Penyakit herpes zoster atau yang dikenal dengan cacar ular atau cacar api, bukanlah penyakit yang bisa diremehkan. Infeksi herpes roster dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk salah satunya Ramsay Hunt Syndrome yang dapat menyebabkan kondisi lumpuh pada wajah.
Apa Itu Ramsay Hunt Syndrome?
Ramsay Hunt Syndrome atau sindrom Ramsay Hunt merupakan sekelompok gejala akibat komplikasi herpes zoster. Sindrom ini juga dikenal dengan nama hesper zoster oticus. Sindrom Ramsay Hunt disebabkan oleh virus yang sama dengan virus penyebab cacar air. Setelah cacar air sembuh, virus ini masih bertahan di sistem saraf manusia. Bertahun-tahun kemudian, virus ini dapat aktif kembali dan menyerang sebagian saraf pada wajah.
Sindrom ini dapat dialami siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Sindrom ini merupakan penyebab paling umum kedua dari kasus kelumpuhan wajah perifer atraumatik. Para ahli meyakini bahwa sindrom Ramsay Hunt sering kali tidak terdiagnosis atau didiagnosis dengan tidak tepat sehingga sulit untuk menghitung jumlah kasus yang sebenarnya terjadi di masyarakat.
Gejala Ramsay Hunt Syndrome
Dilansir Mayo Clinic, ada dua gejala utama pada Ramsay Hunt Syndrome, yaitu:
- Munculnya ruam kemerahan dengan lenting berisi cairan di sekitar salah satu telinga
- Wajah lumpuh sebelah di sisi yang sama dengan munculnya lenting di telnga
Gejala kelumpuhan wajah dapat ditandai dengan kesulitan menutup satu mata, sulit menutup mulut saat makan dan sulit membuat ekspresi wajah. Sedangkan ruam dan lenting di telinga dapat muncul di kuping telinga, lidah, atau langit-langit mulut.
Biasanya munculnya lenting dan ruam juga diikuti dengan gejala kelumpuhan. Namun keduanya bisa terjadi secara terpisah atau tidak bersamaan. Selain kedua gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami vertigo, telinga berdenging (tinnitus), perubahan indra pengecap dan perasa, juga mata dan mulut kering.
Apabila Anda mengalami kelumpuhan di wajah diiringi dengan ruam dan lenting di telinga atau wajah, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Penanganan segera dalam 3 hari setelah gejala muncul dapat mencegah komplikasi permanen.
Penanganan Ramsay Hunt Syndrome
Sebelum dilakukan penanganan, dokter terlebih dulu akan memeriksa cairan lenting untuk menegakkan diagnosis. Setelah pemeriksaan, dokter akan meresepkan beberapa obat-obatan untuk mengurangi risiko kerusakan permanen pada saraf. Obat-obatan yang dapat diberikan antara lain:
- Obat antivirus. Obat-obatan antivirus dapat diberikan untuk melawan virus dan meredakan gejala yang muncul.
- Obat kortikostreoid. Dokter dapat memberikan obat-obatan kortikosteroid seperti prednisone untuk meningkatkan kinerja antivirus.
- Obat antikecemasan. Salah satu gejala sindrom Ramsay Hunt adalah vertigo. Untuk itu dokter dapat meresepkan obat antikecemasan untuk meredakan vertigo.
- Obat pereda nyeri. Ruam yang muncul di telinga dapat diikuti rasa nyeri yang kuat bahkan setelah lenting tersebut menghilang. Untuk mengatasinya, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri.
Dalam merawat ruam dan lenting yang terasa nyeri, Anda dapat mengompres ruam dengan lap dingin untuk meredakan rasa nyeri. Jika muncul rasa nyeri di mata, Anda juga dapat menggunakan obat tetes mata untuk mengurangi nyeri dan mata kering.
Sindrom Ramsay Hunt merupakan kondisi yang jarang terjadi. Namun jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen meskipun kemungkinannya sangat kecil. Jika kondisi ini segera dideteksi dan ditangani dengan baik maka risiko komplikasi yang menyebabkan kerusakan permanen dapat berkurang.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Mayo Clinic. Ramsay Hunt Syndrome. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ramsay-hunt-syndrome/symptoms-causes/syc-20351783
Rare Disease. Ramsay Hunt Syndrome. Available from: https://rarediseases.org/rare-diseases/ramsay-hunt-syndrome/
Crouch AE, Hohman MH, Andaloro C. Ramsay Hunt Syndrome. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557409/