Anda tentu tidak asing dengan pepatah “Life Begins at 40”. Istilah ini banyak digunakan untuk memberi semangat orang-orang yang menginjak usia 40 tahun agar menjalani kehidupan yang matang dan stabil secara emosional dan finansial. Namun di balik situasi tersebut, banyak orang di usia 40 tahun mulai mempertanyakan makna hidupnya yang menjadi tanda-tanda midlife crisis atau krisis paruh baya.
Apa Itu Midlife Crisis?
Banyak orang beranggapan midlife crisis atau krisis paruh baya hanyalah mitos dan bahan lelucon dan stereotip di kalangan usia 40 tahun ke atas. Meski midlife crisis bukanlah sebuah istilah medis yang resmi, namun banyak orang mengalami perubahan kondisi mental saat memasuki usia 40 tahun ke atas. Dengan mengenali gejala dan penanganan yang tepat diharapkan banyak orang terbebas dari krisis paruh baya ini.
Secara umum, midlife crisis atau krisis paruh baya dapat diartikan sebagai kondisi mental dimana seseorang mengalami perubahan hidup ketika menginjak usia 40-60 tahun. Pada usia 40 tahun umumnya seseorang mengalami perubahan karir, kehidupan keluarga, dan kondisi kesehatan. Kondisi ini menyebabkan munculnya rasa khawatir, ketakutan, kebingungan, yang dikenal dengan istilah midlife crisis.
Baca Juga: Mengenal Krisis Identitas pada Remaja dan Cara Menghadapinya
Penyebab Mildlife Crisis
Tidak semua orang mengalami krisis paruh baya ketika berusia 40 tahun. Karena krisis paruh baya bukan sebuah istilah medis, maka sulit untuk menyebutkan penyebabnya dengan pasti.
Akan tetapi bagi banyak orang, krisis paruh baya umumnya terjadi karena perubahan peran dalam kehidupan mereka. Misalnya, orang merasa bahwa anak-anak sudah tumbuh dewasa dengan cepat, dan kini mereka mulai merawat kondisi orang tua yang memasuki usia lansia.
Banyak faktor yang dapat memicu midlife crisis, di antaranya:
- Kehilangan orang yang dikasihi
- Krisis identitas
- Merasa ditekan dan sulit mengekspresikan keinginan
- Ketidakpuasan emosional di masa kecil atau di masa lalu
Pada wanita, kondisi ini dapat dipengaruhi perubahan hormon sebagai proses alami menuju menopause. Tanda-tanda penuaan alami seperti munculnya garis halus, kerutan, dan perubahan fisik lainnya juga dapat memengaruhi kondisi emosional seseorang.
Baca Juga: Apa itu Mother Wound dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental
Tanda-Tanda Midlife Crisis
Tingkat keparahan gejala krisis paruh baya dapat berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa tanda yang dapat muncul antara lain:
- Merasa kesedihan dan penyesalan mendalam
- Mudah gelisah
- Sering melamun
- Mudah marah
- Sering nostalgia mengenang masa muda atau masa kecil
- Perilaku impulsif dan memanjakan diri untuk memenuhi keinginan masa kecil
- Perubahan hasrat seksual
- Perubahan ambisi
Terkadang gejala ini mirip dengan gejala depresi. Jika Anda memasuki usia 40 tahun dan merasa mengalami gejala di atas sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Penanganan Mildlife Crisis
Beberapa ahli berpendapat bahwa krisis paruh baya merupakan fase transisi yang normal dalam hidup. Perubahan kondisi yang dialami membuat Anda perlu memberi respons yang tepat agar dapat melewati masa krisis dengan baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjalani midlife crisis dengan baik antara lain:
- Menerima perubahan yang terjadi. Kenali perasaan yang Anda rasakan dan coba untuk menguraikan penyebab dan cara mengatasinya. Mengabaikan kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan dapat memperparah kondisi yang Anda rasakan.
- Belajar hal baru. Mempelajari hal baru membuat Anda bersemangat dan fokus pada hal-hal yang meningkatkan nilai diri Anda.
- Menjalin hubungan dengan orang tua dan orang terdekat. Kedekatan sosial dengan orang terdekat bisa membuat Anda merasa lebih baik dan percaya diri.
- Menerapkan gaya hidup sehat. Rutin olahraga, makan makanan sehat, tidur cukup, dan mengelola stres dengan baik akan membantu Anda lebih positif dalam menghadapi rutinitas harian.
Krisis paruh baya atau midlife crisis bisa terjadi pada siapa saja, baik pria dan wanita. Meskipun tidak semua orang pasti mengalaminya, namun krisis paruh baya adalah hal yang perlu dikendalikan agar tidak memengaruhi kualitas hidup Anda. Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan mental, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina