Sarkoidosis

Sarkoidosis
Sarkoidosis sendiri merupakan penyakit yang langka.

Bagikan :


Definisi

Sarkoidosis merupakan kondisi yang menyebabkan benjolan atau gumpalan (granuloma) yang terbentuk pada paru-paru, getah bening, kulit, mata dan bagian lain pada tubuh. Kondisi ini menyebabkan sistem imunitas tubuh bereaksi berlebih dan membentuk benjolan atau gumpalan yang disebut dengan granuloma. Perbedaan ukuran dan lokasi granuloma dapat menyebakan gejala dari sedang hingga parah atau tanpa gejala sama sekali.

Pada beberapa kasus, granuloma dapat berubah menjadi jaringan parut paru-paru sehingga menyebabkan gangguan paru-paru. Granuloma pada umumnya dapat ditemukan hampir diseluruh tubuh, tetapi pada umumnya sering ditemukan pada paru paru atau kelenjar getah bening. Granuloma merupakan area dari inflamasi yang disebabkan oleh sistem imun. Granuloma terbentuk dari kumpulan sel darah putih yang melindungi tubuh dari patogen yang diperkirakan oleh sistem imun sebagai sesuatu yang membahayakan. Granuloma akan dkelilingi oleh jaringan yang ketat dimana akan membuat benjolan tersebut terasa padat dan keras. Penyakit sarkoidosis merupakan penyakit yang langka.

 

Penyebab

Peneliti mengatakan kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab dari sarkoidosis tetapi penyebab pasti dari penyakit ini masih belum diketahui. Pada beberapa pasien memiliki kecenderungan sistem imunitas dengan reaksi berlebihan terhadap pemicu (antigen) seperti bakteri dan virus. Walaupun melibatkan sistem imun, sarkoidosis bukan gangguan autoimun.

 

Faktor Risiko

Seseorang dengan riwayat atau genetik yang memiliki riwayat sarkoidosis dan terpapar oleh pemicu seperti infeksi atau kontaminasi lingkungan dapat membuat sistem imun tubuh bereaksi berlebih dan berkembang menjadi penyakit ini.

Anda memiliki risiko lebih tinggi bila bekerja pada area yang berdebu atau lembab. Sarkoidosis memiliki risiko lebih tinggi pada orang Afrika dan Skandinavian. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki kemungkinan terkena sarkoidosis, tetapi perempuan memiliki risiko lebih tinggi. Pada usia antara 20 hingga 40 tahun memiliki kemungkinan mengalami sarkoidosis dibandingkan usia lainnya.

 

Gejala

Gejala dari sarkoidosis bergantung pada lokasi terbentuknya granuloma. Sebagian besar pasien sarkoidosis memiliki gejala para paru-paru, kulit, mata, persendian dan hampir pada seluruh tubuh.

Secara umum, gejala dari sarkoidosis seperti demam, kelelahan, nyeri pada persendian, nyeri otot atau kelemahan, malam berkeringat, pembengkakan pada getah bening, berat badan yang hilang tanpa penyebab, batu ginjal. Adapun gejala pada bagian lain, seperti :

  • Sarkoidosis pada paru-paru : batuk, napas pendek (dispnea), nyeri pada dada, mengi
  • Sarkoidosis pada mata : gangguan penglihatan, nyeri mata, mata bengkak, mata merah, sensitif terhadap cahaya
  • Sarkoidosis pada kulit : adanya pertumbuhan dibagian bawah kulit sekitar luka atau tato, adanya bercak keputihan atau kegelapan pada kulit, adanya bintik kemerahan atau keunguan pada area hidung atau pipi, adanya benjolan merah lunak pada pipi
  • Sarkoidosis pada jantung : nyeri dada, irama jantung tidak beraturan, gagal jantung, napas pendek
  • Sarkoidosisi pada sistem saraf : peningkatan rasa haus atau jumlah buang air kencing, kelemahan atau kekauan pada otot wajah, sakit kepala, kejang

 

Diagnosis

Diagnosis dari sarkoidosis biasanya dilakukan kombinasi dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen dada, biopsi dari granuloma yang dicurigai serta beberapa pemeriksaan tambahan untuk membantu diagnosis.

Pada pemeriksaan anamnesis dokter akan bertanya mengenai gejala yang dirasakan saat ini, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pengukuran tekanan darah, frekuensi napas, frekuensi denyut nadi, dan suhu tubuh.

Pemeriksaan gambar dan biopsi merupakan pemeriksaan paling umum untuk sarkoidosis, tetapi dokter mungkin akan menyarankan melakukan pemeriksaan lain berdasarkan tanda dan gejala yang Anda alami. Pada pemeriksaan gambar seperti rontgen dada, CT scan atau MRI. Sedangkan pada pemeriksaan biopsi dapat dilakukan dengan beberapa cara bergantung dari bagian mana dokter mencurigai granuloma.

Beberpaa pemeriksaan lain yang dilakukan seperti :

  • Pemeriksaan pada jaringan paru-paru yang mungkin melibatkan selang kecil, kamera dan peralatan biopsi yang dilewatkan melalui hidung, tenggorokan atau melalui luka kecil seperti endobronchial ultraound guidede transbronchial fine needle aspiration (EBUS-TBNA)
  • Pemeriksaan fungsi paru-paru : merupakan pemeriksaan non-invasif untuk mengukur fungsi paru
  • Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah atau urine mengetahui fungsi organ hati dan ginjal
  • Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG atau ECG) merupakan pemeriksaan rutin untuk memeriksa aktivitas jantung
  • Pemeriksaan gambar : PET scan dan gallium scan yang menggunakan material radioaktif dalam jumlah kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah untuk menujukkan adanya inflamasi pada tubuh
  • Derivatif protein yang dimurnikan. Pemeriksaan sederhana pada akulit untuk memeriksa adanya paparan atau infeksi dari tuberkulosis. Pemeriksaan ini membantu membedakan dengan tuberkulosis yang terkadang sering diartikan sebagai sarkoidosis
  • Pemeriksaan slit lamp : dokter akan melihat ke dalam mata pasien untuk melihat adanya kelainan terkait sarkoidosis

 

Tata Laksana

Pengobatan sarkoidosis bertujuan menangani gejala dan mencegah kerusakan organ. Sarkoidosis biasanya diobati dengan terapi yang memodifikasi atau menekan sistem imun karena granuloma merupakan area inflamasi yang disebabkan oleh sel imun. Pengobatan sarkoidosis bergantung pada lokasi granuloma. Tidak ada pengobatan spesifik untuk sarkoidosis walaupun terkadang akan sembuh dengan sendirinya. Dokter juga akan meresepkan beberapa obat yang bertujuan untuk mengurangi inflamasi dengan memodifikasi atau menekan sistem imun.

Beberapa pengobatan sarkoidosis, antara lain:

  • Pemberian obat kortikosteroid, bisa dengan cara diminum, dioleskan secara langsung ke kulit, atau diteteskan pada mata
  • Pemberian hydroxychloroquine, untuk membantu mengatasi gangguan di kulit
  • Pemberian obat imunosupresif, untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi gejala peradangan
  • Transplantasi organ, untuk mengganti organ yang rusak akibat sarkoidosis, dengan organ lain dari pendonor

 

Komplikasi

Pada beberapa kasus sarkoidosis, komplikasi yang terjadi disebabkan oleh pengobatan yang diberikan seperti kortikoteroid. Kortikosteroid dapat meningkatkan risiko penyakit yang menular dan dapat menimbulkan efek samping lain, seperti:

  • Peningkatan berat badan berlebih
  • Insomnia
  • Jerawat
  • Ruam kulit
  • Diabetes
  • Peningkatan tekanan darah
  • Glaukoma
  • Katarak
  • Osteoporosis
  • Depresi dan emosi yang mudah teriritasi

 

Pencegahan

Sarkoidosis masih belum diketahui secara pasti penyebabnya sehingga masih belum diketahui cara pencegahan atau mengurangi faktor risiko. Mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter secara rutin akan mengurangi risiko dari kerusakan organ yang dapat disebabkan oleh granuloma

 

Kapan Harus ke Dokter?

Bila mengalami gejala dari sarkoidosis yang semakin mengganggu kegiatan Anda atau muncul gejala baru ketika menerima pengobatan dan mengalami efek samping yang mengganggu.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Kevin Luke
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Kamis, 12 Oktober 2023 | 05:18