Fisura Ani

Fisura ani memiliki gejala yang menyerupai dengan gejala penyakit hemoroid atau wasir, yakni berupa BAB berdarah merah segar, namun kedua kondisi ini berbeda. Wasir terjadi saat pembuluh dara

Bagikan :


Definisi

Fisura ani merupakan luka atau robekan pada daerah anus. Anus merupakan bagian paling akhir dari usus besar. Kondisi ini dapat disebabkan karena adanya cedera pada anus akibat sembelit atau diare. Fisura ani bisa ditandai dengan nyeri yang bersifat tajam pada anus atau buang air besar (BAB) berdarah. Fisura ani biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Fisura ani dapat mengenai berbagai jenis kelamin dan golongan usia. Namun, kondisi ini paling sering terjadi pada bayi dan kelompok usia 10 hingga 30 tahun.

Salah satu cara yang biasanya dianjurkan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat. Beberapa kasus fisura ani dengan derajat keparahan yang lebih tinggi, memerlukan pengobatan atau pembedahan. Fisura ani memiliki gejala yang menyerupai dengan gejala penyakit hemoroid atau wasir, yakni berupa BAB berdarah merah segar, namun kedua kondisi ini berbeda. Wasir terjadi saat pembuluh darah vena di anus membengkak sehingga membentuk benjolan.

 

Penyebab

Fisura ani paling sering disebabkan oleh cedera pada anus. Cedera ini bisa terjadi akibat sembelit atau konstipasi karena tinja berukuran besar dan bertekstur keras. Tinja yang terlalu keras atau berukuran besar dapat mengikis dinding anus dan menyebabkan timbulnya luka. Akibatnya akan timbul nyeri anus, perdarahan dan ketegangan pada otot disekitar anus. Beberapa hal yang dapat menyebabkan fisura ani seperti:

  • Sembelit dan mengejan saat buang air besar
  • Diare yang terjadi terus menerus
  • Persalinan
  • Kanker usus
  • Infeksi menular seksual (IMS), seperti sifilis atau herpes yang dapat menginfeksi dan merusak saluran anus
  • Tuberkulosis
  • Kelainan otot anus (sfingter ani), misalnya kondisi otot yang lebih kencang, sehingga dapat meningkatkan tegangan pada saluran anus, membuatnya lebih rentan robek.

 

Faktor Risiko

Fisura ani bisa terjadi pada siapa saja, tetapi kondisi ini lebih sering dialami oleh bayi atau remaja. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fisura ani seperti:

  • Sembelit (konstipasi)
  • Diare kronis
  • Baru melahirkan
  • Riwayat melakukan hubungan seksual melalui dubur (anus)
  • Korban sodomi
  • Riwayat menjalani prosedur dengan alat yang dimasukkan melalui anus seperti kolonoskopi
  • Riwayat atau pernah mengalami radang usus, herpes simplex atau kanker kolorektal

 

Gejala

Gejala yang dapat muncul pada kasus fisura ani yaitu:

  • Rasa nyeri yang terasa tajam saat buang air besar (BAB)
  • BAB berdarah
  • Rasa terbakar dan gatal pada anus
  • Keluarnya cairan berbau busuk dari anus
  • Rewel pada bayi dan anak, karena fisura ani menyebabkan pasien bayi atau anak merasakan sakit dan kesulitan setiap BAB

 

Diagnosis

Diagnosis fisura ani dapat ditegakkan dengan wawancara mendalam (anamnesis), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

  • Wawancara Mendalam: khususnya yang berhubungan dengan gejala yang dialami, rasa sakit yang dirasakan, aktivitas buang air yang biasa dilakukan serta faktor-faktor risiko yang dimiliki pasien.
  • Pemeriksaan Fisik: dilakukan terhadap anus pasien dengan cara memasukkan jari ke anus dengan menggunakan sarung tangan yang diberi pelumas. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari kelainan pada otot anus. Selanjutnya dokter akan mengamati robekan pada anus pasien. Dokter juga akan mengevaluasi robekan anus pasien. Fisura ani dapat terlihat seperti robekan baru, yang dikenal dengan fisura ani akut. Ataupun dapat memiliki robekan yang dalam atau luka yang lebih kompleks, yang dikenal dengan fisura ani kronis yang terjadi lebih dari delapan minggu.
  • Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan yang dibutuhkan untuk membantu menegakkan diagnosis, seperti anoskopi untuk mengevaluasi keadaan anus. Pada pasien yang berusia lebih muda dari 50 tahun dan tidak memiliki faktor risiko terkait penyakit usus atau kanker usus besar, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa sigmoidoskopi dan kolonoskopi fleksibel. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan selang tipis dan lentur yang dilengkapi dengan kamera dan lampu diujungnya untuk melihat kondisi bagian yang lebih dalam (rektum dan usus besar bagian bawah).

