Bahaya Cegukan Terus-Menerus dan Cara Mengatasinya

Bahaya Cegukan Terus-Menerus dan Cara Mengatasinya

Bagikan :


Cegukan adalah hal yang sangat umum terjadi. Biasanya cegukan terjadi setelah makan atau ketika Anda makan terlalu cepat. Cegukan umumnya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun jika Anda mengalami cegukan secara terus-menerus tentu hal ini sangat mengganggu. Lantas, apa penyebab cegukan terus-menerus dan bagaimana mengatasinya?

 

Penyebab terjadinya cegukan terus-menerus

Cegukan terjadi karena adanya kontraksi atau menegangnya diafragma, otot yang terletak di antara rongga perut. Kontraksi ini yang kemudian menyebabkan udara dari luar masuk ke paru-paru dengan cepat lalu katup epiglotis yang berada di belakang lidah juga harus segera menutup sehingga menimbulkan suara ‘huk’ saat cegukan. Penyebab kontraksi ini ada bermacam-macam, mulai dari makan dan minum yang terlalu cepat, konsumsi minuman bersoda juga konsumsi alkohol.

Cegukan umumnya dapat diatasi dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus cegukan dapat berlangsung secara terus-menerus hingga lebih dari 24 jam. Dilansir dari laman News Medical, beberapa penyebab cegukan terus menerus di antaranya:

1. Kerusakan saraf

Salah satu penyebab utama cegukan yang terus-menerus adalah kerusakan atau iritasi saraf, utamanya saraf vagus dan saraf frenikal yang juga memengaruhi gerak diafragma. Beberapa gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan saraf ini antara lain laringitis, adanya benda asing yang menyentuh gendang telinga, munculnya kista di leher, dan gastroesophageal reflux.

2. Gangguan sistem saraf pusat

Cegukan terus-menerus juga bisa disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang mengakibatkan tubuh kesulitan mengatur refleks cegukan. Selain cegukan terus-menerus, gangguan sistem saraf pusat juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti stroke, multiple sclerosis, tumor, meningitis dan lain-lain.

3. Gangguan metabolisme

Beberapa masalah metabolisme yang sering dikaitkan dengan cegukan terus-menerus di antaranya diabetes, gangguan ginjal, kelainan liver, demam, ketidakseimbangan elektrolit, hiponateremia dan hipokalsemia.

 

Cara mengatasi cegukan terus-menerus

Dokter akan menangani cegukan berdasarkan gejala yang muncul dan akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, tes darah juga CT scan atau MRI bila diperlukan. Dari hasil pemeriksaan tersebut dokter dapat memberikan sejumlah terapi seperti pemberian obat chlorpromazine, haloperidol, obat anti kejang asam valproat, fenitoin dan carbamazepine atau obat antimuntah metoclopramide.

Dilansir dari Mayo Clinic, jika obat-obatan tersebut tidak efektif, dokter dapat merekomendasikan suntikan anestesi untuk memblokir saraf frenikus untuk menghentikan cegukan. Selain itu dokter juga dapat memberikan ephedrine atau ketamine apabila pasien mengalami cegukan ketika operasi atau di bawah pengaruh anestesi. Apabila rangkaian terapi di atas tidak majur, maka  Dokter juga bisa memberikan suntikan anestesi untuk memblokir saraf frenikus agar menghentikan cegukan.

 

Writer: Ratih

Edited By: dr. Ayu Munawaroh

Last Updated: 12-Oct-2021

 

Sumber:

  1. Mayo Clinic. Hiccups. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiccups/symptoms-causes/syc-20352613.
  2. NHS. Hiccups. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/hiccups/.
  3. Cleveland Clinic. Hiccups: Causes and Treatment. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17672-hiccups.