Tumor Otak Sekunder

Bagikan :


Definisi

Tumor otak terdiri dari dua jenis, yaitu tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer adalah tumor yang aslinya berasal dari sel otak. Sementara, tumor otak sekunder adalah tumor dari organ lain yang menyebar ke otak, atau bermetastasis. Tumor yang dapat bermetastasis adalah tumor ganas, atau disebut dengan kanker. 

Tumor otak sekunder dapat berjumlah satu atau banyak tumor di otak. Saat terjadi metastasis otak, tumor akan menimbulkan tekanan pada otak dan mengganggu fungsi jaringan otak di sekitarnya. Hal ini menyebabkan munculnya keluhan seperti sakit kepala, perubahan kepribadian, kehilangan memori, atau kejang.

Pengobatan kanker yang telah menyebar ke otak meliputi prosedur operasi, radiasi, kemoterapi, imunoterapi, atau kombinasi terapi. Perawatan lain juga dapat direkomendasikan pada situasi tertentu. Pengobatan difokuskan untuk mengurangi rasa sakit dan keluhan lain akibat kanker.

 

Penyebab

Tumor otak sekunder terjadi ketika tumor ganas dari organ lain menyebar ke otak. Sel-sel kanker tersebut menyebar melalui aliran darah atau sistem getah bening. Kanker pada setiap organ dapat menyebar ke otak, namun jenis keganasan yang paling sering bermetastasis ke otak adalah kanker payudara, paru-paru, usus besar, ginjal, dan metastasis melanoma. Tumor otak sekunder adalah komplikasi yang sering terjadi dari kanker, dan merupakan jenis tumor otak yang paling sering ditemukan.

 

Faktor Risiko

Semua jenis kanker dapat menyebar ke otak, namun beberapa jenis kanker berikut lebih berisiko menyebabkan metastasis otak, yaitu:

  • Kanker paru
  • Kanker payudara
  • Kanker usus besar
  • Kanker ginjal
  • Melanoma

Tumor otak sekunder mulai tumbuh pada orang-orang yang berusia 45-65 tahun, dengan sebagian besar kasus berkembang pada orang-orang yang berusia lebih tua dari 65 tahun.

 

Gejala

Tanda dan gejala yang disebabkan oleh metastasis otak dapat bervariasi berdasarkan lokasi, ukuran, dan tingkat pertumbuhan tumor. Tanda dan gejala metastasis otak meliputi:

  • Sakit kepala, kadang disertai mual dan muntah
  • Pandangan kabur
  • Perubahan mental, seperti gangguan memori yang semakin berat
  • Kejang
  • Kelemahan anggota gerak atau mati rasa di satu sisi tubuh

 

Diagnosis

Jika pasien diduga mengalami metastasis otak, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan neurologis (fungsi saraf), pencitraan, sampai biopsi jaringan.

Pemeriksaan neurologis mencakup pemeriksaan penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks. Adanya gangguan yang ditemukan pada pemeriksaan ini dapat memberi petunjuk mengenai lokasi tumor di otak

Pemeriksaan pencitraan seperti Magnetic resonance imaging (MRI) biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis metastasis otak. Sejumlah pemeriksaan MRI khusus, termasuk functional MRI, perfusion MRI, dan magnetic resonance spectroscopy, dapat membantu dokter mengevaluasi tumor dan merencanakan pengobatan. Pemeriksaan pencitraan lain yang juga dapat membantu diagnosis adalah computerized tomography (CT) scan dan positron emission tomography (PET). Misalnya, jika tumor utama yang menyebabkan metastasis otak tidak diketahui, dokter dapat melakukan pemeriksaan CT scan dada untuk mencari kanker paru-paru.

Pada pemeriksan biopsi, dilakukan pengambilan sejumlah kecil jaringan yang dicurigai sebagai tumor, lalu dilakukan pemeriksaan pada jaringan tersebut. Biopsi dapat dilakukan bersamaan dengan operasi pengangkatan tumor, atau dapat dilakukan dengan menggunakan jarum.

