Tahukah Anda bahwa organ jantung manusia dapat mengalami pembengkakan? Dalam kondisi normal, ukuran jantung manusia normal berukuran sebesar kepalan tangan. Namun pada situasi tertentu, jantung dapat mengalami pembengkakan atau yang dikenal dengan istilah kardiomegali. Seberapa berbahayakah kondisi ini?
Penyebab pembengkakan jantung (kardiomegali)
Pembengkakan jantung adalah kondisi dimana jantung tampak membesar jika dilihat dari tes pencitraan seperti hasil rontgen. Jantung bengkak atau kardiomegali sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan suatu gejala dari kondisi medis lainnya. Misalnya, ibu hamil dapat mengalami pembengkakan jantung karena mengalami stres jangka pendek.
Selain kehamilan, beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan pembengkakan jantung antara lain:
- Melemahnya otot jantung
- Penyakit arteri koroner
- Masalah katup jantung
- Gangguan irama jantung
- Infeksi virus di jantung
- Infeksi HIV
- Masalah pada ginjal yang memerlukan cuci darah
- Faktor genetik dan keturunan
Pada pembengkakan jantung akibat kehamilan, kondisi ukuran jantung dapat kembali pulih setelah persalinan. Namun pada beberapa kasus, kondisi pembengkakan jantung sulit untuk kembali seperti semula. Pembengkakan jantung dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya dan umumnya membutuhkan bantuan obat-obatan hingga prosedur terapi.
Apakah pembengkakan jantung berbahaya?
Tingkat keparahan jantung bengkak dapat berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada penyebab dan kondisi kesehatan jantung masing-masing. Dilansir dari Mayo Clinic, pembengkakan jantung dapat memicu komplikasi serius berupa:
1. Gagal jantung
Pembengkakan jantung terutama jika terjadi pada bilik kiri jantung (kardiomegali dilatasi) merupakan salah satu tipe pembengkakan jantung yang serius. Pembengkakan jantung pada bilik dapat meningkatkan risiko gagal jantung karena melemahnya otot jantung dan bilik membesar sehingga jantung kesulitan untuk memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.
2. Penggumpalan darah
Pembengkakan jantung dapat membuat Anda lebih rentan mengalami penggumpalan darah di lapisan jantung. Apabila gumpalan masuk ke aliran darah dan menyumbat aliran darah ke organ vital, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Gumpalan darah yang terbentuk pada sisi kanan jantung dapat berjalan hingga paru-paru, menyumbat aliran darah menuju paru lalu menyebabkan emboli paru. Emboli paru merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan kematian jaringan paru dan membahayakan nyawa.
3. Bising jantung
Bising jantung adalah kelainan pada jantung yang disebabkan oleh pembukaan katup yang tidak sempurna sehinga darah melewati bukaan sekat yang sempit. Aliran darah ini memunculkan bunyi tiupan atau desingan yang dapat didengar melalui stetoskop. Meskipun kondisi ini tidak selalu berbahaya, namun bising jantung dapat menjadi tanda adanya penyakit jantung serius.
4. Henti jantung dan kematian mendadak
Pembengkakan jantung dapat memicu gangguan irama jantung dimana jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat. Irama jantung yang terlalu lambat dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kematian mendadak.
Apakah pembengkakan jantung bisa dicegah?
Orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan riwayat masalah jantung lainnya, memiliki risiko mengalami pembengkakan jantung lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak punya masalah jantung. Namun, dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, risiko seseorang mengalami pembengkakan jantung dapat diminimalisir.
Beberapa cara untuk mencegah pembengkakan jantung antara lain:
- Mengonsumsi maanan sehat seperti buah dan sayur, olahan susu rendah lemak, ikan dan gandum utuh
- Membatasi konsumsi garam dan lemak jenuh
- Mengurangi rokok dan alkohol
- Rutin olahraga khususnya aerobik
- Rutin melakukan pemeriksaan kolesterol dan tekanan darah
Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit jantung atau memiliki faktor keturunan penyakit jantung, sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengurangi risiko pembengkakan jantung.
- dr Nadia Opmalina