Menjadi orang tua di masa pandemi sungguh tidak mudah. Setiap hari Anda harus berhadapan dengan rasa khawatir apabila anak sampai terinfeksi Covid-19. Dengan adanya varian Delta dan Omicron, menambah daftar kekhawatiran para orang tua, terutama apabila anak sudah mulai pertemuan tatap muka (PTM) di sekolah.

Behnoosh Afghani, seorang dokter anak dan profesor klinis pediatri di UCI School of Medicine, seperti dilansir Very Well Health menegaskan bahwa anak-anak cenderung mengalami gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa ketika terinfeksi Covid-19, dengan catatan anak-anak tidak memiliki komorbid atau kondisi imunokompromais, yaitu keadaan kekebalan tubuh yang lebih rendah.

Gejala Covid-19 pada anak-anak umumnya tumpang tindih dengan gejala umum pernapasan lainnya, di antaranya:

• Nyeri tenggorokan
• Hidung tersumbat
• Sakit kepala
• Demam
• Nyeri otot
• Sakit perut
• Nafsu makan berkurang
• Anosmia

Sebagian besar anak-anak mengalami gejala mirip dengan flu biasa dan bahkan tak bergejala.

Apa yang harus dilakukan bila teman sekelas anak Anda positif Covid-19?

Jangan panik! Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengamati apakah ada gejala atau keluhan yang dialami oleh anak Anda?

• Apakah anak mengalami kesulitan bernapas, sakit perut, menolak makan atau hal lainnya?
• Dapatkan tes PCR untuk memastikan apakah anak juga terinfeksi Covid-19
• Catat semua riwayat kondisi kesehatan anak

Bila hasil tes PCR anak positif

Apabila hasil tes PCR anak positif SARS-CoV-2, maka berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya dilakukan:

Isolasi mandiri

• Apabila anak Anda tidak memiliki riwayat penyakit komorbid atau kondisi imunokompromais, lakukan isolasi mandiri selama 5 hari penuh di rumah. Anak dapat melakukan isoman terhitung satu hari setelah gejalanya dimulai. Namun bila anak Anda tidak bergejala, maka isoman dihitung dari hari setelah anak dites.
• Melakukan isolasi mandiri, artinya anak tidak boleh melakukan aktivitas di luar rumah baik bersekolah, pergi ke rumah teman, ikut pergi berbelanja, bersepeda atau bermain di luar rumah. Jika memungkinkan, batasi kontak dengan anggota keluarga lain di dalam rumah, dengan menempatkannya di ruangan terpisah dan menggunakan kamar mandi yang terpisah.
• Pisahkan alat makan, bantal, selimut, dan semua perlengkapannya sendiri.
• Pastikan ia menggunakan masker yang menutupi mulut dan hidung selama melakukan isolasi mandiri di rumah, dan mencuci tangan setiap kali akan atau selesai melakukan sesuatu.

Setelah isolasi mandiri selesai

Jika anak telah memenuhi 5 hari penuh isoman, dan tidak ada demam selama 24 jam, maka Anda dapat mengakhiri isoman anak dan membiarkannya kembali melakukan kegiatan di luar rumah. Anak harus tetap menggunakan masker dan memastikan masker menutupi mulut serta hidung.

CDC merekomendasikan penggunaan masker tidak hanya di lingkungan sekolah, namun juga di kendaraan umum atau bis sekolah yang ditumpangi anak-anak.

Kapan harus ke rumah sakit?

Segera cari pertolongan medis di rumah sakit apabila selama menjalani isolasi mandiri anak-anak mengalami gejala seperti:

• Kesulitan bernapas
• Rasa sakit atau nyeri di dada
• Kebingungan
• Kehilangan kemampuan berbicara
• Kehilangan kemampuan bergerak

Pantau kondisi diri Anda dan anggota keluarga lain selama anak menjalani isoman, termasuk apabila ada anggota keluarga lain yang demam, sakit tenggorokan, nyeri otot atau tubuh, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare, sesak napas, batuk kering atau kelelahan. Pastikan juga seluruh anggota keluarga mendapatkan vaksinasi sesuai dengan aturan dan syarat dari pemerintah untuk mencegah perburukan gejala saat terinfeksi Covid-19.