Neuralgia Trigeminal

Neuralgia trigeminal sekunder meliputi penyakit penyebab selain kompresi saraf akibat pembuluh darah.

Bagikan :


Definisi

Neuralgia trigeminal adalah kondisi yang dicirikan dengan rasa nyeri yang sangat tajam di satu sisi wajah. Nyeri sangat hebat dan bisa berulang. Nyeri berlangsung sebentar selama 1 detik sampai 2 menit, dan terjadi di daerah wajah yang disarafi oleh saraf trigeminus yaitu dahi, pipi, dan rahang bawah. Rasa nyeri ini bisa muncul secara spontan atau setelah melakukan aktivitas normal sehingga para penderita biasanya turut mengalami stres dan ansietas akibat kondisinya. Pada neuralgia trigeminal, gejala nyeri yang dialami biasanya tidak disertai dengan tanda defisit neurologis, seperti mulut mencong atau kelemahan anggota gerak.

Neuralgia trigeminal lebih banyak memengaruhi wanita dibanding pria, dengan rasio prevalensi pria dibanding wanita 1 : 1,5 – 1,7. Sebagian besar kasus terjadi pada usia di atas 50 tahun, walaupun penyakit ini juga bisa muncul pada dekade kedua dan ketiga.

 

Penyebab

Saraf trigeminus adalah saraf kranialis kelima, yang memiliki fungsi sensorik wajah serta fungsi motorik otot-otot rahang.

Berdasarkan penyebabnya, neuralgia trigeminal dikelompokkan sebagai neuralgia trigeminal klasik dan sekunder. Pada neuralgia trigeminal klasik, sebagian besar kasus diduga terjadi karena adanya penekanan pada akar saraf trigeminus. 80-90% penyebab penekanan saraf ini adalah pembuluh darah arteri atau vena yang berdekatan dengan saraf trigeminus. Dipercaya bahwa karena tertekannya saraf trigeminus, lama-lama terjadi kehancuran selubung myelin saraf di area kompresi. Sinyal saraf yang melewati bagian saraf yang rusak ini akan mengaktifkan sensasi nyeri.

Terdapat juga hipotesis bio-resonansi, yaitu saat frekuensi getaran dari saraf trigeminus dan struktur jaringan lainnya menjadi dekat, serat saraf trigeminus akan mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan penyaluran sinyal saraf menjadi tidak normal dan menyebabkan timbulnya nyeri.

Neuralgia trigeminal sekunder meliputi penyakit penyebab selain kompresi saraf akibat pembuluh darah. Faktor penyebab sekunder ini antara lain tumor atau kista di area kepala yang menekan saraf trigeminus (meningioma, neuroma akustik, kista epidermoid), multiple sclerosis (MS), kompresi tulang, aneurisma serebral atau malformasi arteri-vena.

 

Faktor Risiko

Penyakit seperti multiple sclerosis adalah salah satu faktor risiko dari neuralgia trigeminal, ditemukan pada 2-4% pasien. Penyakit ini adalah penyakit autoimun sistem saraf pusat yang dicirikan dengan peradangan saraf dan hancurnya selubung saraf secara kronis. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, walaupun biasanya muncul pada usia 20-40 tahun. Biasanya, keluhan pada pasien dengan multiple sclerosis tidak hanya nyeri pada wajah, namun juga bisa disertai dengan gangguan pada pandangan, ada kelemahan otot pada salah satu anggota gerak, pusing, atau gangguan koordinasi gerakan tubuh. Selain multiple sclerosis, adanya tumor di area kepala juga bisa menjadi faktor risiko dalam munculnya neuralgia trigeminal.

 

Gejala

Nyeri pada neuralgia trigeminal sangat berat, tiba-tiba, dan tajam seperti ditikam, panas, tersambar petir atau tersengat listrik. Biasanya, di antara dua periode serangan, pasien tidak merasa nyeri, dan kalaupun ada nyeri, hanya berupa nyeri ringan. Nyeri bisa muncul secara spontan atau saat beraktivitas normal, seperti saat menggosok gigi, makan-minum, berbicara, bercukur, mencuci wajah, atau bahkan saat terkena tiupan udara dingin. Nyeri sangat jarang terjadi saat tidur.

Nyeri berlangsung singkat namun bisa terjadi berulang-ulang, bahkan ada pasien-pasien yang melaporkan frekuensi serangan lebih dari 10 kali sehari. Setelah nyeri, biasanya ada periode beberapa detik atau menit dimana tidak terjadi serangan lagi (periode refrakter). Terkadang, nyeri juga bisa disertai dengan gejala lain seperti mata dan hidung yang berair, terjadi di sisi wajah yang sama.

Ada penelitian yang menemukan bahwa sisi kanan wajah lebih sering terkena dibandingkan dengan sisi kiri wajah. Bila nyeri dirasakan di dua sisi wajah secara bersamaan, bisa jadi ini adalah neuralgia trigeminal sekunder dan penyebabnya adalah penyakit lain. Karena nyeri biasanya dirasakan di area wajah yang disarafi saraf trigeminus, biasanya nyeri dirasakan di bibir, dagu, pipi, dahi, dan gusi. Pasien tampak normal saat tidak mengalami nyeri. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan di seluruh tubuh, biasanya tidak akan ditemukan kelainan neurologis. Bila ada gangguan yang ditemukan, mungkin saja penyakit ini masuk ke golongan neuralgia trigeminal sekunder dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Pasien bisa mengalami periode remisi komplet (periode gejala tidak berlangsung sama sekali). Periode ini bisa berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun. Diduga hal ini terjadi karena selubung saraf yang rusak sedang dibangun kembali.

