Abses Hepar Amoeba

Abses Hepar Amoeba

Bagikan :


Definisi

Abses hepar amoeba adalah kumpulan nanah pada hati yang disebabkan infeksi parasit Entamoeba histolytica. Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak, dan pada orang dewasa, lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 40-50 juta orang yang terinfeksi setiap tahunnya, terutama di negara berkembang.

Penyebab

Abses hepar amoeba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica. Parasit ini dikeluarkan dari tubuh melalui kotoran atau tinja. Kemudian, parasit dapat menulari seseorang lewat makanan, air, atau tangan orang yang tercemar kotoran manusia dalam bentuk kista. Tidak hanya itu, parasit juga dapat menular apabila ada kontak dengan kotoran saat berhubungan seksual. Kista mengeluarkan sel-sel yang lebih kecil, disebut sebagai trofozoit, di usus halus. Trofozoit ini kemudian akan bergerak menuju usus besar. Sesampainya di usus besar, trofozoit dapat menetap di dalam saluran usus besar sehingga tidak menyebabkan gejala apapun, masuk ke lapisan usus besar, atau masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi berbagai bagian tubuh lainnya seperti hati, paru, dan otak. Trofozoit berkembang biak dengan membelah diri atau menghasilkan kista. Trofozoit dan kista dapat ditemukan pada kotoran. Trofozoit dapat langsung mati apabila berada di luar tubuh, dan apabila selamat pun sampai di tubuh manusia lainnya, dapat mati akibat asam lambung. Sementara itu, kista dapat bertahan beberapa hari hingga minggu karena memiliki dinding pelindung.

Parasit yang sudah sampai di hati akan menyebabkan peradangan sel-sel hati dan selanjutnya kematian sel, membentuk nanah di dalam rongga dengan batas tegas. Nanah ini biasanya berisi sisa-sisa sel, sel-sel hati yang sudah mati, serta sel-sel yang hancur menjadi cair.

Faktor Risiko

Parasit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah tropis yang lebih hangat, dan semakin tinggi kemungkinannya apabila lingkungan sangat padat penduduk dan tingkat kebersihannya rendah. Parasit ini menyebabkan masalah kesehatan di Afrika, Amerika Latin, Asia Tenggara, dan India. Faktor risiko abses hepar amoeba lainnya dapat berupa tinggal atau berkunjung ke daerah tropis, kecanduan alkohol, kanker, kekebalan tubuh menurun misalnya akibat HIV/AIDS, gizi buruk, usia tua, hamil, dan penggunaan obat-obatan steroid.

Gejala

Gejala yang paling sering dikeluhkan pada abses hepar amoeba adalah demam dan nyeri perut di bawah 14 hari. Nyeri perut biasanya dirasakan terus-menerus, tumpul, perih, terutama pada bagian perut atas kanan dan dapat menjalar ke bahu kanan atau punggung atas. Nyeri biasanya semakin parah dengan batuk, berjalan, menarik napas dalam, dan berbaring ke sisi kanan. Gejala lainnya dapat berupa mual, muntah, penurunan berat badan, diare, dan gejala paru. Diare biasanya berdarah, terjadi pada 7% kasus. Namun, biasanya penderita memiliki riwayat diare berdarah yang cukup parah beberapa bulan sebelumnya. Sementara itu, gejala paru dapat berupa batuk dan nyeri dada. Batuk dapat kering atau mengeluarkan cairan berwarna coklat yang tidak berbau.

Diagnosis

Pemeriksaan biasanya diawali dengan pemeriksaan tanda vital seperti suhu, tekanan darah, denyut nadi, dan laju napas. Pada abses hepar amoeba, sering ditemukan demam. Pemeriksaan langsung dapat dilakukan pada perut, yang dapat menunjukkan adanya pembesaran hati disertai nyeri. Nyeri biasanya dapat ditunjuk di atas hati, di bawah rusuk, atau di celah antara dua rusuk. Nyeri biasanya ditemukan di perut bagian kanan atas atau perut bagian atas tengah, tergantung posisi abses (rongga berisi nanah). Pemeriksaan paru juga dapat dilakukan untuk mengetahui adanya keterlibatan paru. Biasanya, dapat ditemukan bunyi paru tambahan yang menunjukkan adanya masalah pada paru. Pemeriksaan mata dapat pula dilakukan untuk mengetahui apakah pasien menjadi kuning akibat infeksinya.

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap yang dapat menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih. Pemeriksaan kimia darah dapat dilakukan seperti bilirubin (apabila pasien tampak kuning), serta enzim hati. Pengambilan kotoran juga dapat dilakukan, selanjutnya dilihat di bawah mikroskop, dilakukan pemeriksaan antigen terhadap parasit, atau dikultur. Pemeriksaan antibodi dan antigen serum biasanya paling sering dilakukan apabila ada kecurigaan terhadap infeksi parasit ini.

Pemeriksaan pencitraan dapat dilakukan untuk melihat abses, namun umumnya tidak dapat menentukan penyebab abses. Pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan computed tomography scan (CT scan) baik untuk membedakan abses dengan tumor, sehingga dapat pula menjadi pilihan pemeriksaan awal. Pemeriksaan dengan nuklir, berbeda dari yang lainnya, dapat membedakan infeksi bakteri dan parasit penyebab abses. Sayangnya, pemeriksaan ini sangat mahal dan jarang tersedia, sehingga tidak digunakan sebagai pilihan pertama.

Tatalaksana

Tata laksana utama abses hepar amoeba adalah pemberian antibiotik. Antibiotik dapat diberikan selama 7-10 hari, namun ada jenis yang dapat diberikan selama 3 hari saja. Antibiotik pertama ini bertujuan untuk membunuh sel-sel amoeba. Apabila abses sudah ditangani, terapi dilanjutkan dengan antibiotik yang bertujuan untuk membersihkan sel-sel amoeba dari usus untuk mencegah penyakit terjadi kembali. Abses ini dapat menghilang seiring dengan pemberian antibiotik, namun pada beberapa kasus, tata laksana lanjutan dapat dilakukan.

Tata laksana lanjutan seperti penyedotan nanah dari abses dapat dilakukan apabila abses memiliki risiko tinggi untuk pecah (misalnya dengan ukuran lebih dari 5 cm), abses yang terletak di hati bagian kiri (karena jika pecah dapat menginfeksi rongga perut atau lapisan luar jantung), terapi antibiotik yang gagal setelh 5-7 hari, atau tidak dapat dibedakan dari abses hati akibat infeksi bakteri.

Tidak ada diet yang perlu diubah oleh penderita. Namun, kebersihan makanan dan tangan harus dijaga untuk mencegah infeksi ulang. Penderita juga disarankan untuk beristirahat selama beberapa hari selama terapi.

Komplikasi

Abses hepar amoeba dapat pecah ke arah dada, perut, atau lapisan luar jantung. Abses yang pecah sangat meningkatkan risiko infeksi pada daerah yang terpapar nanah. Infeksi ini dapat menyebabkan kematian; infeksi parasit ini merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah malaria. Risiko tertinggi kematian terjadi apabila abses pecah ke arah jantung. Selain itu, komplikasi dapat berupa pengumpulan cairan di dekat paru, atau terbentuknya saluran abnormal antara saluran napas dengan pelapis paru (pleura).  

Pencegahan

Abses hepar amoeba dapat dicegah dengan mencegah paparan terhadap parasit tersebut. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun terutama sebelum makan, serta memastikan makanan bersih. Apabila Anda hendak berkunjung ke daerah yang berisiko tinggi, sebaiknya makanlah makanan atau buah yang Anda masak atau kupas sendiri, dan hindari minum air lokal, termasuk es batu pada minuman. Selain itu, apabila ada komunitas yang tiba-tiba terserang diare berdarah bersama, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mencari sumber awal infeksi. Di tempat tersebut, sayur sebaiknya dicuci dengan sabun deterjen yang kuat dan direndam dalam cuka selama 15 menit untuk membunuh kista. Apabila akses terhadap bahan-bahan tersebut sulit, Anda dapat merebus sayuran dengan air. Merendam saja tidak cukup, karena kista memiliki dinding yang cukup tebal.

Kapan harus ke dokter?

Segeralah ke dokter apabila Anda mengalami gejala demam dan nyeri pada perut bagian kanan atas. Kecurigaan terhadap penyakit ini akan semakin tinggi apabila Anda memiliki riwayat diare berdarah yang cukup parah beberapa bulan sebelumnya atau memiliki riwayat berkunjung atau tinggal di daerah dengan tingkat kebersihan yang rendah. Sebagian besar penyakit ini dapat sembuh dengan pemberian antibiotik, namun dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian apabila tidak ditangani dengan baik.

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 20:57