Disentri

Bagikan :


Definisi

Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berdarah. Kadang, diare berdarah ini disertai dengan lendir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bakteri ataupun parasit. Sekitar 165 juta kasus disentri terjadi akibat bakteri terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Disentri merupakan hal yang perlu diperhatikan karena menyebabkan 700.000 kematian setiap tahunnya.

 

Penyebab

Disentri dapat disebabkan oleh bakteri dan parasit. Bakteri yang dapat menyebabkan disentri adalah:

  • Shigella. Penyebab tersering disentri dengan sebutan penyakitnya shigellosis
  • Campylobacter
  • Salmonella
  • enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)

Bakteri-bakteri tersebut dapat menyerang sel-sel usus dan memproduksi sebuah racun yang meningkatkan keparahan infeksi (enterotoksin). Sumber penularan dapat berasal dari:

  • Makanan dan air minum yang terkontaminasi
  • Perjalanan ke daerah yang rentan
  • Fasilitas pelayanan jangka panjang seperti panti jompo, panti asuhan dan rumah perawatan

Sementara itu, parasit yang dapat menyebabkan disentri adalah parasit bersel satu yang disebut Entamoeba histolytica, dan penyakitnya disebut sebagai amebiasis. Disentri yang disebabkan oleh Amebiasis lebih sering terjadi pada daerah tropis dibandingkan dengan negara maju.

 

Faktor Risiko

Disentri pada umumnya terjadi pada orang yang:

  • Tinggal di lingkungan dengan tingkat kebersihan yang rendah
  • Berusia muda. Meskipun Disentri dapat menyerang seluruh usia, namun shigellosis paling sering ditemukan pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun
  • Kontak erat dengan orang yang terinfeksi disentri. Hal ini terjadi karena disentri dapat menular lewat makanan atau air minum yang disiapkan oleh orang yang memiliki kondisi ini
  • Menyentuh benda-benda yang terkontaminasi
  • Berenang di air yang terkontaminasi

 

Gejala

Disentri memiliki tanda khas berupa diare berdarah yang terjadi secara mendadak (akut). Gejala khas ini dapat disertai dengan gejala lain berupa:

  • Nyeri kram perut
  • Rasa ingin BAB terus menerus
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Dehidrasi, apabila cairan yang keluar tidak digantikan

Disentri akibat bakteri dapat sembuh sendirinya setelah 2-7 hari. Namun, infeksi dengan derajat parah yang mengancam nyawa sangat tinggi kemungkinannya pada populasi berikut ini:

  • Anak-anak
  • Orang yang dipenjara
  • Turis mancanegara
  • Laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis
  • Penderita HIV/AIDS
  • Orang yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk

Sementara itu, disentri amebiasis biasanya tidak menyebabkan gejala hingga 2-4 minggu setelah parasit masuk. Gejala disentri amebiasis mirip dengan disentri bakteri. Namun, Disentri akibat parasit yang parah juga dapat menyebabkan pengumpulan nanah di hati, yang disebut sebagai abses hepar.

 

Diagnosis

Disentri dapat didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul pada penderita. Tidak hanya itu, biasanya dokter juga akan menanyakan:

  • Riwayat konsumsi makan pasien
  • Riwayat perjalanan pasien
  • Riwayat pekerjaan
  • Riwayat hobi atau kebiasaan pasien
  • Riwayat memelihara hewan
  • Riwayat kondisi tempat tinggal

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan frekuensi nafas. Setelah itu, melakukan pemeriksaan fisik khususnya pada daerah perut (abdomen) untuk mengecek adanya nyeri pada perut bagian bawah, peningkatan pergerakan usus, serta tanda-tanda dehidrasi. Pemeriksaan penunjang juga akan dilakukan. Pilihan pemeriksaan yang dapat diajukan oleh dokter Anda adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan tinja. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari penyebab disentri. Sampel kotoran akan dilihat di bawah mikroskop untuk mencari bakteri atau parasit penyebab disentri. Tidak hanya itu, sampel kotoran dapat digunakan untuk mengecek jumlah sel darah putih pada kotoran serta kultur bakteri atau parasit
  • Pemeriksaan darah. Biasanya dokter akan meminta anda untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mencari peningkatan jumlah sel darah putih, peningkatan hematokrit, serta pemeriksaan elektrolit darah untuk mencari peningkatan kadar natrium dalam darah. Dokter juga dapat menambahkan pemeriksaan ureum jika curiga terdapat komplikasi. Pemeriksaan-pemeriksaan ini dapat menjadi penanda infeksi dan dehidrasi
  • Pengambilan jaringan usus besar. Pemeriksaan ini dapat dilakukan apabila terdapat kecurigaan kearah shigelosis dan kecurigaan terhadap peradangan usus besar yang tidak disebabkan oleh infeksi

 

Tata Laksana

Disentri merupakan kasus kegawatdaruratan. Biasanya, tenaga kesehatan akan memastikan bahwa penderita dalam keadaan stabil karena dehidrasi sangat rentan terjadi. Apabila tanda-tanda dehidrasi sudah mulai terlihat, dokter akan melakukan upaya untuk malakukan rehidrasi, seperti:

  1. Pemasangan infus. Pemasangan infus bertujuan untuk memberikan cairan lewat infus agar dapat  memastikan asupan cairan cukup. Apabila penderita masih dapat makan dan minum, pemberian cairan lewat asupan makanan dan minuman lebih dipilih dibandingkan sepenuhnya lewat infus. Apabila penderita masih mengonsumsi ASI, ASI dapat diberikan sesuai jadwal
  2. Pemberian cairan dengan oral rehydration solution (ORS) dapat dilakukan sesuai tingkat dehidrasi dan berat badan penderita. Biasanya, pemberian ORS dilakukan selama 3-6 jam, tergantung usia dan keparahan dehidrasi. Selama cairan diberikan, penderita dapat makan seperti biasa
  3. Pemberian zinc dapat dilakukan dengan dosis yang tergantung pada usia anak

Selain itu, karena disentri biasanya disertai dengan demam dan nyeri, obat-obatan dapat diberikan untuk menurunkan suhu tubuh dan melegakan nyeri. Meskipun pergerakan usus biasanya menjadi sangat cepat pada disentri, pemberian obat-obatan mual sangat tidak disarankan.

Setelah penyebab disentri diketahui, antibiotik atau antiparasit dapat diberikan. Obat-obatan ini dapat diberikan selama 5-10 hari, tergantung penyebab disentri. Kontrol dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah pemberian obat-obatan. Obat-obatan ini dapat diberikan dengan diminum atau disuntikkan. Apabila gejala tidak membaik setelah pemberian obat-obatan, pemeriksaan bakteri dapat dilakukan kembali karena ada kecurigaan terhadap resistensi antibiotik. Dengan kata lain, pengobatan tidak ampuh karena bakteri dapat melawan antibiotik.

Selama pengobatan disentri, ada baiknya penderita menghindari minuman kental, minum susu dan konsumsi produk susu lainnya seperti keju dan yoghurt sebaiknya dihindari hingga sembuh.

 

Komplikasi

Komplikasi disentri dapat berupa:

  • Gangguan pada sirkulasi. Karena dapat terjadi penghancuran sel darah merah, trombosit rendah, perdarahan saluran pencernaan yang parah yang dapat berakibat pada kondisi kegagalan peredaran darah dalam menyuplai darah bagi organ-organ tubuh (syok).
  • Sindroma uremik hemolitik. Kondisi ini terjadi saat terjadi gangguan sirkulasi disertai dengan peningkatan kadar ureum di dalam darah
  • Gangguan elektrolit darah. Terutama kadar natrium yang rendah. Hal ini berbahaya karena dapat  mengakibatkan Kejang. Namun terkadang kejang juga dapat sebagai respon dari demam yang terjadi pada anak-anak. Kejang jenis ini biasanya terjadi berupa kaku dan/atau kelojotan seluruh tubuh. Namun, kejang ini merupakan kejang demam, yang tidak berbahaya ke depannya
  • Artritis reaktif. Hal ini merupakan kondisi peradangan sendi akibat respon kekebalan tubuh yang terjadi setelah infeksi
  • Prolaps rektum. Merupakan keluarnya bagian dari usus besar melalui anus
  • Megakolon toksik. Kondisi ini merupakan pembesaran usus besar yang terjadi karena peradangan yang parah. Penyumbatan usus juga dapat terjadi akibat peradangan tersebut
  • Kematian. Kematian ini biasanya terjadi pada anak-anak yang memiliki gizi buruk, dan terjadi sebagai akibat dari gagal ginjal akut

 

Pencegahan

Disentri dapat dicegah dengan cara:

  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan diri sendiri, misalnya dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun terutama sebelum makan dan sesudah mengganti popok bayi
  • Tidak menelan air ketika berenang
  • Memperhatikan higienitas makanan yang dikonsumsi. Dengan cara, tidak minum air dengan es batu, tidak meminum air yang tidak dibungkus dengan botol dan tersegel, tidak jajan sembarangan, tidak makan buah yang telah dikupas (buah yang dikupas sendiri tidak masalah)
  • Mengurangi konsumsi produk yang mengandung susu ketika berada di daerah dengan tingkat kebersihan yang rendah

Jika ada orang di sekitar Anda mengalami disentri, Anda dapat mencegah penularan dengan rajin mencuci tangan, tidak berbagi handuk, peralatan makan atau barang-barang pribadi lainnya dengan penderita.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda atau anak Anda mengalami diare berdarah disertai kram perut atau gejala parah lainnya. Tanda bahaya lainnya dapat berupa tanda dehidrasi seperti:

  • Mata cekung
  • Kondisi yang sangat rewel atau tampak mengantuk
  • Air mata keluar sedikit
  • Tidak dapat kencing dalam waktu yang lama

Disentri dapat ditangani hingga sembuh, namun gejalanya seringkali cukup parah hingga menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani, sehingga perlu perhatian khusus dan penanganan yang tepat.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Senin, 25 Maret 2024 | 15:54

Akhondi, H., & Simonsen, K. (2021). Bacterial Diarrhea. Retrieved 11 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551643/ 

Ashraf, H. (2021). Shigellosis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Retrieved 11 January 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/182767-overview  

Bhargava, H. (2020). What Is Dysentery?. Retrieved 11 January 2022, from https://www.webmd.com/digestive-disorders/what-is-dysentery  

 

(*) Falck, S. (2018). Dysentery: Symptoms, Treatment, and More. Retrieved 11 January 2022, from https://www.healthline.com/health/digestive-health/dysentery#prevention