Takikardia pada Anak

Bagikan :


Definisi

Takikardia adalah detak jantung yang lebih cepat dari normal. Detak jantung dikatakan cepat tergantung dari usia anak dan kondisi fisiknya. Sebagai contoh, pada bayi baru lahir baru dikatakan takikardia jika detak jantung saat istirahat lebih dari 160 kali per detik. Sementara itu, pada remaja detak jantung istirahat lebih dari 90 kali per menit sudah dapat dikatakan takikardia. Takikardia dapat merupakan hal yang normal, namun dapat juga merupakan salah satu jenis kelainan irama jantung (aritmia). Berikut nilai normal detak jantung untuk setiap usia.

Usia Nilai Normal (kali per menit)
0-<6 bulan 120-160
6-<12 bulan 110-150
1-<2 tahun 100-140
2-<3 tahun 90-130
3-<4 tahun 90-120
4-<6 tahun 80-120
6-<8 tahun 70-110
8-<12 tahun 70-100
12-<18 tahun 60-100

Detak jantung dikontrol oleh aktivitas listrik jantung. Pada jantung, terdapat sel khusus yang disebut pacemaker. Sel ini bertugas mengeluarkan energi listrik yang disalurkan ke otot jantung sehingga otot jantung bisa memompa darah dengan baik. Sinyal listrik ini harus dikeluarkan dengan terkoordinasi sehingga jantung dapat berdetak dengan irama normal dan urutan yang normal, yaitu dari serambi ke bilik jantung.

Terdapat dua jenis takikardia yaitu:

  • Takikardia ventrikel, yaitu takikardia yang melibatkan hanya bilik jantung
  • Takikardia supraventrikel, yaitu takikardia yang melibatkan serambi dan bilik jantung. Ini adalah jenis takikardia yang paling sering ditemui pada anak. Dikatakan bahwa 1 dari 2500 anak menderita takikardia supraventrikel. Dahulu kondisi ini disebut dengan takikardia atrium paroksismal atau takikardia supraventrikel paroksismal.

 

Penyebab

Takikardia yang normal dapat terjadi akibat adanya demam, kekurangan sel darah merah (anemia), saat olahraga, kegirangan, atau stress emosional.

Penyebab takikardia yang abnormal adalah:

  • Takikardia supraventrikel. Kondisi ini biasanya merupakan kondisi bawaan, yang berarti sudah ada sejak lahir. Namun, waktu munculnya gejala dan tingkat keparahannya bervariasi. Pada kebanyakan kasus, takikardia supraventrikel muncul pada anak dengan jantung yang normal, namun bisa juga muncul pada anak dengan penyakit jantung bawaan
  • Takikardia ventrikel. Kondisi ini tidak umum ditemukan pada anak, namun dapat merupakan kondisi yang serius. Biasanya takikardia ventrikel ditemukan pada anak dengan penyakit jantung serius, namun bisa juga ditemukan tanpa adanya kondisi medis lainnya

 

Faktor Risiko

Seorang anak memiliki risiko lebih tinggi terkena takikardia jika:

  • Memilki riwayat keluarga dengan kelainan irama jantung
  • Memiliki penyakit jantung atau telah menjalani operasi jantung
  • Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memicu kelainan irama jantung, misalnya pseudoefedrin atau obat yang mengandung kafein

 

Gejala

Takikardia ditandai dengan detak jantung yang lebih cepat dari normal, yang bisa mencapai lebih dari 160 kali per menit pada anak-anak. Pada episode takikardia supraventrikel pada bayi, detak jantung bahkan dapat mencapai lebih dari 220 kali per menit sehingga terkadang dikatakan detak jantung terlalu cepat untuk dapat dihitung. Episode ini bisa berlangsung beberapa detik sampai beberapa jam, tergantung tingkat keparahannya.

Gejala saat episode takikardia adalah:

  • Pusing
  • Rasa melayang
  • Lemas
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri dada
  • Rasa tidak nyaman di leher
  • Berdebar-debar
  • Anak bernafas lebih cepat dari biasanya atau sesak nafas
  • Anak lebih mengantuk, diam, atau rewel daripada biasanya

Pada bayi, takikardia supraventrikel biasanya baru diketahui saat sudah muncul gejala gagal jantung karena bayi memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap detak jantung yang cepat tanpa menunjukan gejala. Namun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 24-36 jam), maka otot jantung akan tetap lelah sehingga pompa jantung menjadi tidak efisien. Gejala gagal jantung pada bayi adalah:

  • Sulit makan atau minum
  • Cenderung mengantuk
  • Rewel, sulit ditenangkan
  • Muntah
  • Nafas cepat
  • Warna kulit pucat

Meskipun takikardia supraventrikel biasanya sudah ada sejak lahir, namun gejala dapat baru muncul pada usia berapa pun, tidak harus sejak lahir. Episode lebih sering muncul saat masa bayi, lalu sekitar usia 7-8 tahun, dan selama usia remaja. Episode dapat bervariasi dalam frekuensi dan durasinya dan dapat tidak dipengaruhi oleh olahraga.

Jika episode pertama takikardi supraventrikel terjadi saat masa bayi biasanya akan hilang sendiri saat anak sudah berusia 12 sampai 18 tahun. Namun, jika episode pertama muncul saat usia sudah lebih dari satu tahun, maka lebih cenderung menetap dan berulang.

