Indonesia menjadi salah satu negara di Asia dengan tingkat merokok yang tinggi. Angka perokok laki-laki mencapai 76,20% dan perokok perempuan mencapai 3,60%. Meskipun tingkat perokok perempuan lebih rendah daripada laki-laki, risiko kesehatan yang serius akibat merokok, terutama merokok saat sedang hamil cukup tinggi, salah satunya adalah stunting.

Stunting adalah kondisi di mana seorang anak tidak tumbuh sesuai dengan potensinya, baik dalam hal berat badan maupun tinggi badan. Bagaimana merokok dikaitkan dengan stunting?

Merokok Dapat Menyebabkan Stunting

Merokok selama kehamilan dapat menghambat pertumbuhan janin dan berkontribusi terhadap bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi dilahirkan dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. Berat badan lahir rendah dapat menjadi indikator bahwa bayi tidak mendapatkan cukup nutrisi selama masa kehamilan.

Merokok selama kehamilan akan mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi yang diterima janin dari ibu melalui plasenta. Selain itu, nikotin dan bahan kimia berbahaya lain di dalam rokok dapat mempersempit pembuluh darah plasenta, mengurangi aliran darah dan mengganggu pertumbuhan janin. Akibatnya, bayi mungkin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk tumbuh dengan baik di dalam rahim.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa merokok selama kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi yang lahir dengan BBLR memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, termasuk risiko stunting pada masa kanak-kanak.

Baca Juga: Benarkah Tidak Minum Susu Menyebabkan Stunting?

Bagaimana dengan Ibu Hamil Sebagai Secondhand Smoke?

Meskipun risiko stunting lebih besar kaitannya dengan merokok aktif selama kehamilan, paparan asap rokok kedua (secondhand smoke) juga ternyata dapat berkontribusi terhadap risiko yang sama. Artinya, ibu hamil yang tidak merokok namun sering terpapar asap rokok dari orang terdekat atau lingkungannya juga berisiko tinggi terhadap dampak negatif rokok, termasuk stunting.

Paparan asap rokok kedua selama kehamilan juga bisa memengaruhi pertumbuhan janin dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi yang belum lahir, termasuk berat badan lahir rendah. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bayi dengan berat badan lahir rendah lebih berisiko tinggi mengalami stunting di masa kanak-kanak.

Baca Juga: Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat dengan Risiko Stunting

Paparan asap rokok kedua juga dapat mengganggu sistem pernapasan, penyerapan nutrisi, dan fungsi organ-organ penting, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dan orang tua untuk menghindari paparan asap rokok kedua selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak-anak, untuk mencegah risiko stunting dan masalah kesehatan lainnya pada anak-anak mereka.

Apabila Anda atau anggota keluarga memiliki keinginan berhenti merokok namun mengalami kesulitan dalam prosesnya. Anda bisa berbicara dengan dokter atau konselor berhenti merokok. Mereka dapat membantu menemukan strategi berhenti merokok yang cocok untuk Anda, memberikan dukungan emosional dan memberikan informasi tentang efek merokok pada kehamilan dan bayi.

Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!