Gangguan Identitas Jenis Kelamin

Gangguan Identitas Jenis Kelamin

Bagikan :


Definisi

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorder 5 (DSM-5), gangguan identitas jenis kelamin atau disforia gender didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara jenis kelamin biologis dengan identitas gender. Anda mungkin dinyatakan berjenis kelamin laki-laki saat lahir. Namun, Anda merasa bahwa diri Anda merupakan seorang perempuan, atau sebaliknya. Tidak jarang, orang dengan disforia gender merasa tidak berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, tapi sesuatu diantaranya.

Ketidaksinambungan antara pandangan masyarakat terhadap jenis kelamin dan perasaan secara fisik dan mental terhadap jenis kelamin Anda dapat menyebabkan munculnya tekanan berat, kecemasan, hingga depresi.

Perlu diingat bahwa disforia gender berbeda dengan orientasi seksual. Orientasi seksual merupakan sebuah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan pola emosional, romantik dan straksi seksual seseorang terhadap jenis kelamin tertentu, seperti heteroseksual (tertarik pada lawan jenis), biseksual (tertarik pada perempuan dan laki-laki), homoseksual (tertarik pada sesama jenis), atau asexual (tidak tertarik secara seksual pada orang lain).

Perlu diingat bahwa disforia gender bukan merupakan suatu penyakit. Namun, hal ini dapat berhubungan dengan gangguan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, skizofrenia, depresi, gangguan makan, dan percobaan bunuh diri. Diperkirakan 7 dari 10 orang dengan disforia gender akan terdiagnosis gangguan kesehatan mental selama hidup mereka.

Pada anak berusia dua tahun yang mulai menunjukan adanya sifat yang mengarah pada perubahan perilaku serupa lawan jenis. Beberapa dari anak tersebut tidak merasakan disforia gender saat mulai tumbuh menjadi remaja dan beranjak dewasa. Namun, anak yang cenderung menunjukan pandangan kuat bahwa mereka terjebak dalam jenis kelamin yang salah memiliki kecenderungan menjadi transgender ketika dewasa.

Jika disforia gender terus menetap melewati masa pubertas, anak cenderung akan tetap merasakan terus disforia gender hingga dewasa.

 

Penyebab

Penyebab pasti terjadinya disforia gender masih belum diketahui. Namun, hal tersebut berasal dari sebuah hubungan biopsikososial yang kompleks.

 

Faktor Risiko

Beberapa hal yang dapat menjadi berpotensi meningkatkan risiko terjadinya disforia gender berupa:

  • Sindrom insensitivitas androgen yang disebabkan oleh hiperplasia adrenal kongenital (penyakit keturunan yang menyebabkan tampilan fisik wanita tampak lebih maskulin)
  • Paparan phthaltes dalam plastik dan polychlorinated biphenyls. Kedua zat ini diketahui dapat mengganggu regulasi endokrin penentu jenis kelamin pada janin sebelum dilahirkan
  • Kelainan pada neuroanatomi. Ditemukan adanya kegagalan perkembangan dan diferensiasi neuronal (sel saraf) yang berhubungan pada hipotalamus
  • Genetik/keturunan 

 

Gejala

Orang yang mengalami disforia gender akan memiliki tekanan atau permasalahan persisten terhadap jenis kelamin yang ditetapkan. Hal ini dapat berlangsung selama enam bulan atau lebih.

Pada usia anak, untuk memenuhi kriteria disforia gender, anak harus memiliki paling tidak enam dari seluruh gejala-gejala berikut:

  1. Bersikeras atau sangat menginginkan jenis kelamin yang berbeda dari yang diidentifikasi saat lahir
  2. Ingin mengenakan pakaian dengan jenis kelamin yang mereka ekspresikan atau identifikasi sendiri
  3. Sangat memilih teman dari jenis kelamin yang mereka identifikasi sendiri
  4. Sangat menyenangi mainan, aktivitas, dan permainan yang biasanya ditujukan untuk lawan jenis kelamin yang diidentifikasi saat lahir
  5. Menolak mainan maskulin atau feminin, permainan, dan aktivitas yang tidak sesuai dengan jenis kelamin yang mereka identifikasi sendiri
  6. Rasa tidak suka terhadap kelamin yang dimiliki ketika lahir
  7. Keinginan yang kuat untuk memiliki karakteristik seksual lawan jenis untuk menyamai dengan jenis kelamin yang mereka pilih, seperti payudara atau penis

Pada remaja dan orang dewasa, untuk menegakkan diagnosis membutuhkan paling tidak dua dari gejala-gejala berikut:

  1. Kepastian bahwa jenis kelamin mereka tidak cocok dengan fisik mereka
  2. Keinginan yang kuat untuk menyingkirkan kelamin mereka dan karakteristik seksual lainnya
  3. Dorongan yang kuat untuk memiliki karakteristik seksual sesuai dengan karakteristik gender yang mereka identifikasi sendiri
  4. Keinginan yang kuat untuk memiliki jenis kelamin yang berbeda
  5. Keinginan yang kuat untuk diperlakukan seperti jenis kelamin yang beda
  6. Keyakinan yang mendalam terhadap perasaan mereka untuk diidentifikasi sebagai gender yang berbeda
  7. Berpakaian dan menampilkan diri sebagai jenis kelamin yang berbeda dengan jenis kelamin yang diidentifikasi saat lahir

 

Diagnosis

Dokter akan menegakan diagnosis disforia gender berdasarkan:

  • Evaluasi kesehatan perilaku.

Dokter akan mengevaluasi untuk mengonfirmasi ketidaksesuaian identitas seksual Anda dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir, riwayat sebelumnya, dampak yang ditimbulkan dari stigma yang melekat pada ketidaksesuaian gender pada kesehatan mental Anda, serta dukungan yang Anda dapatkan dari keluarga, teman, atau teman sebaya.

  • Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorder 5 atau DSM-5 dan PPDGJ 3.

Dokter dapat menegakan diagnosis dengan menggunakan panduan dari DSM 5 atau dari PPDGJ 3. Di Indonesia juga digunakan panduan diagnosis kejiwaan berupa PPDGJ 3.

 

Tata laksana

Jika tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat, orang dengan disforia gender cenderung lebih berisiko untuk memiliki ide bunuh diri, bahkan melakukan upaya bunuh diri karena tekanan yang dirasakan. Setelah dilakukan penggantian kelamin, risiko bunuh diri pada orang dengan disforia gender tetap ada sehingga pengobatan oleh tenaga professional sangat perlu dilakukan.

Tujuan utama tata laksana pada disforia gender bukanlah untuk mengubah perasaan mereka terhadap jenis kelamin yang mereka miliki. Namun, tata laksana ditujukan untuk mengatasi penderitaan dan hal-hal lain yang menyakiti emosional orang dengan disforia gender. Tata laksana ini bersifat individual. Hal yang dapat membantu satu orang, belum tentu dapat membantu orang lain dengan disforia gender.

Terapi utama yang dilakukan pada orang dengan disforia gender berupa terapi bicara atau psikoterapi. Terapi ini dilakukan oleh tenaga profesional yang telah melewati masa pendidikan untuk membantu orang dengan permasalahan jiwa, seperti dokter jiwa atau psikiater dan psikolog. Sejalan dengan dilakukannya psikoterapi, beberapa orang dengan disforia gender juga dapat melakukan beberapa terapi untuk menyelaraskan penampilan fisiknya dengan jenis kelamin yang mereka pilih, seperti terapi hormon dan operasi penggantian jenis kelamin.

Pendampingan oleh psikiater atau psikolog dapat membantu orang dengan disforia gender untuk mendapatkan penanganan terbaik. Selain itu, orang dengan disforia gender dapat melakukan beberapa hal untuk menjaga kesehatan mental, seperti mencari kelompok dukungan, memprioritaskan self-care, serta meditasi atau berdoa untuk meringkankan beban yang dirasakan.

 

Komplikasi

Disforia gender dapat berdampak pada banyak hal dalam kehidupan seseorang. Orang dengan disforia gender cenderung mendapatkan tekanan untuk dapat bertingkah laku sesuai dengan jenis kelamin yang mereka miliki sejak lahir. Tidak jarang mereka turut mendapatkan pelecehan, hinaan, dan diskriminasi terkait jenis kelamin yang mereka pilih. Hal ini dapat membuat orang dengan disforia gender mungkin tidak ingin pergi ke sekolah atau tempat kerja. Lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan mereka putus sekolah atau menjadi pengangguran.

Orang dengan disforia gender juga cenderung mengalami kesulitan dalam membangun suatu hubungan. Oelh sebab itu, orang dengan disforia gender dapat mengalami depresi, kecemasan, menyakiti diri sendiri, mengalami gangguan makan, hingga melakukan penyalahgunaan zat terlarang. Parahnya, orang dengan disforia gender dapat mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mental. Mereka cenderung merasa takut dan malu untuk mencari pertolongan dikarenakan stigma yang berkembang dimasyarakat tentang orang dengan disforia gender.

 

Pencegahan

Belum ada pencegahan khusus untuk mencegah disforia gender. Namun, pencegahan dapat dilakukan dengan mengawasi faktor risiko seperti:

  • Jauhi paparan phthaltes dalam plastik dan polychlorinated biphenyls.
  • Jika Anda sedang hamil, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan.

 

Kapan Harus Ke Dokter?

Segera pergi ke dokter jika Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas. Jangan ragu untuk mendapatkan pendampingan oleh psikiater atau psikolog dalam memilih langkah selanjutnya. Penatalaksanaan dini dapat memperbaiki kualitas hidup Anda. 

 

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 17 Mei 2024 | 07:41

Garg G, Elshimy G, Marwaha R. Gender Dysphoria. [Updated 2021 Jul 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532313/

Mayoclinic. [Internet]. Gender Dysphoria- Symptoms and causes [Updated 2019 Dec 06]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gender-dysphoria/symptoms-causes/syc-20475255

Webmd. [Internet]. Gender Dysphoria: Your Assigned Gender vs. Gender Identity [Updated 2021 May 20]. Available from: https://www.webmd.com/sex/gender-dysphoria

Webmd. [Internet]. Sexual Orientation: 4 Common Questions [Updated 2020. August 05]. Available from: https://www.webmd.com/sex-relationships/guide/sexual-orientation