5 Mitos Seputar Kedelai yang Tak Perlu Dipercaya

Bagikan :


Kacang kedelai adalah salah satu sumber protein yang baik bagi kesehatan tubuh. Selain kaya akan nutrisi, kacang kedelai juga dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan yang lezat dan bergizi seperti tahu dan tempe. Tak hanya itu, banyak mengonsumsi kedelai juga banyak memberikan manfaat tubuh seperti menurunkan kolesterol, meringankan menopause serta menguatkan tulang dan gigi. Di balik beragam manfaat kedelai, ternyata ada mitos seputar kedelai yang salah dipahami masyarakat. Apa saja mitos tersebut? Simak ulasannya berikut ini:

 

Mitos seputar kedelai yang beredar di masyarakat

1. Pria tidak boleh minum susu kedelai

Salah satu mitos yang beredar seputar kacang kedelai di antaranya, pria tidak disarankan mengonsumsi produk kedelai terutama susu kedelai. Mitos yang beredar, asupan kedelai dapat memengaruhi hormon testosteron sehingga pria memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah. Faktanya, dilansir dari laman International Society for Sexual Medicine, asupan kedelai tidak dapat memengaruhi kadar testosteron pada pria. Mengonsumsi kedelai termasuk susu kedelai justru memberi banyak manfaat bagi pria karena dapat menurunkan risiko kanker prostat.

2 . Kacang kedelai menyebabkan gangguan kesuburan

Selain memengaruhi kesuburan pria, salah satu mitos tentang kacang kedelai yang banyak dipercaya adalah bahwa mengonsumsi kedelai juga dapat memengaruhi kesuburan wanita. Mitos ini berawal dari kandungan fitoestrogen pada kacang kedelai yang dapat mengganggu sistem endokrin sehingga menyebabkan masalah kesuburan. Namun beberapa penelitian menyarankan wanita mengonsumsi kedelai untuk meningkatkan kesuburan. Pada suatu studi menyebutkan bahwa isoflavone dalam kedelai mampu meningkatkan 1,3-1,8 kali kemungkinan untuk melahirkan pada wanita dengan pengobatan akibat gangguan kesuburan.

3. Kacang kedelai menyebabkan kanker payudara

Dilansir dari WebMD, salah satu mitos terbesar mengenai kacang kedelai pada kesehatan wanita adalah kacang kedelai dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Mitos ini berawal dari kandungan isoflavon pada kacang kedelai yang identik dengan senyawa estrogen. Beberapa jenis kanker termasuk kanker payudara temasuk jenis yang sensitif pada senyawa estrogen sehingga jika terpapar isoflavon atau estrogen maka kanker akan bertumbuh pesat.

Mitos ini kemudian dibantah oleh sejumlah penelitian yang menunjukkan fakta sebaliknya, dimana mengonsumsi kacang kedelai justru dapat mengurangi risiko kanker payudara. Di sisi lain, studi lain menyebutkan bahwa antara wanita sebelum dan sesudah menopause yang mengonsumsi kedelai memiliki risiko 27% lebih rendah untuk mengidap kanker.

4. Kacang kedelai bukan sumber protein yang baik

Kacang kedelai sering dianggap sebagai sumber protein yang kurang baik. Padahal faktanya, kacang kedelai merupakan sumber protein yang baik dan mengandung semua asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Kacang kedelai juga mengandung lemak sehat, serat, serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Karenanya, kacang kedelai adalah makanan dengan salah satu sumber protein nabati terbaik yang baik bagi kesehatan tubuh.

5. Susu kedelai berbahaya bagi bayi

Mitos lain seputar kedelai dan olahannya adalah susu kedelai dianggap minuman yang berbahaya bagi bayi. Memberikan susu formula kacang kedelai pada bayi dianggap dapat memengaruhi otak, pertumbuhan seksual, dan daya tahan tubuh bayi. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang mendukung anggapan tersebut.

 

Ditulis oleh Ratih | Diulas secara medis oleh dr. Nadia Opmalina | Diperbarui pada 3 November 2021.

Sumber : 

  1. Alina Petre. Is Eating Soy Healthy or Unhealthy? (2020). Available from : Is Soy Bad for You, or Good? (healthline.com)
  2. Atli Arnarson BSc, PhD. Soybeans 101 : Nutrition Facs and Health Effect (2019). Available from : Soybeans 101: Nutrition Facts and Health Effects (healthline.com)