 

Tata Laksana

Fisura ani pada umumnya dapat sembuh dan menghilang dalam beberapa minggu, namun terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati fisura ani antara lain:

  • Mengubah pola makan dan gaya hidup. Pola makan yang tinggi serat dan mencukupi kebutuhan cairan tubuh dapat membantu melunakkan feses atau tinja sehingga proses mengejan dapat dihindari. Proses mengejan harus dihindari karena dapat menyebabkan tekanan perut meningkat yang berpotensi membuka robekan yang sedang dalam pemulihan atau menyebabkan robekan baru pada anus
  • Olahraga rutin. Olahraga membantu proses buang air besar dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, yang dapat membantu mempercepat pemulihan fisura
  • Berendam air hangat selama 10-20 menit. Hal ini dapat dilakukan selama beberapa kali dalam sehari, terutama setelah buang air besar karena dapat membantu mempercepat penyembuhan luka dan merilekskan otot sekitar anus (sfingter ani)
  • Obat oles nitrogliserin. Obat ini dapat diberikan jika gejala tidak kunjung mereda. Obat ini berfungsi untuk membantu meningkatkan aliran darah pada robekan anus sehingga luka lebih cepat menutup dan otot anus lebih rileks
  • Krim anestesi oles. Biasanya diberikan pada kasus kronik, untuk meringankan rasa sakit
  • Suntikan botox. Botox berguna untuk menenangkan dan meringankan tegangan otot anus
  • Lateral Internal Sphincteroctomy (LIS). Prosedur operasi lanjutan dapat dipilih apabila fisura ani tidak membaik dengan pemberian obat-obatan

 

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat fisura ani yaitu :

  • Ketidakmampuan menahan tinja (inkontinesia)
  • Kekambuhan fisura ani
  • Penyempitan anus (stenosis ani)
  • Infeksi lanjutan pada anus dan jaringan sekitarnya yang dapat menimbulkan nanah (abses perianal)

 

Pencegahan

Fisura ani dapat dicegah dengan cara:

  • Menjaga kebersihan alat kelamin, anus dan area sekitarnya
  • Tidak melakukan seks anal (melalui dubur)
  • Mengonsumsi makanan yang tinggi serat 
  • Memperbanyak konsumsi air putih
  • Tidak menunda BAB
  • Berolahraga teratur
  • Rutin mengganti popok bayi secara berkala untuk mencegah iritasi dan luka pada anus bayi
  • Melakukan pengobatan dan kontrol berkala ke dokter apabila memiliki gangguan dengan gejala sembelit atau diare berkepanjangan
  • Tidak mengonsumsi obat sembarangan, terutama yang mengandung kodein yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sembelit

 

Kapan Harus ke Dokter ?

Jika penanganan secara mandiri tidak mampu meredakan keluhan akibat fisura ani, disarankan untuk segera ke dokter, terutama jika pernah mengalami fisura ani berulang. Segera ke dokter jika mengalami nyeri pada anus disertai dengan BAB berdarah dalam jumlah banyak. Pasien juga disarankan untuk segera memeriksakan kondisi ke dokter apabila memiliki faktor risiko seperti riwayat kanker kolorektal dan peradangan usus dalam keluarga.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 21:07

 The Johns Hopkins Medicine University (2020). Conditions and Diseases. Anal Fissures. 
Cleveland Clinic (2019). Diseases & Conditions. Anal Fissures. 
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Anal fissure.

Medscape (2018). Anal Fissure Treatment & Management. 
Patient (2017). Anal Fissure. 
WebMD (2018). What Causes Anal Fissures?