Infeksi Kutu (Pedikulosis)

Credit: Shutterstock. Gambaran telur kutu pada batang rambut.

Bagikan :


Definisi

Pedikulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kutu Pediculus humanus. Kutu merupakan serangga berukuran kecil, tidak bersayap, dan merupakan parasit yang membutuhkan darah manusia untuk hidup. Kutu ditemukan di seluruh dunia dan pada semua tingkat sosial-ekonomi. Angka penyakit yang disebabkan oleh kutu tidak diketahui secara pasti karena jumlahnya yang tidak menentu dan sangat banyak.

 

Penyebab

Kutu (Pediculus humanus) memiliki tiga subspesies, yaitu:

  • Kutu kepala. Kutu ini dapat ditemukan pada kulit kepala. Kutu ini paling mudah ditemukan pada tengkuk dan kulit di atas telinga
  • Kutu badan. Kutu ini hidup di dalam baju dan seprai, kemudian berpindah ke kulit untuk makan. Kutu jenis ini terutama menyerang orang-orang yang tidak dapat mandi atau mencuci baju dan seprai secara rutin, misalnya pada orang-orang tunawisma
  • Kutu kelamin. Kutu ini hidup di kulit dan rambut pada daerah kelamin, atau pada bagian tubuh lainnya yang memiliki rambut yang kasar, seperti dada, alis, dan bulu mata

Kutu kepala betina bertelur di dekat folikel rambut (tempat keluarnya rambut dari kulit) dan dapat menghasilkan zat yang lengket agar telur-telurnya dapat menempel pada akar rambut. Telur-telur ini akan menetas dalam 6-9 hari. Setelah itu, kutu akan bertumbuh dewasa dalam 7 hari. Kutu dewasa seukuran dengan biji wijen, dan kutu betina berukuran lebih besar daripada kutu jantan. Kutu dewasa dapat hidup hingga 30 hari pada kepala seseorang.

Sementara itu, kutu badan bertelur di baju dan seprai.

Kutu dapat menular lewat kontak dengan kutu dewasa atau telurnya. Penularan ini dapat terjadi dengan cara sebagai berikut:

  • Kontak kepala-dengan-kepala atau badan-dengan-badan. Hal ini dapat terjadi saat anak-anak atau anggota keluarga bermain atau berinteraksi bersama
  • Jarak barang yang dekat. Penularan kutu dapat terjadi apabila seseorang menyimpan baju yang berkutu pada lemari atau loker yang bersampingan di sekolah, atau menaruh barang pribadi seperti bantal, selimut, sisir, dan boneka berdekatan di rumah
  • Barang yang dipakai bersama oleh teman dan anggota keluarga. Barang ini dapat berupa baju, headphone, sikat, sisir, hiasan rambut, handuk, selimut, bantal, dan boneka
  • Kontak dengan furnitur yang berkutu. Penularan juga bisa terjadi apabila Anda berbaring atau duduk di atas furnitur berlapis kain yang baru saja dipakai oleh orang berkutu. Kutu dapat hidup selama 1-2 hari di luar tubuh
  • Kontak seksual. Kutu kelamin pada umumnya ditularkan melalui kontak seksual dan pada umumnya menyerang orang dewasa. Kutu kelamin yang ditemukan pada anak-anak dapat menandakan adanya paparan seksual atau kekerasan seksual

 

Faktor Risiko

Pedikulosis sangat sering terjadi di seluruh dunia. Kutu kepala paling sering menyerang anak-anak usia sekolah, terutama pada usia 3-11 tahun. Perempuan lebih sering mengalami penyakit ini dibandingkan dengan laki-laki, kemungkinan karena kontak kepala-dengan-kepala yang lebih sering. Sementara itu, kutu badan juga dapat terjadi di seluruh dunia, namun paling sering ditemukan pada daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, perang, dan tunawisma.

 

Gejala

Tanda dan gejala pedikulosis adalah sebagai berikut:

  • Gatal luar biasa pada kulit kepala, badan, atau kelamin
  • Rasa seperti digelitik saat rambut bergerak
  • Kutu ditemukan pada kulit kepala, badan, baju, kelamin, atau bagian tubuh berambut lainnya. Kutu dewasa biasanya seukuran dengan biji wijen atau lebih besar sedikit
  • Telur kutu ditemukan pada akar rambut. Telur kutu sulit dilihat karena ukurannya yang sangat kecil. Telur-telur ini paling mudah dilihat di sekitar telinga dan tengkuk. Telur kutu dapat disalahpahami sebagai ketombe, namun tidak seperti ketombe, telur kutu sulit dibuang dari rambut
  • Luka pada kulit kepala, leher, dan bahu. Garukan dapat meninggalkan bekas kemerahan yang dapat terinfeksi bakteri
  • Bekas gigitan terutama pada daerah pinggang, selangkangan, paha bagian atas, dan kelamin

 

Diagnosis

Diagnosis pedikulosis dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan. Dokter dapat menempelkan selotip ke daerah yang diduga terinfeksi untuk mengambil kutu dewasa yang kemudian dilihat di bawah mikroskop. Pengamatan dapat mikroskop juga dapat menunjukkan adanya telur kutu yang berbentuk lonjong dan menempel ke akar rambut. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dengan lampu khusus untuk melihat warna dari telur kutu di bawah sinar lampu tersebut. Kutu yang ditemukan pada kelamin dapat menjadi tanda kecurigaan terhadap infeksi menular seksual. Apabila dokter meragukan diagnosis dengan infeksi jamur, dokter dapat melakukan kerok kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi pedikulosis bertujuan untuk membunuh kutu dan membuang telur-telurnya. Obat-obatan untuk membunuh kutu dapat berupa obat oles atau sampo dan obat minum. Obat-obatan ini dapat melumpuhkan kutu, namun belum tentu merusak telur-telurnya. Oleh karena itu, pengobatan ulang setelah 7-10 hari diperlukan untuk membasmi seluruh kutu beserta telur-telurnya. Obat-obatan ini dapat berupa sampo piretrin, losion dan sampo permetrin, losion alkohol benzil, losion ivermektin, dan losion malathion. Sementara itu, obat minum dapat berupa ivermektin, namun obat minum ini hanya dipakai apabila kutu tidak hilang dengan terapi lainnya, karena obat ini memiliki efek samping yang mempengaruhi saraf.

Selain obat-obatan, tata laksana juga diperlukan untuk pakaian, seprai, bantal, dan kasur. Anda dapat merendam benda-benda tersebut di dalam air dengan suhu minimal 52 derajat Celsius selama 30 menit. Namun, lebih baik lagi apabila Anda menggunakan air mendidih untuk mematikan kutu-kutu tersebut, karena ada kemungkinan kutu dapat bertahan di dalam air panas.

 

Komplikasi

Biasanya, orang yang mengalami pedikulosis dapat sembuh dengan baik jika diterapi dengan sesuai. Pedikulosis dapat menimbulkan rasa malu dan keperluan untuk izin dari sekolah. Pedikulosis juga dapat menyebabkan kulit rusak sehingga mudah terinfeksi bakteri. Secara khusus, kutu badan dapat menyebabkan demam.

 

Pencegahan

Pencegahan penularan kutu sangat sulit pada anak usia sekolah karena kontak fisik dan barang milik murid yang erat. Keberadaan kutu bukanlah penanda dari tingkat kebersihan seseorang karena penularannya lewat kontak fisik erat. Untuk mencegah penularan kutu di sekolah, Anda dapat meminta anak Anda untuk melakukan hal sebagai berikut:

  • Mengurangi kontak kepala-dengan-kepala dengan teman saat bermain atau aktivitas lainnya
  • Tidak menggunakan barang-barang pribadi bersama seperti topi, skarf, mantel, sisir, sikat, aksesoris rambut, dan headphone
  • Menghindari tempat penyimpanan bersama yang biasa dipakai untuk menyimpan topi atau pakaian dari anak-anak secara bersama atau di dalam loker

Namun, hal-hal ini terkadang sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda waspada dengan tanda-tanda adanya kutu pada anak Anda.

Selain itu, tidak semua telur kutu akan menetas. Namun, Anda sebaiknya segera mengobati anak Anda jika menemukan satu telur kutu saja, karena telur tersebut memiliki kemungkinan menetas.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda dapat berkonsultasi kepada dokter apabila Anda menduga adanya pedikulosis. Telur kutu sering disalahartikan sebagai ketombe, sisa produk rambut, akar dari rambut yang sudah mati, kulit mati, kotoran, debu, atau serangga lainnya yang dapat ditemukan pada rambut.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 15:23

Bragg, B., & Wills, C. (2022). Pediculosis. Retrieved 13 May 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470343/

Lice - Symptoms and causes. (2020). Retrieved 13 May 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lice/symptoms-causes/syc-20374399

Pediculosis. (2017). Retrieved 13 May 2022, from https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html