Sampel biopsi kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan apakah jaringan tersebut merupakan tumor ganas atau tumor jinak. Selain itu, akan diperiksa bila jaringan itu merupakan penyebaran dari tumor lain pada tubuh, atau merupakan tumor primer yang memang tumbuh pertama kali di otak. Informasi ini sangat penting untuk menegakkan diagnosis, memperkirakan peluang kesembuhan, serta evaluasi pengobatan pada pasien.

 

Tata Laksana

Pengobatan tumor otak sekunder bertujuan untuk membantu meringankan gejala, memperlambat pertumbuhan tumor, dan memperpanjang usia. Bahkan dengan pengobatan yang berhasil sekalipun, metastasis otak sering kambuh kembali. Sehingga, dokter biasanya akan melakukan pemantauan ketat setelah pengobatan. 

Pilihan pengobatan untuk metastasis otak meliputi obat-obatan, prosedur operasi, radiosurgery stereotactic, terapi radiasi, atau kombinasi dari beberapa terapi.

Pilihan pengobatan yang terbaik untuk setiap pasien bergantung pada jenis, ukuran, jumlah dan lokasi tumor, tanda dan gejala, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan pilihan pasien. Diskusikan dengan dokter mengenai pilihan pengobatan yang akan diberikan.

 

Obat untuk mengontrol gejala

Obat dapat membantu mengontrol tanda dan gejala, serta membuat pasien merasa lebih nyaman. Pilihan obat tersebut antara lain:

  • Steroid 

Kortikosteroid dosis tinggi digunakan untuk meredakan pembengkakan jaringan otak di sekitar tumor, sehingga akan mengurangi keluhan. Obat ini tidak bisa didapatkan tanpa resep dokter.

  • Obat anti kejang

Jika pasien mengalami kejang, dokter akan merekomendasikan obat untuk mencegah kejang tambahan. Seperti obat steroid, obat anti kejang tidak bisa didapatkan tanpa resep dokter.

 

Operasi

Jika prosedur operasi adalah jenis terapi pilihan untuk pasien, dan tumor terletak di tempat yang mudah diakses saat operasi, dokter bedah akan mengangkat tumor dengan sebaik mungkin. Bahkan, pengangkatan sebagian tumor dapat membantu mengurangi keluhan pasien.

Pembedahan untuk mengangkat tumor otak sekunder memiliki beberapa risiko, seperti gangguan fungsi saraf, infeksi, dan perdarahan. Risiko lain yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi tubuh tertentu tergantung pada lokasi tumor tersebut berada di otak.

 

Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel tumor. Pada kasus tumor otak sekunder, terapi dapat mencakup salah satu atau kedua metode terapi radiasi berikut:

  • Radiasi seluruh otak

Pada terapi ini, radiasi di berikan ke seluruh area otak untuk membunuh sel tumor. Orang yang menjalani tipe radiasi ini biasanya memerlukan 10-15 kali terapi selama 2-3 minggu. Efek samping antara lain berupa kelelahan, mual, dan rambut rontok. Radiasi seluruh otak jangka panjang biasanya berkaitan dengan penurunan kognitif.

  • Stereotactic radiosurgery (SRS)

Pada metode ini, sinar radiasi yang diberikan tidak terlalu kuat, namun pada titik fokus, yaitu tepat pada tumor, dosis radiasi yang diberikan sangat besar untuk membunuh sel tumor. SRS biasanya dilakukan dalam satu kali terapi, dan dokter dapat mengobati beberapa tumor sekaligus dalam satu sesi. Efek samping dari metode ini antara lain mual, sakit kepala, kejang, atau pusing. Risiko penurunan kognitif jangka panjang dianggap lebih kecil dibandingkan dengan metode radiasi seluruh otak.

 

Obat-obatan

Pada kasus tertentu, diperlukan obat-obatan untuk mengontrol tumor. Efektivitas obat-obatan bergantung pada letak asal kanker dan kondisi kesehatan pasien. Pilihan obat-obatan tersebut antara lain:

  • Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat di dalam tubuh, termasuk sel-sel kanker.

