Perdarahan Otak, Bisakah Dicegah?

Perdarahan Otak, Bisakah Dicegah?
Ilustrasi olahraga. Credit: Freepik

Bagikan :


Perdarahan otak merupakan kondisi darurat yang dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan sel di otak kesulitan mendapat asupan oksigen dan nutrisi. Mengetahui penyebab dan faktor risiko perdarahan otak dapat membantu langkah pencegahan perdarahan otak sehingga menurunkan risiko mengalami perdarahan otak. 

 

Apa Itu Perdarahan Otak?

Perdarahan otak adalah perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Otak bekerja dengan bergantung pada serangkaian pembuluh darah untuk memasok oksigen dan nutrisi. Ketika pembuluh darah di otak pecah, darah akan terkumpul dan menggenang di dalam tengkorak dan otak. Akibatnya tekanan dalam otak meningkat sehingga menghambat aliran oksigen dan nutrisi ke jaringan dan sel otak. 

Perdarahan otak merupakan kondisi darurat yang perlu ditangani segera. Pendarahan otak dapat menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian.

Keparahan kerusakan otak yang dialami tergantung dari lokasi area yang terdampak, ukuran perdarahan, dan lamanya waktu antara pendarahan dan pengobatan. Ketika sel otak tidak mendapat oksigen dan nutrisi, maka sel otak akan mati dan mengalami kerusakan permanen. Hal ini dapat mengakibatkan kecacatan fisik dan mental yang umumnya bersifat permanen. 

Baca Juga: Daftar Pantangan Makanan bagi Penderita Stroke

 

Penyebab dan Faktor Risiko Perdarahan Otak

Perdarahan otak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

  • Trauma kepala akibat jatuh, kecelakaan mobil, cedera olahraga, dan lain-lain
  • Penumpukan timbunan lemak di arteri yang membuat pembuluh darah lebih rapuh
  • Mengalami pembekuan darah
  • Aneurisma serebral, yaitu membengkaknya pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah melemah
  • Kebocoran dari koneksi yang terbentuk secara tidak normal antara arteri dan vena (malformasi arteriovenosa)
  • Penumpukan protein di dalam dinding arteri otak 
  • Tumor otak

Selain penyebab di atas, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan perdarahan otak, di antaranya:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol
  • Penggunaan narkoba
  • Penggunaan tembakau
  • Mengalami perdarahan atau kondisi yang memerlukan pengobatan dengan obat pengencer darah (antikoagulan)
  • Gangguan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan (eklamsia)
  • Kondisi yang memengaruhi pembentukan dinding pembuluh darah

Baca Juga: Cara Mendeteksi Tanda-Tanda Stroke dengan Metode F.A.S.T

 

Cara Mencegah Perdarahan Otak

Dilansir dari Cleveland Clinic, Anda mungkin tidak bisa mencegah semua penyebab terjadinya perdarahan otak, tetapi ada beberapa perubahan gaya hidup dan langkah antisipasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko stroke perdarahan, yaitu:

  • Melindungi diri dari cedera. Gunakan sabuk pengaman saat berkendara atau helm saat berkendara dengan sepeda, motor atau berolahraga.
  • Berhenti merokok. Racun dan berbagai zat kimia berbahaya dapat merusak sistem kardiovaskular dan menyebabkan penumpukan plak di arteri sehingga membuat pembuluh darah lebih sempit.
  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pengidap hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Dokter dapat merekomendasikan obat-obatan rutin dan perubahan gaya hidup untuk mengendalikan tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol dalam darah.
  • Menjaga berat badan di angka ideal. Orang yang mengalami kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah pembuluh darah termasuk perdarahan otak. 
  • Mengonsumsi makanan sehat yang meningkatkan kesehatan jantung dan otak seperti diet DASH atau diet Mediterania.
  • Rutin melakukan olahraga atau aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu.

 

Perdarahan otak terjadi tiba-tiba dan membutuhkan penanganan segera. Langkah pencegahan yang bisa diambil utamanya adalah mengubah gaya hidup sehat dan melindungi diri dari risiko cedera mematikan. Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 2 Agustus 2024 | 08:28