 

Diagnosa

Takikardia dapat didiagnosa dengan melihat riwayat kesehatan anak dan keluarga, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan tambahan. Seringnya pemeriksaan fisik pada anak dengan takikardia normal saat tidak sedang mengalami episode. Namun, jika takikardia disebabkan oleh penyakit jantung, dapat ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan tambahan diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah:

  • Elektrokardiogram (EKG) atau rekam jantung. Pemeriksaan ini biasanya yang pertama kali dilakukan. Namun, pemeriksaan ini juga biasanya normal saat sedang tidak episode
  • Monitor Holter. Alat ini digunakan untuk memonitor aktivitas listrik jantung selama 24 jam
  • Ekokardiogram
  • Stress test. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya takikardia yang dicetuskan oleh aktivitas fisik
  • Pemeriksaan elektrofisiologi

Pada beberapa kasus, takikardia supraventrikel dapat terdeteksi saat janin masih berada dalam kandungan.

 

Tata Laksana

Tata laksana pertama untuk takikardia adalah menghentikan episode takikardia yang sedang berlangsung. Setelahnya, tata laksana ditujukan untuk mencegah timbulnya episode selanjutnya, bergantung pada penyebabnya.

  • Takikardia supraventrikel. Episode takikardia supraventrikel biasanya tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan penanganan emergensi, kecuali menimbulkan gejala. Beberapa tipe takikardia supraventrikel dapat dihentikan dengan teknik tertentu yang disebut dengan manuver vagal. Manuver vagal meliputi:
    • Meniup ibu jari seperti meniup terompet
    • Meniup sedotan dengan menutup ujung bawah sedotan
    • Meletakkan es atau air dingin pada wajah selama beberapa detik sambil menahan nafas
    • Mengejan.

Teknik ini dapat dilakukan sendiri di rumah saat terjadi episode takikardia supraventrikel. Jika cara ini tidak berhasil, maka perlu dilakukan penanganan di rumah sakit dengan obat-obatan. Obat yang biasa digunakan untuk takikardia supraventrikel adalah adenosin, yang diberikan melalui suntikan. Obat ini dapat mengembalikan irama jantung menjadi normal.

  • Takikardia ventrikel. Takikardia ventrikel membutuhkan terapi medis segera karena dapat berakibat fatal. Pada kasus yang menimbulkan gejala berat, dapat dilakukan kejut lilstrik. Obat-obatan juga dapat digunakan untuk menghentikan episode, menurunkan durasi episode, serta mencegah timbulnya episode.

Pilihan terapi selain obat untuk mencegah berulangnya takikardia adalah:

  • Ablasi kateter radiofrekuensi. Prosedur ini dilakukan dengan menghantarkan sinyal listrik ke jantung untuk mengganggu sinyal yang abnormal secara permanen. Prosedur terbaru adalah dengan krioablasi, yang menggunakan pembekuan untuk menghentikan sinyal yang abnormal.
  • Implantable cardioverter defibrillator (ICD). Alat ini akan ditanam ke dalam tubuh untuk menangkap adanya takikardia. Jika terjadi takikardia, alat ini akan otomatis menghantarkan sinyal listrik untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal

Pada takikardia supraventrikel yang terdiagnosis saat janin masih dalam kandungan, maka ibu dapat diberikan obat untuk menurunkan detak jantung janin.

 

Komplikasi

Takikardia supraventrikuler biasanya tidak berlangsung lama untuk dapat menyebabkan kerusakan yang serius. Namun, pada beberapa kasus kondisi ini tetap dapat menyebabkan henti jantung sehingga mengancam nyawa.

Sementara itu, takikardia ventrikel lebih berpotensi untuk menjadi fatal atau mengancam nyawa.

 

Pencegahan

Untuk mencegah berulangnya episode takikardi, penting bagi Anda untuk memastikan anak meminum obat tepat waktu dengan jarak yang teratur setiap harinya. Pastikan untuk meminum obat sesuai petunjuk dokter dan jangan menghentikan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, tanyakan pada dokter mengenai aktivitas dan obat apa yang harus dihindari karena beberapa aktivitas dan obat dapat memicu kelainan irama jantung.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anak Anda memiliki riwayat takikardia supraventrikel dan sedang mengalami episode yang tidak berhenti dengan teknik manuver vagal, maka sebaiknya bawa anak segera ke IGD terdekat. Selain itu, anak yang memiliki gejala takikardia seperti pingsan, sesak nafas, atau nyeri dada juga perlu segera dibawa ke IGD.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 17:13

Fleming S, Thompson M, Stevens R, et al. Normal ranges of heart rate and respiratory rate in children from birth to 18 years of age: A systematic review of observational studies. Lancet 2011; 377:1011.

AboutKidsHealth. Aboutkidshealth.ca. (2022). Retrieved 12 April 2022, from https://www.aboutkidshealth.ca/article?contentid=894&language=english.

Supraventricular Tachycardia | CS Mott Children's Hospital | Michigan Medicine. Mottchildren.org. (2022). Retrieved 12 April 2022, from https://www.mottchildren.org/conditions-treatments/ped-heart/conditions/supraventricular-tachycardia.

Types of Arrhythmia in Children. www.heart.org. (2022). Retrieved 12 April 2022, from https://www.heart.org/en/health-topics/arrhythmia/about-arrhythmia/types-of-arrhythmia-in-children.