Sindrom Gangguan Pernafasan Akut (ARDS)

Sindrom Gangguan Pernafasan Akut (ARDS)

Bagikan :


Definisi

Sindrom gangguan pernapasan akut atau Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah kondisi ketika alveolus, yaitu kantung-kantung udara di paru, terisi oleh cairan. Akut berarti kondisi baru saja terjadi saat ini, bukan berlangsung sejak lama.

ARDS merupakan gangguan paru yang berat. Cairan di dalam paru menghalangi pertukaran oksigen dan karbondioksida di alveolus, sehingga akan terjadi penurunan jumlah oksigen dan meningkatkan karbon dioksida di seluruh tubuh. ARDS menghalangi aliran oksigen menuju organ yang diperlukan untuk menjalankan fungsinya, sehingga akhirnya dapat menyebabkan kegagalan organ.

ARDS paling sering menyerang orang dengan sakit berat yang dirawat di rumah sakit. ARDS juga bisa disebabkan oleh trauma atau cedera berat. Gejala biasanya terjadi dalam satu atau dua hari setelah timbul penyakit atau cedera yang mendasari. Gejala paling sering adalah sesak napas berat dan terlihat sangat terengah-engah. ARDS adalah keadaan darurat medis dan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa.

 

Penyebab

ARDS disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di paru. Cairan dari pembuluh darah yang rusak masuk ke dalam kantung udara paru. Kantung udara ini adalah tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh. Oksigen yang masuk akan dibawa ke aliran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Ketika kantung udara terisi cairan, maka lebih sedikit oksigen yang dapat masuk ke dalam darah.

Beberapa penyebab ARDS antara lain:

  • Menghirup zat beracun, seperti air garam, bahan kimia, asap, atau muntah
  • Mengalami infeksi darah berat
  • Mengalami infeksi paru berat, termasuk infeksi covid-19 berat
  • Mengalami cedera dada atau kepala, seperti pada kecelakaan mobil atau olahraga tertentu yang melibatkan kontak
  • Overdosis obat penenang atau obat antidepresan

 

Faktor Risiko

ARDS biasanya merupakan komplikasi dari kondisi lain. Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko ARDS:

  • Usia di atas 65 tahun
  • Penyakit paru-paru kronis (jangka lama)
  • Riwayat penyalahgunaan alkohol atau merokok

ARDS dapat menjadi kondisi yang lebih serius bagi orang yang: 

  • Mengalami syok toksik
  • Lebih tua
  • Memiliki penyakit liver
  • Riwayat penyalahgunaan alkohol

 

Gejala

Gejala ARDS biasanya muncul antara satu hingga tiga hari setelah cedera atau trauma pada paru. Gejala dan tanda umum ARDS meliputi:

  • Sesak dan napas cepat
  • Kelelahan dan kelemahan umum
  • Tekanan darah menurun
  • Perubahan warna kulit atau kuku
  • Batuk kering
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Denyut nadi meningkat
  • Kebingungan atau disorientasi terhadap lingkungan

 

Diagnosis

Jika Anda mencurigai seseorang mengalami ARDS, Anda harus menelepon nomor darurat atau membawanya ke unit gawat darurat. ARDS merupakan kondisi darurat medis, sehingga diagnosis dini dapat membantu pasien bertahan dari kondisi tersebut.

Dokter mendiagnosis ARDS melalui beberapa cara. Dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien secara singkat, lalu melakukan pemeriksaan fisik, dan akan merekomendasikan salah satu tes berikut:

  • Tes darah. Dapat menunjukan tanda anemia dan infeksi
  • Swab tenggorokan dan hidung untuk menemukan bakteri penyebab infeksi paru
  • Rontgen dada. Dapat menunjukan bagian paru yang terkena, seberapa banyak cairan yang terdapat pada paru, dan apakah paru membengkak
  • CT scan. Memberikan gambaran jantung dan paru secara detail
  • Elektrokardiogram atau EKG, untuk merekam aktivitas listrik jantung
  • Ekokardiogram, yaitu USG jantung
  • Pemeriksaan jalan napas

Tekanan darah dan kadar oksigen yang rendah menjadi tanda ARDS. Dokter dapat menggunakan EKG dan ekokardiogram untuk menyingkirkan kondisi gangguan jantung. Jika rontgen dada atau CT scan menunjukan bahwa kantung udara berisi cairan, diagnosis ARDS dapat ditegakkan. Biopsi paru-paru juga bisa dilakukan untuk menyingkirkan penyakit paru lainnya. Namun, pemeriksaan ini jarang dilakukan.

