penilaian kelainan refraksi mata. 
  2. Pemeriksaan menggunakan slit lamp untuk memeriksa bilik depan mata
  3. Pemeriksaan lain seperti pusat saraf mata, retina, koroid dan pembuluh darah yang ada di mata bagian belakang untuk menilai komplikasi yang ada.
  4. Penggunaan pemeriksaan penunjang seperti ultrasound atau corneal topography untuk menilai keadaan kornea.

 

Tata Laksana

Pengobatan keratoglobus bergantung dari keparahan keadaan kornea dan keluhan yang dialami pasien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan yang ada dan mencegah komplikasi dari keratoglobus adalah sebagai berikut:

  1. Penggunaan kacamata untuk mengoreksi kelainan refraksi yang terjadi pada mata. Jika anda mengalami keratoglobus, penggunaan kacamata akan membantu dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Selain mengoreksi penglihatan mata, kacamata juga berfungsi untuk melindungi mata dari trauma. Namun, kelainan refraksi pada penderita keratoglobus cenderung sulit diperbaiki.
  2. Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan kongenital yang ada pada seseorang, seperti pemeriksaan genetik atau pemeriksaan laboratorium.
  3. Penggunaan kontak lensa yang lunak ataupun keras dapat membantu penglihatan. Penggunaan lensa kontak yang permanen dapat membantu dalam mengkoreksi kelainan refraksi yang dialami. Penggunaan lensa kontak harus dengan pengawasan dan saran dokter.
  4. Tindakan operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki lapisan yang tipis kornea yang tipis. Namun, tindakan ini bukan merupakan pengobatan lini pertama dan hingga saat ini masih belum ada baku emas untuk tindakan operasi.

 

Komplikasi

Keratoglobus dapat menyebabkan beberapa kondisi yang membahayakan untuk mata. Komplikasi yang dapat muncul dari keratoglobus adalah:

  1. Hidrops kornea akut: Merupakan keadaan dimana kornea mendadak menjadi berkabut karena penumpukan cairan pada bilik mata bagian depan. Hidrops dapat menyebabkan rasa nyeri dan kehilangan penglihatan mendadak. 
  2. Perforasi kornea: Merupakan keadaan dimana korena pecah secara spontan atau karena trauma dari luar. Pecahnya kornea secara spontan dapat disebabkan oleh keadaan infeksi, autoimun atau hilangnya persarafan ke kornea. 

 

Pencegahan

Hingga saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah terjadinya keratoglobus. Hal tersebut dikarenakan keratoglobus diturunkan secara genetik. Namun, apabila telah mengalami keratoglobus, sebaiknya periksakan diri secara rutin ke dokter agar dapat mencegah terjadinya komplikasi.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Keluhan yang anda rasakan dapat berbeda, perhatikan tanda-tanda berikut untuk dapat mengenali kasus kegawatdaruratan mata secara dini. Segera ke dokter jika mengalami gejala sebagai berikut:

  1. Nyeri mendadak di kedua atau salah satu dari mata.
  2. Kebutaan atau kesulitan untuk melihat yang dialami secara tiba-tiba.
  3. Terdapat trauma pada satu atau kedua mata yang disertai dengan kehilangan kemampuan untuk melihat.
  4. Kekeruhan di bagian kornea disertai dengan kehilangan kemampuan untuk melihat. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 23:54
  1. Keratoglobus : Symptoms, Causes, Diagnosis, Management and Complications -. Aimu.us. (2021). 
  2. Ehlers-Danlos syndromes. nhs.uk. (2021). 
  3. Marfan syndrome - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2021). 
  4. Leber congenital amaurosis: MedlinePlus Genetics. Medlineplus.gov. (2021).
  5. Vernal conjunctivitis: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Medlineplus.gov. (2021).
  6. Putnam, C. (2016). Diagnosis and management of blepharitis: an optometrist’s perspective. Clinical Optometry, Volume 8, 71-78. https://doi.org/10.2147/opto.s84795
  7. Fenzi, C., Bunya, V., & Rose, L. (2021). Keratoglobus - EyeWiki. Eyewiki.aao.org. Retrieved 21 November 2021, from https://eyewiki.aao.org/Keratoglobus.
  8. Keratoconus, C. (2021). Corneal Hydrops: A Complication of Keratoconus. Emra.org. 
  9. Weiner, G. (2021). Corneal Perforations. American Academy of Ophthalmology. Retrieved 21 November 2021, from https://www.aao.org/eyenet/article/corneal-perforations.
  10. Kanski, J. J. (2020). Clinical diagnosis in ophthalmology. Elsevier Mosby.