Kosmetik bukanlah sesuatu yang asing karena digunakan sehari-hari oleh banyak orang baik wanita maupun pria. Penggunaan kosmetik dapat membantu merasa lebih percaya diri, meningkatkan penampilan, dan mengekspresikan diri lebih baik.
Kosmetik juga membantu menyempurnakan penampilan dan menyamarkan ketidaksempurnaan kulit, menonjolkan fitur wajah yang diinginkan serta menciptakan tampilan kulit yang lebih segar.
Bagi banyak orang, kosmetik adalah bagian dari ritual kecantikan harian. Namun, penting untuk diingat bahwa beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan yang terdapat dalam produk kosmetik yang digunakan.
Produk Kecantikan yang Dapat Menyebabkan Reaksi Alergi
Menurut para ahli, ada beberapa produk kecantikan yang paling sering menyebabkan reaksi alergi, di antaranya:
Sabun mandi
Sabun mandi bisa mengandung bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi.
Detergen
Detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian dapat meninggalkan residu pada kulit dan menyebabkan iritasi.
Antiperspiran
Bahan-bahan kimia di dalam antiperspiran mungkin menyebabkan reaksi kulit pada beberapa orang terutama yang memiliki kulit sensitif.
Makeup mata
Produk riasan mata seperti eyeliner dan eyeshadow mungkin mengandung bahan-bahan tertentu yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit di sekitar mata.
Baca Juga: Anda Alergi Maskara bila Mengalami Tanda-Tanda Ini
Pelembap
Meskipun pelembap dirancang untuk melembapkan dan merawat kulit, namun beberapa kandungan bahan tertentunya dapat menyebabkan iritasi, dermatitis kontak, urtikaria, dan juga folikulitis.
Sampo
Beberapa bahan kimia di dalam sampo juga mungkin menyebabkan reaksi alergi. Gejala biasanya muncul dalam 24-48 jam seperti kulit kemerahan di leher, wajah, badan bagian atas dan tangan. Anda juga mungkin mengalami bercak bersisik di kulit kepala, wajah, telinga dan punggung tangan.
Pewarna bibir
Alergi khususnya pada bibir mungkin terjadi ketika bibir bersentuhan dengan zat yang menyebabkan reaksi alergi, misalnya seperti pewarna bibir. Bibir yang mengalami reaksi alergi dapat mengalami beberapa gejala seperti kemerahan, gatal, rasa terbakar dan bengkak yang dapat disertai lepuhan.
Pewarna rambut
Pewarna rambut sering mengandung bahan-bahan seperti p-phenylenediamine dan ammonium persulfate yang dapat menyebabkan reaksi kulit pada beberapa orang.
Ciri-Ciri Alergi Kosmetik
Reaksi alergi yang disebabkan bahan-bahan di dalam produk kosmetik biasanya ditandai dengan beberapa gejala, di antaranya:
- Ruam atau gatal-gatal
- Pembengkakan
- Kemerahan
- Iritasi
- Kulit mengelupas dan bersisik
- Terbentuknya lepuhan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
Sangat penting untuk menghentikan penggunaan kosmetik tertentu apabila Anda mengalami reaksi alergi seperti yang disebutkan di atas.
Baca Juga: Tanda-Tanda Jika Anda Alergi Tabir Surya
Cara Menghindari Reaksi Alergi Kosmetik
Walaupun reaksi alergi bisa diobati, ada baiknya untuk melakukan tindakan pencegahan dan menghindari reaksi alergi. Berikut adalah beberapa tips agar terhindar dari reaksi kulit akibat produk kosmetik:
- Memilih produk kosmetik dengan bahan paling sedikit untuk meminimalkan reaksi alergi
- Melakukan pengujian (patch test) dan menunggu selama 48-72 jam untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pada kulit
- Menghindari mengoleskan pewangi langsung pada kulit
- Mewaspadai label yang mengklaim hipoalergenik dengan tetap melakukan pengujian
Meskipun penggunaan kosmetik dapat memberikan manfaat, penting untuk memilih dan menggunakan produk kosmetik secara bijak dan mengikuti langkah-langkah perawatan kulit yang sehat. Ini termasuk membersihkan wajah secara teratur, menggunakan produk yang sesuai dengan jenis kulit, dan menghindari penggunaan produk yang mengandung bahan-bahan berbahaya atau berpotensi menyebabkan alergi.
Apabila Anda memiliki keraguan dalam memilih produk kosmetik, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter kulit atau ahli dermatologi. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina