Pola hidup vegan dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, mencegah obesitas, serta dipercaya dapat menjaga keseimbangan lingkungan. Di balik berbagai manfaat gaya hidup vegan, beberapa orang melaporkan mengalami gejala depresi lebih parah. Bagaimana hubungan gaya hidup vegan dengan depresi? Simak dalam artikel berikut.
Hubungan Antara Vegan dengan Depresi
Apa yang kita konsumsi sehari-hari dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Dalam kaitannya dengan suasana hati, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi risiko depresi.
Vegan merupakan gaya hidup dimana seseorang bukan hanya menghindari konsumsi protein hewani, namun juga tidak menggunakan produk-produk yang terbuat dari hewan seperti kulit hewan, wool, atau madu. Pola makan vegan sepenuhnya berupa makanan nabati seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Dilansir dari Healthline, pengidap depresi yang menerapkan pola makan tinggi biji-bijian, protein rendah lemak, dan olahan susu rendah lemak, cenderung mengalami remisi daripada orang yang lebih sering mengonsumsi makanan ultra proses.
Meskipun demikian, pola makan vegan bukanlah satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan risiko depresi atau gangguan suasana hati. Depresi dan gangguan suasana hati lainnya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai pemicu kambuhnya depresi.
Baca Juga: Diet Plant Based dan Vegan, Apa Bedanya?
Penting untuk diketahui bahwa pola makan vegan dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan nutrisi. Umumnya pola makan vegan tidak mengandung beberapa nutrisi seperti asam lemak omega-3, asam amino, kalsium, vitamin D, dan vitamin B-12 yang dapat memengaruhi suasana hati dan gejala depresi.
- Vitamin B12: Penganut gaya hidup veganisme umumnya rentan kekurangan vitamin B12. Vitamin B12 banyak dijumpai pada produk hewani seperti daging, telur, dan susu. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan serotonin menurun sehingga menyebabkan depresi.
- Asam lemak omega-3: Asam lemak omega-3 yang banyak terdapat pada minyak ikan. Mengonsumsi asam lemak omega-3 dapat meningkatkan produksi serotonin sehingga membantu meredakan depresi.
- Asam amino: Asam amino berasal dari protein. Vegan mungkin tidak mendapatkan protein yang cukup sehingga tubuh tidak menghasilkan asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan asam amino dapat memicu gejala depresi.
Baca Juga: Tanda Depresi Ringan yang Bisa Dialami Sehari-Hari
Makanan untuk Meredakan Depresi
Penanganan depresi perlu melibatkan banyak faktor, termasuk salah satunya perbaikan gaya hidup dan pola makan yang sehat. Tidak ada pola makan khusus untuk membantu meredakan depresi, tetapi mengatur pola makan yang sehat dan aman bagi vegetarian dapat membantu mengelola gejala depresi yang dialami.
Beberapa anjuran pola makan untuk depresi antara lain:
- Selenium: biji-bijian utuh, kacang Brazil
- Vitamin D: jenis jamur tertentu, tahu
- Asam lemak omega-3: biji chia, flaxseed, kacang kenari
- Antioksidan: buah-buahan, sayur-sayuran
- Folat: sayuran berdaun gelap, buah dan jus buah, kacang-kacangan dan biji-bijian utuh
Jika Anda menerapkan gaya hidup vegan dan mengalami gejala depresi, sebaiknya periksakan ke dokter atau ahli gizi mengenai pengaturan pola makan sehari-hari. Bila Anda merasa gejala depresi memburuk, sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi AI Care yang bisa diunduh melalui App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina