Laserasi Kelopak Mata

Laserasi Kelopak Mata
Laserasi kelopak mata dapat terjadi akibat cedera atau kekerasan pada mata, baik tajam maupun tumpul. Laserasi kelopak mata dapat melibatkan pinggir kelopak mata (marginal), di luar kelopak m

Bagikan :


Definisi

Laserasi kelopak mata adalah robeknya kelopak mata, baik secara sebagian (parsial, tidak melibatkan seluruh lapisan) atau total (melibatkan seluruh lapisan, full thickness). Laserasi kelopak mata dapat terjadi akibat cedera atau kekerasan pada mata, baik tajam maupun tumpul. Laserasi kelopak mata dapat melibatkan pinggir kelopak mata (marginal), di luar kelopak mata (ekstramarginal), atau kehilangan jaringan kelopak mata. Laserasi kelopak mata lebih sering terjadi pada laki-laki usia produktif, namun dapat terjadi pada anak hingga bayi baru lahir akibat trauma jalan lahir. Penelitian di Iran menunjukkan bahwa kelopak mata yang paling sering mengalami laserasi adalah kelopak mata kanan atas.

Kerusakan pada bola mata seperti ruptur atau robekan bola mata, hifema (adanya darah pada bilik mata depan), dan abrasi kornea (goresan pada selaput bening mata) dapat terjadi bersamaan dengan laserasi kelopak mata (sekitar 2/3 kasus). Kerusakan ini dapat tidak terlihat secara kasat mata, sehingga pemeriksaan secara lengkap oleh dokter mata sangat diperlukan dalam menangani kasus cedera mata.

 

Penyebab

Laserasi kelopak mata terjadi melalui dua mekanisme umum, yaitu:

  1. Kontak langsung dengan benda tajam yang bergerak dengan kecepatan tinggi, baik masuk dan melukai kelopak mata bagian luar (superfisial, seperti kulit dan jaringan di bawah kulit) atau hingga dalam (bagian belakang lapisan kelopak mata). Luka yang terjadi dan hanya melibatkan bagian luar menyebabkan laserasi kelopak mata parsial (sebagian), sedangkan yang melibatkan bagian dalam menyebabkan laserasi kelopak mata total (full thickness).
  2. Robekan akibat cedera benda tumpul pada mata.

Laserasi kelopak mata sering terjadi pada anak atau remaja yang dapat disebabkan oleh gigitan hewan seperti anjing, jatuh, handlebar injury (akibat mata terkena setang sepeda), dan atau menabrak benda tajam. Penyebab tersering laserasi kelopak mata pada anak dan remaja adalah cedera akibat benda tumpul, seperti pukulan tangan, kecelakaan kendaraan bermotor, dan olahraga bola.

 

Faktor Risiko

Faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami laserasi kelopak mata adalah:

  • Jenis kelamin. Pria lebih sering mengalami laserasi kelopak mata dibandingkan wanita, karena pria lebih sering terlibat dalam kekerasan fisik, pekerjaan manual yang melibatkan alat serta mesin, dan olahraga yang memiliki risiko tinggi.
  • Usia, insidensi tertinggi dari laserasi kelopak mata terjadi pada usai muda (anak-anak, remaja, dan dewasa muda), namun dapat terjadi pada seluruh usia. Lansia dapat mengalami laserasi kelopak mata akibat terjatuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada kelopak mata.
  • Paparan lingkungan. Memiliki anjing (terutama jenis Pit Bull Terrier), terlibat dalam kekerasan fisik, menggunakan kendaraan, dan kondisi lingkungan kerja dapat memengaruhi risiko terjadinya laserasi kelopak mata. Di negara berkembang, penyebab tertinggi laserasi kelopak mata adalah menggunakan kendaraan bermotor. Laserasi kelopak mata lebih sering terjadi di lingkungan kerja dibandingkan di rumah, terutama pada lingkungan kerja yang melibatkan mesin, objek yang bergerak dalam kecepatan tinggi, dan memiliki kait.
  • Lain-lain, bayi yang dilahirkan melalui prosedur sesar memiliki risiko lebih tinggi mengalami laserasi kelopak mata.

