Pewarna Makanan: Berbahaya Atau Tidak Sih?

Daftar Isi


ADS

287 x 220

Bagikan :


Penggunaan pewarna makanan sangat membantu produsen makanan dalam meningkatkan penampilan produk makanan supaya lebih menggoda dan mengundang selera. Dewasa ini, penggunaan pewarna makanan semakin meningkat, bahkan pewarna makanan digunakan untuk produk acar, ikan salmon, dan saus salad.

Berbagai peringatan telah diungkapkan bahwa pewarna makanan baik yang berizin maupun tidak, keduanya sama-sama membawa dampak negatif bagi kesehatan, misalnya hiperaktif pada anak, memicu kanker, serta alergi.

Berikut ini adalah daftar warna yang digunakan dan sudah mendapatkan ijin untuk dijadikan pewarna makanan buatan seperti dilansir Healthline.

Merah no 3 (Erythrosine)

Digunakan untuk mewarnai permen, es krim, dan dekorasi cake

Merah no 40 (Allura red)

Digunakan untuk mewarnai minuman berenergi, permen, bumbu, dan sereal

Kuning no 5 (Tartrazine)

Warna kuning yang dihasilkan adalah kuning lemon, yang bisa ditemukan di permen, minuman bersoda, keripik, popcorn dan sereal

Kuning no 6 (Sunset Yellow)

Biasanya digunakan untuk mewarnai permen, saus, aneka produk yang dipanggang, buah-buahan yang diawetkan

Biru no 1 (Brilliant blue)

Warna biru kehijauan ini biasanya ditemukan di es krim, kacang kaleng, sup kaleng, es krim, dan icing

Biru no 2 (Indigo carmine)

Adalah jenis royal blue yang umumnya ditemukan pada permen, es krim, sereal dan snack

Sampai hari ini sebenarnya topik ini masih menjadi kontroversi. US Food and Drug Administration (FDA) dan the European Food Safety Authority (EFSA) telah menyimpulkan bahwa penggunaan pewarna makanan tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Namun, tidak semua orang tentu sependapat dengan kesimpulan tersebut, sebagian besar lebih nyaman memilih pewarna makanan dari bahan alami.

Konsumsi pewarna makanan buatan terus meningkat terutama di kalangan anak-anak. Melihat mereka mengonsumsi makanan dengan pewarna buatan tentu mengkhawatirkan, bukan?

Mari kita beralih ke pewarna alami saja yuk!

Dilansir food52, ada beberapa sumber makanan yang bisa dijadikan pewarna alami. Bahan utamanya berasal dari buah-buahan atau sayur-sayuran yang dengan mudah bisa Anda temukan sehari-hari, misalnya seperti:

warna merah muda: strawberry, raspberry
warna merah: buah bit, tomat, buah naga
warna oranye: wortel, paprika, ketela rambat
warna kuning: saffron, kunyit
warna hijau: matcha, bayam, daun pandan
warna biru: kubis ungu + baking soda
warna ungu: ketela ungu, blueberry
warna cokelat: kopi, teh, bubuk cokelat
warna hitam: zat arang aktif, tinta cumi

Dalam menggunakan bahan alami sebagai pewarna alami, selain memperhatikan warna, Anda juga harus mempertimbangkan rasa dasar. Apakah rasanya akan mempengaruhi bahan yang akan Anda warnai atau tidak.

Karena terbuat dari bahan alami, pewarna alami biasanya mudah pudar. Diperlukan percobaan untuk menentukan berapa banyak bahan yang harus Anda gunakan agar warnanya tidak pudar dan dapat menghasilkan warna yang solid. Selain itu Anda juga harus mempertimbangkan suhu, apakah setelah mencapai suhu tertentu warna yang dihasilkan akan berubah? Umumnya, ketika dipanaskan warna makanan bisa berubah lebih muda atau sedikit pudar.

Bagaimana, apakah Anda berminat mencoba pewarna alami yang bisa Anda buat sendiri di rumah?

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 00:11

Becky Bell, MS, RD. 2017. Food Dyes: Harmless or Harmful? Healthline. Available from :  https://www.healthline.com/nutrition/food-dyes

Stachowiak MO, Elliott CT . 2017, Food colors: Existing and emerging food safety concerns.PMID: 25849411

 

Erin Jeanne Mcdowell. How to Make Natural Food Coloring From Ingredients in Your Kitchen. Food52. 2020. Available from : https://food52.com/blog/16265-how-to-make-all-natural-food-dyes-from-ingredients-in-your-kitchen