Definisi
Lapang pandang adalah luasnya area yang dapat dilihat saat mata berfokus pada titik tengah tanpa menggerakan mata atau kepala. Area lapang pandang normal adalah sekitar 50 derajat pada area atas, 60 derajat pada area dalam, 70 derajat pada area bawah, dan 90 derajat pada area luar. Hilangnya kemampuan melihat pada satu bagian atau lebih dari lapang pandang inilah yang disebut gangguan lapang pandang.
Untuk dapat melihat sebuah benda, mata kita akan menangkap cahaya yang dipantulkan benda dan merubahnya menjadi sinyal untuk dikirimkan ke otak melalui saraf. Kemudian, otak akan mempersepsikan sinyal tersebut menjadi gambar benda yang kita lihat. Jika proses tersebut terganggu baik pada mata, otak, maupun saraf, maka akan timbul gangguan lapang pandang.
Penyebab
Gangguan lapangan pandang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti:
- Glaukoma, yaitu kerusakan saraf mata akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata (aqueous humor). Jika hal tersebut terjadi maka dapat menyebabkan peningkatan tekanan bola mata.
- Gangguan saraf mata lainnya. Saraf mata penting untuk memperantarai sinyal yang dikirimkan mata ke otak. Gangguan pada saraf mata karena sebab apapun dapat mempengaruhi lapang pandang.
- Tumor mata. Tumor dapat menghalangi cahaya masuk ke mata sehingga mata tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak
- Gangguan pembuluh darah mata. Jika ada pembuluh darah yang pecah dan mengalami perdarahan, tentu mata akan kehilangan fungsinya untuk menangkap cahaya dari benda.
- Infeksi mata, contohnya pada toksoplasmosis kongenital (adanya parasit Toxoplasma gondii pada mata yang dibawa sejak lahir karena penularan dari ibu saat hamil).
- Degenerasi makula akibat faktor usia. Makula merupakan bagian paling penting dari mata yang terletak di tengah retina (lapisan belakang mata). Makula berfungsi untuk menangkap cahaya dan akan menurun fungsinya seiring dengan bertambahnya usia.
- Penyakit autoimun, seperti sklerosis multiple.
- Penyakit metabolik, seperti hipertiroid.
- Stroke dan gangguan di otak lainnya.
Faktor Risiko
Memiliki kerentanan atau menderita penyakit-penyakit seperti contoh di atas merupakan faktor risiko terjadinya gangguan lapang pandang, terutama bagi pasien yang penyakitnya tidak terkontrol atau tidak rutin berobat.
Contohnya pada orang dengan riwayat keluarga menderita glaukoma, penggunaan jangka panjang obat-obatan antiradang golongan steroid, seseorang dengan bilik mata depan yang dangkal, penderita rabun jauh atau rabun dekat dengan ukuran lensa yang tinggi, usia di atas 40 tahun, cedera mata, serta penderita penyakit kronik (berlangsung lama) seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung, memiliki risiko lebih tinggi mengalami glaukoma. Sehingga, pasien dengan faktor risiko tersebut juga berisiko lebih tinggi terkena gangguan lapang pandang.
Pada orang yang telah menderita glaukoma, tekanan bola mata yang tinggi dapat menyebabkan gangguan lapang pandang.
Jumlah kasus baru gangguan lapang pandang meningkat lima kali lipat pada usia 55-80 tahun. Setelah glaukoma, stroke menjadi penyebab paling sering kedua pada orang berusia di bawah 75 tahun, diikuti oleh degenerasi makula dan oklusi arteri retina.
Gejala
Gejala gangguan lapang pandang antara lain:
- Kesulitan mengemudikan kendaraan
- Seringkali tersandung
- Pandangan buram sehingga kesulitan menonton TV atau membaca buku
- Lapang pandang tertutup atau berwarna lebih gelap
- Merasa tidak bisa melihat dari satu sisi, baik kiri maupun kanan
Diagnosis
Untuk mendiagnosis gangguan lapang pandang, dokter akan melakukan wawancara mengenai tanda dan gejala penyakit serta riwayat penyakit lainnya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan lapang pandang adalah pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan otak, saraf, dan mata. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan di mana letak penyebab gangguan lapang pandang. Setelah melakukan tes ini, dokter akan memberikan rekomendasi pengobatan yang sesuai. Pemeriksaan lapang pandang juga dapat dilakukan tanpa alat, yaitu menggunakan tes konfrontasi.
