Stunting masih menjadi permasalahan yang membutuhkan banyak perhatian di Indonesia, khususnya karena angka stunting di Indonesia masih berada di atas batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata sebagai akibat dari kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, rendahnya kemampuan belajar, dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan obesitas.
Di 1000 hari pertama kehidupannya, bayi membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk membantunya tumbuh dan berkembang dengan baik. Ini termasuk asupan saat berada di dalam kandungan, ASI eksklusif, dan juga MPASI serta menu makanan bergizi.
Benarkah Tidak Minum Susu Menyebabkan Stunting?
Tidak minum susu terutama di 1000 hari pertama kehidupan bayi tidak secara langsung menjadi penyebab stunting. Stunting adalah masalah yang lebih kompleks. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor, seperti nutrisi yang tidak mencukupi, infeksi berulang, sanitasi yang buruk, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat serta keterbatasan akses dan layanan kesehatan.
Namun, studi menunjukkan bahwa konsumsi susu pada anak di antara usia 6 bulan sampai 5 tahun dapat menurunkan risiko stunting sebesar 1,9 persen. Jadi meskipun susu bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi stunting, pemberian susu bisa menjadi strategi penting dalam mencegah stunting secara keseluruhan.
Baca Juga: Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum Sufor (Susu Formula)
Manfaat Memberikan Susu pada Anak
Konsumsi susu pada anak-anak memberikan kontribusi dalam mengurangi risiko stunting. Susu sendiri memiliki banyak manfaat bagi kesehatan anak, di antaranya:
- Sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan anak karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, vitamin B12, riboflavin dan vitamin tambahan lainnya
- Membantu pembentukan tulang dan gigi yang kuat pada anak-anak
- Mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 yang baik untuk perkembangan otak anak
- Protein di dalam susu penting untuk pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh anak-anak
- Mengandung mineral dan vitamin yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh anak-anak dan melindungi mereka dari penyakit
- Kandungan karbohidrat dan lemak di dalam susu memberikan energi pada anak untuk beraktivitas sehari-hari
- Membantu dalam menjaga hidrasi tubuh anak-anak terutama saat aktif berkegiatan atau di dalam cuaca panas
Baca Juga: Benarkah Susu Protein Efektif untuk Pembentukan Otot?
Berapa Banyak Konsumsi Susu yang Dianjurkan?
Menurut American Academy of Pediatrics apabila bayi tidak lagi minum ASI, di usia 12-24 bulan bayi boleh diberikan susu sapi murni sekitar 480-720 ml per hari. Anak-anak berusia 2-5 tahun boleh diberikan 480-600 ml susu rendah lemak per hari.
Penting untuk diingat bahwa ini hanyalah panduan umum. Setiap anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, tergantung pada riwayat kesehatan, aktivitas fisik, serta preferensi makanan. Untuk mengetahui berapa banyak jumlah konsumsi susu yang tepat untuk anak, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi.
Mereka juga bisa membantu merekomendasikan alternatif lain susu apabila anak Anda memiliki alergi atau intoleransi laktosa. Manfaatkan pula layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store apabila memiliki pertanyaan seputar kebutuhan susu dan masalah stunting anak atau keluhan lainnya.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim