Trauma Testis

Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Trauma testis adalah kondisi dimana terdapat benturan atau cedera yang diterima oleh testis. Ketika ada benturan, testis dapat terluka dan menyebabkan darah yang bocor dan menyebabkan infeksi, atau dapat mengganggu proses pembentukan sperma dan hormon lain.

Testis atau buah zakar adalah organ yang vital untuk kesuburan dan produksi hormon pria. Organ ini memproduksi sperma dan hormon lain dan berada di dalam skrotum (kantung buah zakar menggantung di bawah penis). Testis tidak dilindungi oleh otot dan tulang, sehingga testis cukup rentan untuk terpukul, tertendang, atau remuk.

Trauma testis dapat terjadi pada laki-laki usia berapapun. Namun paling sering terjadi pada laki-laki usia aktif yakni 15-40 tahun. Pada umumnya selama terdeteksi dengan baik dan jenis cedera yang terjadi tidak parah, trauma testis dapat disembuhkan dan tidak akan mengganggu kesuburan pria.

 

Penyebab

85% dari trauma testis disebabkan oleh trauma tumpul, contohnya adalah:

  • Tertendang
  • Terbentur bola ketika sedang berolahraga
  • Kecelakaan motor
  • Kecelakaan sepeda

Selain itu, luka lecet dan jenis cedera lain seperti cedera tajam, cedera tusuk, dan gigitan serangga juga dapat terjadi. Jenis trauma testis juga dapat terbagi ke dalam beberapa kategori, yakni:

  • Ruptur atau fraktur

Cedera yang menyebabkan robeknya skrotum sehingga dapat merusak testis.

  • Kontusio

Ketika cedera melukai pembuluh darah di dalam testis, hal ini dapat menyebabkan bengkak, perdarahan, dan lebam pada testis.

  • Torsio

Ketika terjadi trauma, saluran yang berisi darah dari perut ke testis dapat terpuntir. Bila terjadi torsio, hal ini dapat menyebabkan testis tidak mendapat aliran darah sehingga menyebabkan kegawatdaruratan.

  • Hematokel

Terjadi ketika terjadi penggumpalan darah di bawah lapisan skrotum.

  • Dislokasi

Beberapa kecelakaan dapat mendorong testis keluar dari skrotum, sehingga testis dapat berpindah lokasi dari tempat yang semestinya. Biasanya terjadi ketpada kecelakaan motor ketika testis terbentur dengan tangki gas.

Trauma testis juga dapat mempengaruhi epididimis, menyebabkan peradangan. Epididimis adalah saluran yang menampung sperma untuk beberapa saat setelah mereka meninggalkan testis.

  • Infeksi

Gigitan hewan seperti serangga dapat menyebabkan infeksi di skrotum dan berpengaruh ke testis.

  • Degloving

Pada tipe cedera ini, skrotum terlepas dari testis. Cedera ini diibaratkan seperti tangan yang terlepas dari sarung tangan. Namun, jenis cedera ini jarang sekali terjadi.

 

Faktor Risiko

Segala jenis trauma baik itu cedera tumpul, cedera tajam, atau cedera tusuk dapat menjadi faktor risiko dari trauma testis. Selain itu, kurang hati-hatinya dalam berkendara terutama untuk pengendara motor dan sepeda, olahraga dengan alat seperti bola dan angkat beban, juga berisiko untuk terjadinya trauma testis.

 

Gejala

Gejala dari trauma testis dapat bermacam-macam, yakni:

  • Nyeri hebat pada kantung buah zakar (skrotum)
  • Lebam atau pembengkakan di skrotum
  • Pembengkakan skrotum
  • Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah
  • Mual dan/atau muntah
  • Demam setelah cedera
  • Terdapat darah di urine (hematuria)
  • Nyeri saat buang air kecil (disuria)

 

Diagnosis

Bila Anda mengalami cedera testis, sebaiknya Anda langsung memeriksakan diri ke dokter umum untuk mengetahui adanya risiko kegawatdaruratan dan menghindari komplikasi yang berat. Dokter akan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis.

Dokter akan menanyakan:

  • Keluhan utama dan keluhan yang menyertai
  • Kapan terjadinya cedera
  • Bagaimana mekanisme cedera
  • Apa yang dirasakan saat ini dan setelah cedera terjadi
  • Riwayat cedera pada bagian penis, skrotum, atau testis sebelumnya
  • Riwayat penyakit lain yang diderita pasien
  • Riwayat penyakit keluarga

Tidak perlu merasa malu karena jawaban yang jujur sangat penting guna membantu dokter menentukan tata laksana selanjutnya.

Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik. Anda akan diperiksa tanda-tanda vital seperti tekanan darah, suhu, laju nafas, dan nadi. Kemudian, dokter juga akan memeriksa bagian testis Anda dan melihat apakah ada lebam, luka, atau perubahan bentuk pada testis Anda. Setelah itu, dokter akan meraba bagian testis untuk melihat apakah ada gumpalan darah, atau perubahan suhu pada testis. Bila dirasa perlu, dokter akan merujuk Anda ke bagian radiologi guna melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG atau MRI.

 

Tata Laksana

Tata laksana akan bergantung dengan jenis cedera dan keparahan cedera. Bila cedera tidak dirasa parah, maka dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Dokter juga bisa memberikan obat antiradang atau antibiotik pada pasien bila perlu dan jika dokter menduga ada infeksi bakteri.

Namun, bila dari hasil pemeriksaan penunjang mengarah terjadi kecurigaan kondisi gawat darurat seperti torsio testis (kondisi testis terpuntir), maka wajib dilakukan operasi oleh dokter spesialis urologi. Selain torsio testis, kasus seperti dislokasi, ruptur, fraktur, dan degloving akan memerlukan tindakan pembedahan.

Beberapa kegunaan tindakan pembedahan seperti operasi adalah untuk:

  • Meluruskan testis dan memperbaiki ke posisi yang seharusnya guna mencegah trauma di masa yang akan datang.
  • Memperbaiki ruptur dan menjahit skrotum agar dapat menutup testis dengan sempurna.
  • Membersihkan luka untuk meminimalkan risiko infeksi.
  • Memindahkan testis yang terpindah keluar.
  • Menempelkan kembali testis yang terlepas, bila memungkinkan.
  • Tindakan cangkok kulit pada testis yang terlepas dari skrotum.
  • Tindakan operasi untuk mengangkat testis yang rusak (orkiektomi). Dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pembekuan sperma bila mereka harus mengambil satu atau kedua testikel.

 

Komplikasi

Kebanyakan kasus trauma testis termasuk ringan dan orang dapat sembuh dengan cepat kecuali trauma yang dihasilkan sangat berat. Namun, trauma testis dapat menimbulkan beberapa komplikasi bila tidak tertangani dengan baik seperti:

  • Infeksi
  • Gangguan kesuburan
  • Rendahnya hormon testosteron
  • Masalah urologi (ginjal dan saluran kemih)
  • Disfungsi seksual seperti disfungsi ereksi

 

Pencegahan

Trauma testis dapat dicegah dengan hal berikut:

  • Berkendara dengan hati–hati

Salah satu penyebab tersering trauma testis adalah kecelakaan lalu lintas, maka dengan berkendara dengan hati-hati Anda turut dapat mencegah terjadinya trauma testis.

  • Lindungi testis Anda

Anda dapat menggunakan pelindung testis seperti athletic cup ketika berolahraga atau beraktivitas berat. Pastikan pelindung testis Anda memiliki ukuran yang pas agar dapat melindungi testis dengan efektif.

  • Pola hidup sehat

Jangan lupa untuk melakukan pola hidup sehat, pastikan Anda:

    • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
    • Kurangi rokok dan alkohol
    • Tidur yang cukup 7-8 jam sehari
    • Perbanyak minum air putih
    • Hindari aktivitas yang berisiko dapat memberikan benturan pada testis

 

Kapan Harus ke Dokter?

Bila testis terasa nyeri, dapat dibantu dengan dikompress dengan air dingin segera. Hindari memegang atau memencet testis yang nyeri tanpa sarung tangan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Selain itu, Anda dapat berbaring di tempat tidur dengan posisi testis lebih tinggi.

Obat antinyeri seperti parasetamol atau ibuprofen dapat diminum untuk membantu mengurangi nyeri bila tidak ada riwayat alergi atau kontraindikasi.

Bila setelah melakukan hal tersebut nyeri tidak kunjung membaik, terjadi demam, perdarahan, bengkak, dan terdapat masalah berkemih, Anda harus segera ke dokter umum dalam 24-48 jam pertama setelah trauma terjadi. Dokter umum berkompetensi untuk mengobati trauma testis, dan melakukan rujuk ke dokter spesialis urologi bila dirasa perlu.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 2 Agustus 2022 | 13:49

Cleveland Clinic – Testicular Trauma. (2022). Retrieved 30 July 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22814-testicular-trauma

Randhawa, H., Blankstein U., Davies T., Scrotal trauma: A case report and review of the literature. (2019). Retrieved 30 July 2022 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6565400/

Urology Care Foundation – Testicular Trauma. (2022). Retrieved 30 July 2022 from https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/t/testicular-trauma

WebMD – Testicular Injuries. (2022). Retrieved 30 July 2022 from https://www.webmd.com/men/guide/testicle-injuries