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi ARDS meliputi:

Oksigen

Tujuan utama pengobatan ARDS adalah menjaga normalnya kadar oksigen di dalam tubuh pasien untuk mencegah kegagalan organ. Dokter akan memberikan terapi oksigen melalui masker. Mesin ventilasi mekanis juga dapat digunakan untuk memasukan udara masuk ke paru dan mengurangi cairan di dalam alveolus.

Terapi cairan

Terapi cairan akan menjaga keseimbangan cairan tubuh pasien. Terlalu banyak cairan dalam tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru. Namun, terlalu sedikit cairan akan menyebabkan jantung dan organ lainnya dehidrasi serta tidak berfungsi optimal.

Obat-obatan

Orang dengan ARDS sering diberikan obat untuk mengatasi gejala. Obat-obatan tersebut seperti:

  • Obat nyeri untuk meredakan nyeri
  • Antibiotik untuk mengobati infeksi
  • Pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan di pembuluh paru atau kaki

Rehabilitasi paru

Orang yang pulih dari ARDS mungkin memerlukan rehabilitasi paru untuk memperkuat sistem pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru-parunya. Program tersebut mencakup pelatihan olahraga, kelas gaya hidup, dan adanya tim pendukung untuk membantu pemulihan ARDS.

 

Komplikasi

Jika Anda menderita ARDS, ada risiko Anda dapat mengalami atau tertular penyakit lainnya saat berada di rumah sakit. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:

  • Pembekuan darah. Berbaring cukup lama di rumah sakit saat menggunakan ventilator dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, terutama pada pembuluh vena dalam di kaki. Jika gumpalan terbentuk di kaki, sebagian gumpalan dapat pecah dan berjalan ke salah satu atau kedua paru dan menghalangi aliran darah di sana (emboli paru)
  • Paru-paru kolaps atau pneumotoraks. Pada kebanyakan kasus ARDS, mesin pernapasan yang disebut ventilator digunakan untuk meningkatkan oksigen dalam tubuh dan memaksa cairan keluar dari paru-paru. Namun, tekanan dan volume udara dari ventilator juga dapat memaksa gas melewati lubang kecil di bagian paling luar paru dan menumpuk di rongga pleura, yaitu rongga antara paru dan selaput pembungkus paru. Kondisi ini disebut pneumotoraks dan akan menyebabkan paru-paru mengempis atau kolaps
  • Infeksi. Salah satu sumber infeksi di rumah sakit adalah melalui ventilator. Alat ini disambungkan dengan tabung yang dimasukkan langsung ke tenggorokan. Penggunaan ventilator ini dapat menjadi faktor risiko infeksi paru dan semakin melukai paru
  • Jaringan parut atau fibrosis paru. Jaringan parut di antara alveolus dapat terjadi dalam beberapa minggu setelah timbulnya ARDS. Jaringan parut ini membuat paru menjadi lebih kaku dan oksigen semakin sulit berpindah dari alveolus ke aliran darah

 

Pencegahan

Sampai saat ini, belum ditemukan cara pasti untuk mencegah ARDS sepenuhnya. Namun, risikonya dapat dikurangi dengan melakukan langkah berikut:

  • Cari bantuan medis segera jika mengalami cedera atau trauma, infeksi, atau mengalami suatu penyakit
  • Berhenti merokok dan hindari menjadi perokok pasif
  • Berhenti minum alkohol. Penggunaan alkohol jangka panjang dapat meningkatkan risiko kematian dan mengganggu fungsi paru-paru
  • Vaksinasi flu rutin setiap tahun dan vaksin pneumonia setiap lima tahun untuk mengurangi risiko infeksi paru-paru

 

Kapan Harus ke Dokter? 

ARDS umumnya mengikuti suatu penyakit atau cedera pada seseorang. Orang tersebut biasanya sudah dirawat di rumah sakit karena penyakit atau cedera yang mendasari. Namun, jika Anda mengalami gejala atau tanda yang dicurigai sebagai ARDS di luar rumah sakit, segera hubungi nomor telepon darurat atau segera kunjungi unit gawat darurat untuk mendapat pertolongan. Diagnosis dan penanganan yang tepat dan cepat akan mencegah perburukan gejala dan komplikasi.

 

Jika Anda memiliki faktor risiko ARDS, konsultasikan dengan dokter dan ikuti saran dokter jika Anda perlu mendapat pengobatan atau kontrol kesehatan rutin.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Rabu, 12 April 2023 | 12:36