 

Gejala

Gejala yang terjadi pada orang yang mengalami laserasi kelopak mata, antara lain:

  • Kelopak mata terlihat robek.
  • Nyeri pada mata, kelopak mata, dan daerah di sekitar wajah.
  • Perdarahan dari kelopak mata atau dari daerah sekitar mata (orbita).
  • Gangguan penglihatan (buram atau berbayang).
  • Tidak dapat merasakan sensasi pada daerah dahi.
  • Perdarahan pada bagian putih mata (sklera).
  • Terdapat benda asing pada mata.

 

Diagnosis

Dokter Anda akan menanyakan mengenai mekanisme terjadinya cedera (benturan, kecelakaan kendaraan, gigitan hewan), alergi, waktu makan terakhir, dan status vaksin tetanus. Menentukan mekanisme laserasi kelopak mata sangat penting karena akan mempengaruhi tata laksana selanjutnya.

  • Laserasi kelopak mata akibat kecelakaan berhubungan dengan adanya benda asing yang tertanam di bola mata dan kehilangan sebagian jaringan pada mata. 
  • Laserasi kelopak mata akibat gigitan hewan buas meningkatkan risiko infeksi (contohnya rabies) dan hilangnya jaringan. Pada laserasi kelopak mata akibat gigitan manusia, dokter Anda akan melakukan skrining HIV dan hepatitis.
  • Laserasi kelopak mata yang kecil namun dalam, meningkatkan kecurigaan terdapat benda asing pada bola mata.

Dokter Anda juga akan menanyakan alat pelindung diri yang Anda gunakan pada saat kejadian.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter Anda bertujuan untuk mengeliminasi kemungkinan pecahnya atau robeknya bola mata Anda. Temuan yang mengindikasikan keterlibatan bola mata, antara lain adalah hifema (adanya darah pada bilik mata depan), fraktur tulang orbita (tulang di sekitar bola mata), dan perubahan struktur anatomi mata Anda. Jika dokter Anda mencurigai adanya benda asing yang tidak terlihat atau masuk ke dalam bola mata Anda, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI. Pemeriksaan darah diperlukan untuk melihat tanda infeksi, riwayat atau penyakit HIV dan hepatitis.

 

Tata Laksana

Prinsip dasar dari pengobatan laserasi kelopak mata adalah dengan operasi. Penjahitan akan dilakukan 12–24 jam setelah kejadian untuk mencegah komplikasi dan infeksi. Pembersihan mata dari benda asing perlu dilakukan secara menyeluruh karena dapat mengganggu proses penyembuhan mata. Jahitan pada kelopak akan dilepas 4–7 hari setelahnya dan jahitan pada daerah sekitar mata dicabut 5–10 hari setelahnya. Walaupun jahitan telah dicabut, pengobatan dapat berlangsung selama 6–12 bulan sampai luka benar-benar sembuh. Operasi penjahitan dan rekonstruksi yang dilakukan akan bergantung pada luasnya luka dan keterlibatan saluran air mata. Laserasi kelopak mata ringan (melibatkan <25% kelopak mata dan berbentuk horizontal) umumnya tidak memerlukan penjahitan, dan hanya diobati dengan antibiotik serta obat lain untuk mengurangi gejala yang timbul.

Dokter Anda dapat memberikan obat-obatan antibiotik, vaksin tetanus, dan vaksin rabies jika diperlukan. Anda perlu memeriksakan diri ke dokter 1 minggu setelahnya agar dokter dapat melakukan deteksi dini jika terjadi komplikasi tertentu.

 

Komplikasi

Penglihatan pada laserasi kelopak mata umumnya tidak terganggu kecuali terjadi robekan pada bola mata. Dengan teknik rekonstruksi yang baik, komplikasi yang dapat timbul minimal dan tidak menimbulkan bekas luka yang serius.

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain mata tidak dapat menutup sempurna (lagoftalmos), kelopak mata turun (ptosis), mata berair terus menerus (epifora), timbul jaringan parut pada bekas luka, dan jika melibatkan bola mata dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

 

Pencegahan

Pencegahan utama dari laserasi kelopak mata adalah meminimalisasi cedera pada wajah. Anak perlu perhatian yang ketat, baik di rumah ataupun di sekolah dari hewan buas, benda tajam, dan ketika menaiki sepeda. Orang dewasa perlu menggunakan pelindung mata terutama jika bekerja di tempat yang memiliki risiko tinggi, berolahraga yang berisiko tinggi, dan menggunakan kendaraan bermotor. Lansia perlu menghindari konsumsi obat-obatan dan aktivitas yang dapat meningkatkan risiko jatuh, seperti terjatuh akibat karpet yang licin. Selain itu, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Berhati-hati dengan hewan seperti anjing. Awasi anak Anda jika berada di dekat anjing.
  • Gunakan pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berisiko tinggi untuk terpapar terhadap debu, benda asing, atau benda yang melayang. Perhatikan anak Anda jika sedang melakukan aktivitas yang berisiko tersebut.
  • Gunakan pelindung mata ketika sedang memotong rumput dan jauhkan anak Anda ketika Anda sedang melakukan hal tersebut.
  • Letakkan benda tajam di tempatnya dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan menggunakan benda-benda yang dapat membuat jatuh terpeleset, seperti karpet yang licin. Jika Anda tinggal dengan lansia atau anak-anak, pastikan selalu berhati-hati agar tidak terjatuh dan gunakan pelindung pada sudut furnitur yang tajam agar tidak melukai ketika tidak sengaja terbentur.
  • Gunakan car seat untuk anak Anda yang dilengkapi dengan sabuk pengaman yang aman. Jangan letakkan anak di bawah 12 tahun pada kursi depan. Simpan benda-benda yang dapat bergerak atau jatuh di bagasi mobil Anda.
  • Berhati-hati lah dengan mainan anak Anda. Jangan berikan permainan yang berisiko seperti tembak-tembakan, pistol mainan, dan panahan. Hindari memberikan permainan yang dapat menyebabkan cedera akibat benda tumpul. 
  • Gunakan pelindung mata ketika sedang melakukan olahraga yang melibatkan bola, stik, raket, benda yang melayang (shuttle cock, boal tenis), dan lain-lain. Gunakan pelindung mata yang disetujui dan dilabeli ASTM F803. Pelindung mata ini telah memenuhi syarat ASTM internasional. Pelindung mata yang tidak terbukti dapat melindungi mata Anda dari cedera dalam olahraga adalah kaca mata. Atlet profesional perlu menggunakan lensa polikarbonat dengan ketebalan 2 mm untuk olahraga low impact dan 3 mm untuk olahraga high impact. Pelindung wajah seperti helm harus digunakan pada permainan hockey, sepak bola, baseball, dan lacrosse.
  • Berhati-hati lah ketika membuka botol, karena tutup botol dapat melayang ke wajah Anda. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu memeriksakan kondisi Anda ke dokter spesialis mata terdekat jika Anda mengalami cedera mata, walaupun cedera tersebut terlihat tidak parah. Menunda pergi ke dokter dapat berdampak pada penglihatan mata Anda dan bahkan dapat menyebabkan kebutaan.

Sebelum ke dokter, perhatikan beberapa hal berikut:

  • Jangan menyentuh, mengucek, atau menekan mata.
  • Jangan cabut benda apapun yang tertancap pada mata.
  • Jangan teteskan obat mata apapun pada mata.
  • Lindungi mata dengan menggunakan patch (penutup mata) yang tidak menempel langsung pada mata hingga Anda sampai ke fasilitas kesehatan.
  • Minta orang lain untuk membantu Anda ke fasilitas kesehatan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 10:13

*Justin GA. (2021). Eyelid laceration. EyeWiki. Available from: https://eyewiki.aao.org/Eyelid_Laceration

Cohcran ML. (2021)/ Eyelid laceration. StatPearls. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470367/

Gardiner MF. (2021). Eyelid lacerations. UpToDate. Available from: https://www.uptodate.com/contents/eyelid-lacerations

Ing BE. (2019). Eyelid laceration. Medscape. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1212531-overview

MayoClinic Staff. (2019). Eye injury: Tips to protect vision. MayoClinic. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/eye-injury/art-20047121