Mengapa Semakin Tua Semakin Mudah Gemuk?

Bagikan :


Jika Anda amati, tubuh orang tua atau lansia yang berusia 60 tahun ke atas cenderung menyimpan lemak lebih banyak dibanding ketika mereka berada di usia 40 tahunan. Lemak di area perut, terutama lemak di sekitar organ tubuh dapat menimbulkan beberapa bahaya bagi kesehatan. Ketika di usia tua, lemak ini juga meningkatkan risiko berbagai kesehatan lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung. Lalu, mengapa semakin tua semakin mudah bertambah gemuk dan bagaimana mengatasinya?

 

Penyebab mudah gemuk saat usia lansia

Banyak yang beranggapan bahwa tubuh jadi mudah gemuk karena metabolisme melambat seiring berjalannya usia. Namun pendapat ini dibantah oleh para ahli. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science, para peneliti mengungkapkan bahwa metabolisme manusia cenderung stabil ketika memasuki usia 20-60 tahun. Baru setelah usia melewati 60 tahun metabolisme manusia cenderung melambat.

Dapat dikatakan bahwa laju metabolisme manusia dewasa di usia 20-60 tahun benar-benar stabil. Sehingga penambahan berat badan khususnya lemak perut tidak ada kaitannya dengan metabolisme tubuh manusia usai dewasa. Seiring bertambahnya usia, stamina serta tingkat aktifitas manusia akan menurun sehingga asupan sehari-hari tidak akan terpakai sepenuhnya dan tersimpan menjadi lemak. Sebenarnya pola hiduplah yang dapat mempengaruhi berat badan seseorang.

Dalam sebuah penelitian di Karolinska Institute Swedia menyebutkan bahwa bertambahnya lingkar pinggang pada manusia dewasa disebabkan oleh berubahnya lemak menjadi jaringan lemak sehingga lemak pada perut lebih mudah bertambah. Pada penelitian tersebut, para ahli mengamati sel-sel lemak pada 54 pria dan wanita selama 13 tahun. Pada penelitian tersebut, semua peserta mengalami perubahan lipid menjadi jaringan lemak. Mereka yang tidak mengimbanginya dengan mengurangi asupan kalori sehari-hari cenderung menambah berat badan hingga 20 persen. Para peneliti menganggap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengatasi obesitas.

 

Tips menurunkan berat badan bagi lansia

Lingkar pinggang dan perut yang melebar dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan kolesterol. Pembakaran kalori saat lansia akan menurun dibandingkan ketika memasuki usia muda. Pembakaran lemak cenderung lebih sulit dilakukan ketika sudah memasuki usia lanjut. Namun tak perlu khawatir, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan bagi lansia terutama yang memiliki kecenderungan untuk mengalami obesitas:

1. Olahraga secara rutin

Olahraga bukan hanya perlu dilakukan oleh orang usia muda, namun juga ketika Anda sudah memasuki usia lansia. Olahraga rutin dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan meningkatkan massa otot. Bagi lansia, beberapa olahraga yang direkomendasikan adalah olahraga untuk melatih kekuatan otot seperti pilates, senam, berenang dan yoga. Selain membantu melatih pernapasan, olahraga ini juga baik untuk membakar kalori.

2. Konsumsi makanan tinggi protein

Memasuki usia lanjut, salah satu cara membantu mengontrol berat badan adalah mengonsumsi makanan tinggi protein untuk mempertahankan massa otot. Beberapa jenis protein yang disarankan bagi para lansia antara lain telur, ikan, ayam dan daging sapi. Selain bermanfaat untuk meningkatkan massa otot, protein juga dapat memberi rasa kenyang lebih lama sehingga mencegah lansia makan secara berlebihan.

3. Kurangi asupan gula dan kalori

Selain meningkatkan konsumsi protein, lansia juga perlu mengurangi asupan gula dan kalori untuk mencegah penumpukan lemak dan kenaikan berat badan. Terlalu banyak mengonsumsi gula dan kalori juga dapat meningkatkan risiko diabetes pada lansia. Sebagai pengganti makanan manis, lansia juga disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan segar.

 

Menurunkan berat badan pada usia lansia lebih sulit dibandingkan ketika Anda masih berusia muda. Untuk itu sebaiknya terapkan gaya hidup sehat sejak usia muda dengan makan makanan sehat dan seimbang, olahraga rutin, perbanyak air putih serta istirahat yang cukup.

 

Writer: Ratih

Edited by: dr. Nadya Hambali

Last updated: 18-August-2021