  • Targeted therapy drugs

Pengobatan ini fokus pada kelainan spesifik yang ada di dalam sel kanker. Dengan memblokir kelainan tersebut, obat ini dapat mematikan sel kanker.

  • Imunoterapi

Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Sistem kekebalan tubuh alami tidak dapat melawan kanker karena sel kanker memproduksi protein yang membuat mereka dapat bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh. Imunoterapi bekerja dengan mengganggu proses tersebut.

 

Rehabilitasi Setelah Pengobatan

Karena tumor otak dapat berkembang di bagian otak yang mengontrol gerak motorik, bicara, penglihatan, dan berpikir, rehabilitasi juga diperlukan pada tahap pemulihan. Dokter dapat merujuk Anda ke beberapa terapis berikut:

  • Terapis fisik, membantu Anda melatih keterampilan motorik dan mengembalikan kekuatan otot yang hilang
  • Terapis okupasi, membantu Anda kembali ke aktivitas sehari-hari, termasuk bekerja, setelah sembuh dari tumor atau penyakit lainnya
  • Terapis wicara, membantu jika Anda mengalami kesulitan berbicara

 

Perawatan Suportif (paliatif)

Perawatan paliatif adalah perawatan medis khusus yang berfokus pada mengurangi rasa sakit dan gejala lain dari penyakit serius. Spesialis perawatan paliatif bekerja sama dengan Anda, keluarga, dan dokter untuk memberikan dukungan tambahan dalam rangkaian pengobatan Anda. Perawatan paliatif dilakukan oleh tim spesialis di bidang kedokteran, psikologi, perawatan spiritual, dan pekerja sosial. Tim ini bekerja untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penderita kanker dan keluarganya.

 

Komplikasi

Tumor otak sekunder dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:

  • Herniasi otak (bergesernya jaringan otak sehingga mendesak jaringan sekitarnya)
  • Peningkatan tekanan di dalam tengkorak
  • Kejang
  • Stroke
  • Hidrosefalus (penumpukan cairan otak)
  • Penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya
  • Defisit neurologis (gangguan fungsi saraf)
  • Pembengkakan otak
  • Gangguan fungsi berpikir
  • Perdarahan di dalam tengkorak
  • Penekanan pada sumsum tulang belakang
  • Kematian

 

Pencegahan

Belum ada cara untuk mencegah kanker otak, namun Anda dapat mengurangi risikonya jika Anda:

  • Menghindari paparan pestisida dan insektisida
  • Menghindari paparan bahan kimia karsinogenik (bersifat memicu kanker)
  • Menghindari merokok
  • Menghindari paparan radiasi yang tidak perlu

Sebagian besar tumor otak sekunder berasal dari kanker paru, payudara, dan melanoma. Mengobati kanker tersebut adalah langkah pertama untuk mengurangi kemungkinan Anda mengalami metastasis otak. Tanyakan pada dokter tentang risiko Anda mengalami tumor otak sekunder.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Temui dokter jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tanda bahaya seperti kelemahan salah satu anggota gerak, perubahan mental, sakit kepala hebat, dan kejang. Jika Anda atau orang lain yang mengalami tanda bahaya ini juga pernah dirawat karena tumor atau kanker di masa lalu, beri tahu dokter tentang riwayat penyakit tersebut.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 10:26

Mayo Clinic Staff (2020). Brain metastases. Retrieved 23 Desember 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brain-metastases/symptoms-causes/syc-20350136

Amsbaugh, M. Kim, C. (2020). Brain Metastasis. Retrieved 23 Desember 2021, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470246/

Cleveland Clinic (2020). Metastatic brain tumors. Retrieved 23 Desember 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17225-metastatic-brain-tumors#prevention

Roth, P., Pace, A., and Rhun, E. (2020). Neurological and vascular complications of primary and secondary brain tumours: Eano-ESMO clinical practice treatment and follow-up. Annals of oncology. Vol. 32, Issue 2, P171-182.