Definisi
Iktiosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “ichythys” yang berarti ikan. Iktiosis vulgaris adalah kelainan kulit yang diturunkan di mana sel kulit mati menumpuk menjadi sisik yang tebal dan kering pada permukaan kulit. Oleh karena karakteristiknya yang seperti ikan, kondisi ini disebut juga dengan penyakit sisik ikan atau penyakit kulit ikan ini dapat muncul dari lahir, namun biasanya muncul pertama kali saat masa kanak-kanak awal.
Iktiosis vulgaris merupakan satu dari 20 tipe iktiosis yang berbeda dan merupakan tipe yang paling ringan. Sekitar 95% iktiosis merupakan tipe iktiosis vulgaris. Meskipun kebanyakan kasus bersifat ringan, namun beberapa dapat berat.
Terkadang, kelainan ini dapat disertai dengan kondisi kulit lain seperti dermatitis alergi atau eksim. Dermatitis alergi terdapat pada 50% orang dengan iktiosis vulgaris dan 8% dari penderita dermatitis alergi memiliki gejala iktiosis vulgaris. Ketika dermatitis alergi terjadi bersama dengan iktiosis vulgaris yang berat, maka dermatitis cenderung timbul lebih cepat, lebih berat, dan menetap sampai usia dewasa. Selain itu, risiko asma, alergi hidung, dan alergi makanan juga meningkat pada orang dengan iktiosis.
Penyebab
Iktiosis vulgaris umumnya disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dari salah satu atau kedua orang tua. Anak-anak yang mendapatkan gen yang tidak normal dari salah satu orang tua akan menderita penyakit yang ringan. Anak yang mendapatkan gen abnormal dari kedua orang tua akan menderita penyakit yang lebih berat. Namun, orang tua tidak harus menderita penyakit ini untuk dapat menurunkan gennya.
Orang dewasa juga dapat menderita iktiosis vulgaris meskipun jarang. Iktiosis yang terjadi pada orang dewasa disebut iktiosis didapat. Kata didapat karena iktiosis tersebut terjadi akibat suatu penyakit atau obat-obatan dan disebabkan oleh abnormalitas genetik. Kondisi yang dapat memicu iktiosis didapat adalah gagal ginjal, beberapa jenis kanker, penyakit tiroid, dan HIV/AIDS.
Faktor Risiko
Iktiosis vulgaris menyerang 1 dari 250 orang. Kelainan genetik yang menyebabkan iktiosis dilaporkan paling banyak ditemukan pada orang Eropa. Anak dengan orang tua yang memiliki iktiosis vulgaris juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena iktiosis vulgaris.
Gejala
Pada iktiosis vulgaris, proses pergantian kulit berlangsung sangat lambat. Hal ini menyebabkan penumpukan protein berlebih pada lapisan atas kulit (keratin). Anak yang menderita iktiosis vulgaris yang diturunkan biasanya memiliki kulit normal saat lahir. Paling sering gejala muncul saat berusia 2 bulan dan dibawah usia lima tahun. Gejala dapat bertambah parah sampai pubertas dan terkadang membaik seiring bertambahnya usia.
Gejala iktiosis vulgaris adalah:
- Kulit kering dan bersisik, biasanya pada siku, lutut, kulit kepala, wajah bagian tengah, dan badan. Sisik biasanya terdapat di siku dan kaki serta dapat tebal dan gelap sekali pada area betis. Daerah lipatan kulit biasanya jarang terkena (leher, ketiak, lipat siku, dan lipat lutut).
- Sisik kecil berbentuk seperti ubin
- Sisik berwarna putih, abu-abu, atau cokelat, bergantung dari warna kulit
- Kulit kepala bersisik
- Retakan kulit yang dalam atau kulit pecah-pecah, disertai nyeri
- Iktiosis vulgaris berhubungan dengan keratosis pilaris
Kebanyakan kasus iktiosis vulgaris bersifat ringan, namun beberapa dapat berat. Tingkat keparahan gejala bervariasi antar orang atau antar anggota keluarga yang sama-sama menderita kelainan ini. Gejala biasanya memberat saat berada di lingkungan yang dingin dan kering. Pada lingkugnan yang hangat dan lembab gejala cenderung untuk membaik atau bahkan menghilang pada kasus ringan.
Terkadang, kasus iktiosis vulgaris yang ringan dapat tidak terdiagnosis karena hanya dianggap sebagai kulit kering yang ekstrem saja. Selain itu, banyak orang yang tidak menyadari dirinya mengidap iktiosis karena dengan menggunakan pelembap dapat menghilangkan sisik dari kulit.
Diagnosis
Dokter dapat mendiagnosis iktiosis vulgaris dengan melihat karakteristik sisik. Pemeriksaan lain seperti biopsi kulit mungkin dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari kondisi kulit yang kering dan bersisik. Kelainan gen yang menyebabkan iktiosis dapat dideteksi di laboratorium penelitian menggunakan sampel dari usapan selaput lendir pipi atau air liur.
Tata Laksana
Belum ada terapi untuk menyembuhkan iktiosis vulgaris, melainkan hanya ada terapi untuk mengontrol kondisi ini yaitu untuk mengurangi kekeringan, sisik, penebalan, dan pecah-pecah dari kulit. Terapi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Krim atau salep untuk mengelupaskan kulit. Krim dan salep yang mengandung AHA (Alpha Hydroxy Acids) seperti asam laktat dan asam glikolat yang diresepkan dokter dapat mengontrol sisik dan meningkatkan kelembaban kulit. Namun, krim ini dapat mengiritasi eksim yang sedang aktif.
- Obat minum. Dokter dapat meresepkan obat-obatan yang mengandung vitamin A yaitu retinoid untuk mengurangi produksi sel kulit. Biasanya obat ini dipakai pada kasus yang berat. Efek samping obat iniadalah peradangan mata dan bibir, pembentukan taji tulang, dan rambut rontok. Selain itu, retinoid juga dapat menyebabkan kelainan bawaan. Oleh karena itu, wanita yang akan menjalani terapi menggunakan retinoid harus memastikan bahwa dirinya tidak hamil atau tidak berencana hamil dengan memakai KB yang sesuai anjuran dokter selama mengkonsumsi retinoid.
Hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu mengurangi gejala adalah sebagai berikut:
- Mandi atau berendam air hangat dengan cukup lama. Gunakan sabun yang ringan atau tidak mengiritasi dan yang mengandung minyak atau lemak. Kulit yang sudah lembab dapat digosok secara halus dengan sponge yang bertekstur kasar atau dengan batu apung untuk mengurangi sisik.
- Setelah mandi, tepuk-tepuk kulit secara halus dengan handuk sehingga sisa kelembaban tetap ada pada kulit.
- Pakai krim pelembap atau pelumas setelah mandi saat kulit masih lembap (dalam 3 menit) untuk memerangkap kelembaban. Setelah itu kulit dapat ditutup dengan cling-wrapuntuk membantu penyerapan pelembap ke kulit. Pelembap yang disarankan adalah yang mengandung lemak tinggi seperti lanolin, urea atau propilen glikol. Kandungan tersenbut yang membantu menjaga kelembaban kulit. Petroleum jelly juga merupakan pilihan yang efektif.
- Pakai produk yang mengandung urea, asam laktat, atau yang rendah asam salisilat dua kali sehari. Senyawa yang bersifat asam lemah akan membantu kulit melepaskan sel mati. Urea akan mengikat kelembaban ke kulit.
- Menggunakan pelembap udara (humidifier) untuk meningkatkan kelembaban udara di dalam rumah.
- Menyisir rambut yang sudah dicuci untuk membuang sisik pada kulit kepala.
Komplikasi
Beberapa orang dengan iktiosis vulgaris dapat mengalami komplikasi seperti:
- Pada kasus yang jarang, tebalnya kulit dan sisik dapat mempengaruhi mekanisme berkeringat. Sisik dan kulit menghambat keluarnya keringat sehingga akan mengganggu pengaturan suhu badan. Suhu badan tidak dapat diturunkan.
- Kulit yang retak atau pecah-pecah akan membuka pintu masuk bagi kuman untuk menginfeksi.
Pencegahan
Oleh karena penyakit ini disebabkan oleh kelainan genetik, maka tidak ada hal yang dapat mencegah iktiosis vulgaris. Namun, perlu diingat bahwa orang tua dengan iktiosis vulgaris dapat menurunkan penyakit ini ke anaknya.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda berpikir bahwa Anda atau anak Anda menderita iktiosis vulgaris, maka Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, berkonsultasilah jika gejala memberat atau tidak hilang dengan penganganan di rumah karena mungkin Anda membutuhkan obat yang lebih kuat untuk menangani kondisi tersebut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Ichthyosis vulgaris - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2022). Retrieved 16 March 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ichthyosis-vulgaris/diagnosis-treatment/drc-20373759.
Ichthyosis vulgaris: Overview. Aad.org. (2022). Retrieved 16 March 2022, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/ichthyosis-vulgaris-overview.
Ichthyosis vulgaris | DermNet NZ. Dermnetnz.org. (2022). Retrieved 16 March 2022, from https://dermnetnz.org/topics/ichthyosis-vulgaris.