Brand/Nama Lain
Eperison, Eperisone, Eprinoc, Epsonal, Estales, Forelax, Forres, Gasogal, Gorelax, Gramyo, Lional, Myobat, Myocosin, Myoman, Myonal, Myonep, Myori, Perilax, Permyo, Plexion, Rizonax, Simnal, Zonal.
Cara Kerja
Eperisone adalah suatu obat yang tergolong ke dalam golongan muscle relaxant atau obat pelemas otot. Cara kerja obat ini tidak diketahui dengan pasti, namun diduga obat ini bekerja pada otat rangka, otot polos di pembuluh darah, dan sumsum tulang belakang. Obat ini akan mengurangi rangsangan atau impuls saraf yang menyebabkan otot-otot berkontraksi dan menjadi kaku. Dengan mengurangi rangsangan ini, eperisone diduga dapat mengurangi kontraksi otot-otot. Eperisone memiliki efek untuk mengurangi kekakuan maupun nyeri otot, perbaikan sirkulasi darah, dan penurunan refleks nyeri.
Eperisone adalah obat yang memiliki struktur yang mirip (analog) dengan obat tolperisone serta memiliki cara kerja yang sama. Eperisone dan tolperisone tersedia dan diperjualbelikan di Asia dan Eropa, namun tidak diperdagangkan di Amerika Serikat.
Indikasi
Eperisone terutama digunakan untuk mengatasi spasme otot (kontraksi otot yang tidak disengaja) karena berbagai jenis kondisi medis seperti:
- Sklerosis multipel, yaitu gangguan saraf pada otak dan sumsum tulang belakang karena sel imun tubuh menyerang selubung sel saraf.
- Penyakit pada sistem muskuloskeletal atau otot, tulang, maupun sendi, seperti kram otot dan cedera otot.
- Rehabilitasi setelah operasi.
- Keluhan yang yang timbul setelah cedera kepala dan tulang belakang.
- Spondilosis leher, adanya perubahan pada tulang dan sendi leher karena penuaan.
- Cerebral palsy, penyakit pada saraf otak yang mengontrol gerakan, otot dan postur tubuh.
Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai cerebral palsy, Anda bisa membaca artikelnya di sini: Penyakit Cerebral Palsy - Definisi, Penyebab, Gejala dan Tata Laksana.
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi berikut:
- Memiliki hipersensitivitas atau reaksi alergi terhadap obat ini.
- Wanita menyusui.
- Memiliki penyakit miastenia gravis, penyakit autoimun yang bisa menimbulkan kelemahan otot di seluruh tubuh.
Kontraindikasi eperisone bisa bervariasi pada setiap produk obat, sehingga harus mengacu pada label yang tertera pada kemasan obat.
Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai sklerosis multipel, Anda bisa membaca artikelnya di sini: Penyakit Sklerosis Multipel - Definisi, Penyebab, Gejala dan Tata Laksana.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan eperisone adalah sebagai berikut:
- Mual dan muntah.
- Rasa tidak nyaman di perut.
- Diare atau sembelit.
- Rasa lelah atau lemah.
- Nyeri kepala, pusing.
- Mengantuk atau tidak bisa tidur.
- Rasa panas dan merah di daerah leher dan wajah (hot flush).
- Ruam kulit.
- Sensasi baal atau kebas pada anggota gerak.
Segera cari bantuan medis bila Anda mengalami reaksi alergi berat seperti munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh, gatal-gatal, bengkak di wajah atau bagian tubuh lain, sampai sesak napas dan kehilangan kesadaran.
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet salut selaput 50 mg.
Dosis
Umumnya dosis yang diberikan pada orang dewasa adalah 50 mg tiga kali sehari setelah makan. Dosis obat akan disesuaikan dengan gejala dan umur pasien.
Keamanan
Belum ada data keamanan penggunaan eperisone pada wanita hamil, sehingga obat ini digunakan hanya jika manfaat dari pengobatan melebihi risiko yang mungkin bisa timbul. Pada wanita menyusui, eperisone disarankan untuk dihindari penggunaannya.
Sementara itu, karena obat ini bisa menimbulkan keluhan mengantuk atau pusing, disarankan untuk tidak berkendara dan mengoperasikan mesin atau alat berat setelah mengonsumsi obat ini.
Interaksi Obat
Masalah penglihatan dapat muncul jika eperisone digunakan bersama methocarbamol, salah satu obat pelemas otot lainnya.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma