Mengenal Sensory Processing Disorder (SPD) dan Tanda-Tandanya

Mengenal Sensory Processing Disorder (SPD) dan Tanda-Tandanya
Ilustrasi anak SPD. Credits: Freepik

Bagikan :


Sensory Processing Disorder (SPD) adalah kondisi yang bisa dialami seseorang (khususnya anak-anak), di mana otak kesulitan menerima dan merespons informasi yang datang dari pancaindra. Anak-anak dengan gangguan ini mungkin mengalami kesulitan dalam memproses rangsangan seperti suara, cahaya, sentuhan, dan gerakan.

SPD pada anak-anak dapat memengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dan menjalani aktivitas sehari-hari. Misalnya kesulitan berada di lingkungan ramai atau tidak bisa berkonsentrasi di kelas. Ketahui lebih lanjut mengenai apa itu Sensory Processing Disorder dan tanda-tanda lain yang bisa dikenali pada anak.

 

Apa itu Sensory Processing Disorder (SPD)?

Sensory Processing Disorder atau SPD adalah kondisi di mana otak kesulitan dalam menerima, mengatur dan merespons informasi yang datang dari pancaindra. Kondisi ini bisa memengaruhi bagaimana seseorang merasakan dan bereaksi terhadap rangsangan sensorik, seperti cahaya, suara, sentuhan, rasa, dan juga bau.

Orang dengan SPD bisa menjadi sangat sensitif atau kurang sensitif terhadap rangsangan tertentu.

Baca Juga: Permainan Sensorik, Mengapa Penting bagi Anak?

 

Tanda dan Gejala Sensory Processing Disorder (SPD)

Sensory Processing Disorder atau SPD, dapat memengaruhi satu atau beberapa pancaindra sekaligus, termasuk pendengaran, sentuhan atau rasa. Gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Hipersensitivitas terhadap rangsangan

Anak-anak bisa sangat sensitif terhadap rangsangan sensorik dan merasa tidak nyaman atau sakit terhadap hal-hal yang tampak sepele bagi orang lain. Misalnya suara yang dihasilkan oleh blender, mesin cuci, atau daun yang bergesekan dengan jendela, yang dapat membuat mereka merasa mual atau ingin bersembunyi di bawah meja.

Mereka juga mungkin bereaksi seperti berteriak ketika disentuh atau menghindari tekstur makanan tertentu.

Hiposensitivitas terhadap rangsangan

Sebaliknya, hiposensitivitas pada SPD adalah kondisi di mana anak mungkin tidak merespons rangsangan sensorik yang biasanya menarik perhatian orang lain. Mereka mungkin tidak merasakan perbedaan suhu seperti panas atau dingin, tidak bereaksi terhadap perubahan cahaya, lebih suka makanan dengan rasa dan tekstur yang kuat, atau sering kali tidak menyadari adanya bau yang tidak menyenangkan.

Kesulitan mengatur emosi dan perilaku

Anak-anak dengan Sensory Processing Disorder atau SPD, mungkin kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku. Mereka bisa mengalami perubahan mood yang tiba-tiba, kesulitan dalam mengatasi perubahan dalam rutinitas, mungkin sering mengalami tantrum saat terpapar rangsangan sensorik yang terlalu intens.

Baca Juga: Mengenal Birth Order, Teori Urutan Kelahiran Anak

Keterlambatan dalam pengembangkan keterampilan motorik

Anak-anak dengan SPD juga biasanya memiliki masalah dalam keseimbangan, koordinasi, atau keterampilan motorik halus. Gerakan mereka kasar dan tampak canggung atau sering jatuh.

Mengalami kecemasan atau ketidaknyamanan

Beberapa anak dengan SPD sering kesulitan dalam situasi sosial karena ketidaknyamanan dengan rangsangan sensorik. Mereka cenderung menghindari kegiatan tertentu karena sensasi tidak nyaman atau menyakitkan.

Perilaku mencari sensasi

Anak-anak dengan SPD mungkin menunjukkan perilaku mencari sensasi, misalnya terus-menerus bergerak dan tampak tidak bisa diam, suka meraba atau menggosok benda-benda dengan tekstur tertentu, menyukai suara atau musik yang keras, suka mengunyah atau menggigit benda, menikmati mencium bau tertentu secara berlebihan, sering menyentuh benda-benda atau orang di sekitarnya.

Perilaku mencari sensasi ini sering dilakukan untuk mencari keseimbangan sensorik agar lebih tenang dan fokus. Perilaku ini bisa menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial.

 

Penting untuk tidak melakukan diagnosis sendiri walaupun anak-anak memiliki beberapa tanda di atas. Jika anak menunjukkan tanda-tanda diatas, sebaiknya segera bawa anak untuk mendapatkan evaluasi oleh dokter anak atau psikolog dan mendapatkan saran lebih lanjut.

Memiliki pertanyaan lain terkait kesehatan anak? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kami melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 5 Agustus 2024 | 08:24