 

Diagnosis

Neuralgia trigeminal biasanya didiagnosa dengan penjabaran gejala yang jelas dari pasien dan riwayat penyakit pasien. Menurut ICHD-3, kriteria diagnosis dari neuralgia trigeminal adalah:

  1. Nyeri wajah di area yang disarafi saraf trigeminus, terjadi di satu sisi wajah yang berlangsung singkat dan berulang. Nyeri memenuhi kriteria 2 dan 3 di bawah ini
  2. Nyeri memiliki ciri khas sebagai berikut:
    • Nyeri berlangsung dalam waktu satu detik sampai dua menit
    • Nyeri sangat hebat dan terasa seperti tertusuk, tertembak, atau tersengat listrik
    • Pola serangan sama dan tidak berubah
  3. Stimulus yang tidak bersifat berbahaya seperti sentuhan atau getaran dapat menimbulkan nyeri
  4. Tidak ada diagnosis lain yang dapat menjelaskan bagaimana gejala tersebut timbul, seperti penyakit gigi atau cedera pada wajah

Bila dicurigai ada penyakit lain sebagai penyebab sekunder munculnya gejala, pasien akan direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan CT scan kepala atau MRI otak. Pemeriksaan MRI lebih direkomendasikan dalam memeriksa adanya kompresi saraf, lesi atau tumor di jaringan otak dan sekitarnya.

 

Tata Laksana

Penentuan pilihan terapi pada pasien biasanya tergantung beragam faktor, seperti tingkat keparahan penyakit, usia pasien, kesehatan pasien saat ini, dan bila ditemukan adanya penyakit lain sebagai penyebab neuralgia trigeminal.

Pada pasien neuralgia trigeminal, terapinya mulai dari peresepan obat-obatan sampai bedah saraf. Terapi farmakologis adalah terapi pertama yang diberikan pada pasien, biasanya diberikan obat antikonvulsan yang dapat ditambah dosisnya selama bertahap. Peningkatan dosis obat dihentikan bila rasa sakit pasien sudah hilang atau mulai timbul efek samping. Selain obat antikonvulsan, pasien biasanya juga diberikan vitamin B12 untuk meningkatkan kesehatan saraf. Pada pasien terutama lansia, bila tidak bisa mentoleransi efek samping dari obat-obatan, bisa diberikan injeksi toksin botulinum untuk meredakan gejala nyerinya.

Bila terapi dengan obat-obatan tidak memberikan hasil yang diharapkan, dicurigai adanya penyakit lain yang menjadi penyebab munculnya nyeri, atau ditemukan adanya lesi di area kepala dari pemeriksaan pencitraan, dokter akan mengonsultasikan pasien kepada dokter bedah saraf. Selain prosedur operasi, ada juga prosedur radiosurgery yang memanfaatkan radiasi ion untuk diantarkan pada akar saraf trigeminus, dan prosedur ablasi yaitu injeksi bahan kimia pada saraf trigeminus atau dengan kompresi balon kecil pada serat saraf target.

 

Komplikasi

Gejala nyeri pada neuralgia trigeminal terasa sangat berat dan sering timbul berulang. Pasien bisa menjadi sangat stres dan takut akan timbulnya gejala kembali. Bila tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berujung menjadi depresi.

Selain itu, terapi yang diberikan juga memiliki efek sampingnya sendiri. Terapi dengan obat antikonvulsan dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek samping. Prosedur operasi juga bisa menimbulkan komplikasi mulai dari nyeri, gangguan saraf ringan, sampai kebocoran cairan otak, penurunan pendengaran, hematoma otak kecil, stroke dan kematian, walaupun dua hal terakhir sangat jarang terjadi. Prosedur radiosurgery juga memiliki komplikasi seperti kesemutan dan kehilangan sensasi pada wajah.

 

Pencegahan

Terapi obat-obatan sebagai pencegahan memiliki bukti penelitian yang kecil sehingga tidak disarankan. Sampai saat ini, masih belum diketahui hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya neuralgia trigeminal. Anda hanya bisa menghindari aktivitas yang memicu timbulnya nyeri, seperti memakan makanan yang lunak dan hangat, mencuci wajah dengan air hangat (tidak terlalu panas atau terlalu dingin), dan menyikat gigi secara perlahan dengan sikat gigi yang lembut.

 

Kapan harus ke dokter?

Pasien disarankan untuk segera ke dokter bila nyeri sudah dirasakan berulang di satu sisi wajah dan terasa sangat menyakitkan. Nantinya, setelah mendapatkan pengobatan, pasien bisa membuat sebuah jurnal untuk memonitor kondisi nyerinya dan bagaimana efektivitas terapi terhadap nyeri yang dirasakan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 06:49

Standford Health Care. How We Can Help You for Trigeminal Neuralgia.  Available from: https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/brain-and-nerves/trigeminal-neuralgia/prevention.html

PERDOSSI (2016). Panduan Praktik Klinis Neurologi. Available from: http://snars.web.id/ppkneurologi/ppkneurologi.pdf

Maarbjerg S, Stefano G, Bendtsen S (2017). Trigeminal neuralgia - diagnosis and treatment. International Headache Society. Available from: https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0333102416687280

Kikkeri N, Nagalli S (2021). Trigeminal Neuralgia. NCBI Statpearls. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554486/

Lambru G (2021). Trigeminal neuralgia: a practical guide. BMJ Journals. Available from: https://pn.bmj.com/content/21/5/392