Pada tes konfrontasi, dokter dan pasien akan saling berhadapan dan keduanya menutup salah satu mata. Baik dokter maupun pasien harus fokus pada titik tengah penglihatan. Kemudian, dokter akan menggerakkan jarinya ke atas, bawah, kiri, kanan dan menanyakan ke pasien apakah ia dapat melihat jari dokter tersebut. Tes ini dapat dilakukan dengan syarat mata pemeriksa normal atau tidak ada gangguan lapang pandang.
Bila ditemukan gangguan, dapat diperiksa lebih lanjut menggunakan alat khusus, seperti Goldmann Perimeter, Tangent Screen, Amsler Grid, dan Computerized Automated Perimeter.
Terdapat beberapa jenis kehilangan lapang pandang, diantaranya :
- Sentral/Perifer, kehilangan lapang pandang mungkin dapat terjadi pada pusat/sentral (masalah saraf pusat) maupun perifer (masalah pada saraf tepi).
- Skotoma, yaitu kondisi medis yang ditandai dengan penurunan beberapa bagian dari lapang pandang.
- Hemianopia, hilangnya pandangan pada sebagian bidang lapang pandang.
Tata Laksana
Pengobatan untuk gangguan lapang pandang bergantung pada penyebabnya. Misalnya, seseorang mengalami gangguan lapang pandang akibat glaukoma dengan tekanan bola mata yang tinggi, maka orang tersebut akan mendapat pengobatan untuk menurunkan tekanan bola mata. Semakin dini pengobatan diberikan, perburukan pada gangguan lapang pandang dapat dicegah.
Jika Anda menderita tumor mata, mungkin dokter akan menyarankan untuk dilakukan pembedahan. Sedangkan, jika Anda menderita stroke, maka akan diberikan obat-obatan untuk mengontrol penyakit stroke.
Pada penyakit degeneratif retina seperti degenerasi makula dan retinopati diabetikum, dapat dilakukan terapi laser. Namun, kerusakan pada retina mungkin tidak dapat pulih total seperti sebelumnya. Penyakit degeneratif dapat diobati berdasarkan faktor risiko penyebabnya.
Komplikasi
Komplikasi gangguan lapang pandang dapat dialami oleh mata maupun bagian tubuh lain akibat adanya kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya, pasien dapat mengalami cedera akibat kesulitan mengemudi atau mudah terjatuh saat berjalan. Cedera dapat bersifat ringan seperti cedera otot atau tulang, hingga cedera berat seperti pada kepala yang dapat mengancam nyawa. Sedangkan komplikasi pada mata yang paling membahayakan adalah mengalami kebutaan permanen.
Pencegahan
Pencegahan gangguan lapang pandang berbanding lurus dengan pencegahan penyakit-penyakit yang mendasarinya. Secara umum, diet gizi seimbang, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik adalah cara untuk mencegah penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan gangguan lapang pandang, terlebih jika Anda memiliki faktor risiko. Deteksi dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan gangguan lapang pandang juga dapat mencegah perburukan penyakit ke arah kebutaan.
Sebagai contoh, pada kasus glaukoma, dapat dicegah dengan skrining mata rutin ke dokter karena glaukoma bisa dideteksi lebih dini, terutama jika Anda memiliki faktor risiko glaukoma. Skrining glaukoma dapat dilakukan setiap 2-4 tahun sekali pada kelompok usia di bawah 40 tahun, 2 tahun sekali pada usia di atas 40 tahun, dan setahun sekali pada kelompok dengan riwayat keluarga menderita glaukoma.
Pada orang yang telah memiliki penyakit-penyakit penyebab gangguan lapang pandang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan mata rutin untuk mendeteksi gangguan lapang pandang lebih dini. Skrining mata yang diikuti dengan penanganan yang tepat dapat mencegah atau memperlambat proses gangguan lapang pandang.
Misalnya pada pasien glaukoma, mengontrol tekanan intraokular dapat mencegah timbulnya gangguan pada lapang pandang. Dengan mendiagnosis, mengobati, dan memperlambat perburukan glaukoma, dapat mencegah perkembangan gangguan lapang pandang dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kerusakan saraf mata akibat efek samping dari obat tertentu seperti Etambutol untuk mengobati TBC juga dapat dicegah dengan cara melakukan pemeriksaan mata secara berkala selama menggunakan obat tersebut.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda memiliki faktor risiko gangguan lapang pandang seperti yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya Anda secara aktif berkonsultasi dengan dokter mata untuk dilakukan skrining mata secara rutin. Skrining ini bertujuan mendeteksi dini perburukan gangguan lapang pandang sehingga dapat mencegah kebutaan permanen.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina