Definisi
Omfalitis adalah infeksi pada tali pusat (umbilikus) dan atau jaringan di sekitarnya. Biasanya penyakit ini terjadi pada bayi yang baru lahir hingga berusia 28 hari. Penyakit ini merupakan sebuah kegawatdaruratan yang dapat berlanjut menjadi infeksi pada seluruh tubuh hingga kematian. Dari seluruh kasus omfalitis, 7-15% kondisi ini menyebabkan kematian.
Penyebab
Setelah bayi lahir, tali pusat akan langsung dipotong. Tapi pusat yang telah dipotong berpotensi terinfeksi berbagai jenis bakteri, apabila peralatan yang digunakan saat persalinan terkontaminasi (tidak steril) atau terinfeksi melalui ketuban ibu. Bakteri-bakteri ini dapat berupa bakteri dengan jenis:
- Bakteri Gram positif seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus grup A
- Bakteri saluran pencernaan seperti Escherichia coli
- Bakteri Gram negatif seperti Proteus mirabilis atau Klebsiella pneumoniae
- Bakteri penyebab infeksi ketuban (korioamnionitis) berupa Bacteroides fragilis, Clostridium perfringens, dan Clostridium tetani
Normalnya, sel tali pusat yang telah dipotong ini akan mati, mengering, dan lepas sendiri (puput) dalam 5-15 hari. Namun apabila terkontaminasi bakteri, pada jeda waktu ini, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat. Sisa tali pusat ini masih tersambung dengan pembuluh darah di dalam tubuh bayi, sehingga bakteri-bakteri dapat masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan infeksi pada seluruh tubuh.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang meningkatkan bayi mengalami omfalitis adalah:
- Bayi dengan berat badan lahir rendah (<2,500 gram)
- Riwayat penggunaan kateter/selang pada tali pusat
- Infeksi pada kehamilan dan persalinan yang dapat ditandai dengan ketuban pecah dini. Kondisi ini dapat diperparah jika jarak antara ketuban pecah dan persalinan cukup lama, mencapai >18 jam
- Kelahiran yang tidak didampingi petugas kesehatan
- Infeksi pada ibu
Biasanya, progresivitas penyakit ini lebih cepat terjadi pada bayi-bayi prematur dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Pada bayi prematur, infeksi dapat mulai terlihat sekitar 3-5 hari setelah kelahiran. Sedangkan, bayi cukup bulan memerlukan sekitar 5-9 hari setelah kelahiran untuk melihat progresivitas infeksi.
Penyakit ini juga lebih rentan terjadi pada negara berkembang. Risiko penyakit ini semakin tinggi dengan kebiasaan/ ritual masyarakat. Pada beberapa daerah, ritual melumuri tali pusat dengan ramuan herbal, ASI, kotoran hewan, abu, dan sebagainya masih banyak dilakukan. Padahal tindakan ini dapat menyebabkan kontaminasi tali pusat oleh bakteri yang berbahaya seperti Clostridium tetani.
Gejala
Gejala yang dapat timbul akibat penyakit omfalitis adalah:
- Nyeri
- Kemerahan
- Kulit yang menonjol (indurasi) pada tali pusat dan jaringan di sekitarnya
- Keluarnya darah yang tidak dapat berhenti atau nanah dari tali pusat yang telah dipotong. Nanah ini bisa tidak berbau atau berbau busuk.
Apabila infeksi sudah menyerang seluruh tubuh, bayi akan tampak mengantuk dan sulit merespon, sulit makan, demam, atau sangat rewel.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis omfalitis, dokter akan melakukan wawancara secara mendalam (anamnesis) untuk mengetahui tanda-tanda yang muncul, misalnya:
- Bayi yang sulit menyusu
- Status kesadaran bayi seperti cenderung mengantuk
- Sangat rewel
- Gerakan yang berkurang
Selain itu, dokter akan menanyakan mengenai riwayat kehamilan dan persalinan. Faktor risiko lainnya dapat berupa kencing atau BAB bayi yang keluar dari tali pusat, hal ini menunjukkan adanya struktur tubuh yang tidak normal.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik umum seperti pemeriksaan suhu, denyut nadi, laju napas, adanya perut kembung, kelainan kulit, dan penurunan kesadaran. Selanjutnya dokter akan memeriksa tali pusat untuk mencari adanya tanda-tanda omfalitis pada daerah tali pusat, seperti kemerahan, bengkak, nyeri dan nanah sebagai penanda infeksi tali pusat. Pemeriksaan langsung ini juga dapat dilakukan untuk mencari adanya perluasan infeksi ke jaringan-jaringan di bawah kulit, otot, dinding perut, punggung, hingga pembungkus buah zakar (skrotum) pada bayi laki-laki.
Pemeriksaan laboratorium yang biasanya akan dilakukan pada kasus ini, seperti:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Kultur darah
- Kultur bakteri yang diambil dari nanah tali pusat
Apabila infeksi dicurigai telah meluas ke seluruh tubuh, maka dapat dilakukan pemeriksaan:
- Pembekuan darah
- Pemeriksaan kencing beserta kulturnya
- Kultur cairan sumsum tulang belakang (serebrospinal)
- Pemeriksaan kimia darah seperti gula darah dan kalsium
- Analisis gas darah juga dapat dilakukan untuk mencari komplikasi omfalitis
- Pencitraan biasanya dilakukan apabila dicurigai infeksi sudah menyerang seluruh tubuh. Pemeriksaan yang dilakukan adalah foto rontgen dada, Ultrasonografi (USG) dan computed tomography scan (CT scan). Modalitas pencitraan ini dilakukan untuk mencari adanya infeksi pada organ lain misalnya paru, mencari penebalan jaringan di bawah kulit, mencari penumpukan cairan, melihat otot dan jaringan bawah kulit yang terlibat infeksi dan untuk mencari adanya struktur tubuh yang tidak normal
Tata Laksana
Omfalitis merupakan sebuah kasus kegawatdaruratan, tatalaksananya adalah:
- Menjaga stabilitas bayi. Apabila bayi dalam kondisi kritis, bayi dapat dirujuk ke unit intensif
- Pemberian antibiotik. Antibiotik akan diberikan tanpa menunggu hasil kultur (antibiotik empiris), namun apabila hasil kultur telah keluar, antibiotik akan disesuaikan berdasarkan hasil kultur
- Pembedahan. Terapi ini dapat dilakukan apabila infeksi sudah menyebar ke jaringan sekitar tali pusat untuk membersihkan jaringan yang telah mati atau sedang terinfeksi. Setelah pembedahan, bayi akan diawasi selama beberapa hari untuk memantau perkembangan penyakit
- Pemberian asupan nutrisi. Pada kasus bayi dengan omfalitis berat, nutrisi akan diberikan penuh lewat infus. Apabila keadaan membaik, nutrisi dapat diberikan dengan menyusui atau lewat selang makan
- Terapi suportif. terapi suportif merupakan terapi penunjang untuk menjaga agar bayi tetap hidup selama pengobatan berlangsung. Terapi ini dapat berupa bantuan napas, pemberian cairan. pemberian obat untuk menaikkan tekanan darah, transfusi dan lain-lain
Komplikasi
Komplikasi terparah omfalitis adalah:
- Kegagalan sistem peredaran darah memberikan asupan darah kepada jaringan (syok)
- Perluasan infeksi ke jaringan di bawah kulit seperti jaringan ikat dan otot
- Peradangan pada dinding perut
- Kematian jaringan usus
- Nanah pada hati (abses hepar)
- Infeksi pada pembuluh darah
- Sumbatan pada pembuluh darah
- Kematian
Pencegahan
Pencegahan omfalitis dapat dilakukan dengan persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan Hal ini dikarenakan higienitas fasilitas kesehatan lebih terjaga. Tali pusat bayi harus dipotong dengan bantuan alat medis yang steril. Setelah itu, sisa tali pusat sebaiknya dilumuri dengan cairan antiseptik hingga puput. Hindari pelumuran tali pusat dengan ramuan herbal, kotoran hewan, tanah liat dan hal-hal yang tidak steril karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
Kapan harus ke dokter?
Setelah bayi lahir, cek sisa tali pusat secara berkala. Segeralah ke dokter apabila:
- Sisa tali pusat mengeluarkan darah atau cairan nanah berwarna putih atau kuning
- Pembengkakan tali pusat
- Kemerahan di sekitar tali pusat
Atau jika ditemukan tanda-tanda lain seperti bayi rewel saat daerah dekat tali pusat disentuh. Faktor risiko bayi mengalami infeksi seperti berat badan lahir rendah dan masalah kesehatan lainnya juga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko omfalitis pada bayi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Gallagher, P. (2019). Omphalitis: Background, Pathophysiology, Etiology. Retrieved 14 January 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/975422-overview
Painter, K., Anand, S., & Philip, K. (2021). Omphalitis. Retrieved 14 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513338/
What to Know About Your Baby’s Umbilical Cord. Retrieved 14 January 2022, from https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-umbilical-cord#