Sindrom Nefrotik

Bagikan :


Definisi

Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala yang menandakan adanya gangguan pada ginjal. Kelainan ginjal yang dimaksud di sini adalah ketidakmampuan ginjal untuk membentuk urin yang normal. Pada pasien yang mengalami sindrom nefrotik terjadi pengeluaran protein berlebihan di dalam urin. Kondisi ini terjadi karena kerusakan glomerulus di dalam ginjal yang bekerja untuk menyaring zat sisa dan mengeluarkan kelebihan cairan dalam darah. Sindrom nefrotik terjadi karena penyakit yang menyebabkan rusaknya glomerulus. Sehingga pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyakit penyebab sindrom nefrotik. Kelainan ini harus segera ditangani karena memiliki komplikasi yang memberat bila dibiarkan. Sindrom nefrotik dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak.

 

Penyebab

Penyebab sindrom nefrotik adalah kerusakan pada glomerulus di dalam ginjal. Glomerulus berfungsi untuk menyaring darah di ginjal dengan mengeluarkan zat sisa & kelebihan cairan ke dalam urin. Glomerulus yang sehat akan menjaga protein di dalam darah agar tidak keluar bersama urin. Salah satu protein yang banyak keluar pada kelainan ini adalah protein albumin. Albumin berfungsi menjaga keseimbangan cairan di dalam darah agar tidak keluar dari pembuluh darah ke jaringan tubuh. Glomerulus yang rusak akan mengeluarkan banyak protein darah (tidak hanya albumin) ke urin dan menyebabkan sindrom nefrotik. Penyebab sindrom nefrotik berdasarkan asal organnya dibagi menjadi dua yaitu, primer dan sekunder. Penyebab primer adalah kondisi atau penyakit yang hanya terjadi pada ginjal. Sementara, penyebab sekunder adalah penyakit yang tidak hanya menyerang ginjal tetapi juga organ lain.

Primer

Berikut beberapa penyebab primer sindrom nefrotik :

  • Focal segmental glomerulosclerosis. Penyakit ini menyebabkan perlukaan pada glomerulus dan mengubah kemampuan kerjanya. Dapat terjadi karena kelainan genetik atau pengobatan tertentu.
  • Nefropati membranosa. Penyakit ini menyebabkan penebalan lapisan glomerulus. Penembalan terjadi karena sistem imun yang menumpuk. Penyakit ini berhubungan dengan kondisi penyakit lain seperti Lupus, Hepatitis B, Malaria, dan Kanker.
  • Minimal Change Disease (MCD). Penyebab paling sering sindrom nefrotik pada anak. Penyakit ini menyebabkan perubahan fungsi ginjal, tapi pada pemeriksaan mikroskop jaringan ginjal akan tampak normal. Penyebab penyakit ini belum diketahui jelas. Dicurigai karena infeksi virus, reaksi alergi, pengobatan tertentu atau penggunaan obat golongan NSAIDs.
  • Thrombosis vena renalis. Kelainan ini menyebabkan adanya sumbatan vena dari ginjal.

Sekunder

Beberapa penyebab sekunder kondisi sindrom nefrotik adalah :

  • Terjadi karena penyakit diabetes yang menyebabkan kerusakan ginjal atau nefropati diabetes). Kondisi ini dapat terjadi bila kadar gula darah tak terkontrol.
  • Lupus sistematik eritematosa (SLE). Penyakit peradangan kronik akibat autoimun yang dapat menyerang sendi, ginjal, dan organ lainnya.
  • Penyakit ini terjadi karena penumpukan protein amyloid di organ. Penumpukan dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan ginjal.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya sindrom nefrotik adalah :

  • Memiliki riwayat penyakit yang dapat merusak ginjal. Terutama kondisi dan penyakit tertentu yang meningkatkan risiko sindrom nefrotik seperti diabetes, lupus, amyloidosis, nefropati refluks, atau penyakit ginjal lain.
  • Pengobatan tertentu. Terutama obat golongan NSAIDs dan obat yang melawan infeksi.
  • Infeksi mikroorganisme tertentu. Beberapa infeksi yang dapat meningkatkan risiko adalah HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Malaria.

 

Gejala

Gejala khas dari sindrom nefrotik berkaitan dengan kondisi kerusakan glomerulus. Berikut adalah beberapa gejala pasti sindrom nefrotik yaitu :

  • Pembengkakan anggota tubuh (edema). Biasa terjadi di sekitar mata dan kaki.
  • Urin berbusa. Yang terjadi karena kelebihan protein di urin (proteinuria).
  • Peningkatan kolesterol dan trigliserida pada darah (hiperlipidemia).
  • Penurunan kadar protein albumin di darah (hipoalbumin).

Gejala sindrom nefrotik lain yang dapat terjadi adalah :

  • Peningkatan berat badan karena cairan tubuh yang tertahan
  • Nafsu makan menurun.

 

Diagnosis

Diagnosis sindrom nefrotik dilakukan dengan penilaian gejala dan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menunjang diagnosis. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :

  • Tes urin atau urinalisis. Berguna untuk mengetahui kandungan urin. Abnormalitas dapat ditemukan pada urin seperti jumlah protein yang tinggi. Urin yang akan diperiksa adalah urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
  • Tes darah. Pemeriksaan dilakukan untuk menilai protein albumin, kadar kolesterol, trigliserida, serta fungsi ginjal dari nilai kreatinin dan urea dalam darah.
  • Biopsi ginjal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sedikit sampel jaringan ginjal untuk diperiksa. Cara pengambilan dengan memasukkan jarum kearah ginjal. Jaringan atau sampel akan diperiksa di laboratorium.
  • Pencitraan dengan USG ginjal. Berfungsi untuk melihat struktur ginjal.

 

Tata Laksana

Prinsip pengobatan dan terapi sindrom nefrotik adalah menangani penyakit yang mendasarinya. Selain itu, obat yang diberikan juga berguna untuk meringankan gejala yang dirasakan. Beberapa obat yang biasanya diberikan dokter adalah :

  • Obat tekanan darah tinggi. Golongan obat yang dapat diberikan adalah ACE inhibitor serta ARB.
  • Obat diuretik. Diuretik berfungsi untuk mengontrol pembengkakan dengan memaksimalkan pengeluaran cairan dari ginjal. Obat diuretik yang biasa digunakan adalah furosemide dan spironolakton.
  • Obat penurun kolesterol. Golongan obat yang sering dipakai adalah atorvastatin dan lovastatin.
  • Obat pengencer darah atau antikoagulan. Berfungsi mencegah terjadinya penggumpalan darah. Obat yang digunakan warfarin dan heparin.
  • Obat penekan sistem imun. Obat ini berguna untuk mengontrol sistem imun, terutama pada kasus lupus. Golongan obat yang diberikan adalah kortikosteroid.

Dokter juga akan memberikan edukasi untuk perubahan gaya hidup. Dokter dapat merujuk anda ke ahli gizi dan memberikan rekomendasi seperti :

  • Perubahan diet yang rendah protein, atau lebih banyak mengkonsumsi protein nabati.
  • Mengurangi lemak dan kolesterol pada makanan
  • Mengurangi konsumsi garang untuk mengontrol pembengkakkan tubuh.
  • Mengurangi konsumsi cairan.

Bila sindrom nefrotik tidak juga membaik, dokter dapat menganjurkan terapi cuci darah atau dialisis. Pengobatan dilakukan menggunakan mesin yang menyaring darah sebagai pengganti ginjal.

 

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada sindrom nefrotik yang tidak tertangani adalah :

  • Penggumpalan darah. Glomerulus yang tidak dapat menyaring darah dengan baik akan menyebabkan hilangnya protein yang mencegah gumpalan.
  • Kadar kolesterol dan trigliserida di dalam darah meningkat. Terjadi karena organ hati membuat albumin lebih banyak sebagai respon hilangnya albumin pada urin. Proses pembuatan ini akan menyebabkan naiknya kolesterol dan trigliserida.
  • Jumlah darah berkurang, berat badan juga menurun yang disamarkan dengan edema/pembengkakan tubuh.
  • Anemia atau berkurangnya sel darah merah. Penurunan protein serta Vitamin D.
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kerusakan glomerulus menyebabkan penumpukan cairan berlebih di tubuh yang mempengaruhi tekanan darah.
  • Acute kidney injury. Terjadi ketika ginjal kehilangan kemampuan menyaring darah, sehingga zat sisa menumpuk di darah. Bila ini terjadi, diperlukan cuci darah emergensi.
  • Penyakit ginjal kronis. Sindrom nefrotik dalam waktu lama dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan ginjal bekerja. Bila ginjal sudah tidak dapat bekerja dengan baik, bisa diperlukan cuci darah atau transplantasi ginjal.
  • Risiko infeksi meningkat pada penyakit sindrom nefrotik, seperti pneumonia dan meningitis.

 

Pencegahan

Pada beberapa kasus sindrom nefrotik tidak dapat dicegah, terutama pada kasus penyakit bawaan. Tapi penyebab sekunder sindrom nefrotik harus diperhatikan lebih baik untuk mencegah penyakit :

  • Mengontrol penyakit tekanan darah tinggi dan diabetes yang dimiliki.
  • Minum obat untuk penyakit terkait sesuai dengan anjuran dokter.
  • Vaksinasi untuk infeksi yang umum. Terutama yang beraktivitas di lingkungan risiko tinggi.
  • Bila anda diberikan antibiotik oleh dokter, maka habiskan meskipun gejala sudah membaik.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera berobat ke dokter bila dirasa ada gejala di atas. Terutama bila sindrom nefrotik terjadi pada anak. Bila keluhan dirasa semakin memberat, harus segera dibawa berobat agar dapat ditangani dengan cepat.

Writer : dr Renisa Aru Ariadno
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Rabu, 6 Juli 2022 | 13:53

Nephrotic syndrome - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2022). Retrieved 26 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nephrotic-syndrome/symptoms-causes/syc-20375608.

Sinnakirouchenan, R. (2022). Nephrotic Syndrome: Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. Emedicine.medscape.com. Retrieved 26 June 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/244631-overview.

Khatri, M. (2021). Nephrotic Syndrome Overview. WebMD. Retrieved 26 June 2022, from https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-nephrotic-syndrome.

Seladi-Schulman, J. (2019). Everything You Need to Know About Nephrotic Syndrome. Healthline. Retrieved 26 June 2022, from https://www.healthline.com/health/nephrotic-syndrome.

Bomback, A. (2020). Nephrotic Syndrome in Adults | NIDDK. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved 26 June 2022, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/nephrotic-syndrome-adults.