Pneumonia Pneumocystis jirovecii

Pneumonia Pneumocystis jirovecii

Bagikan :


Definisi

Pneumonia adalah adanya infeksi pada paru-paru. Pneumonia pada pasien dengan kerentanan sistem imun, seperti HIV/AIDS, menerima organ transplan, atau menggunakan obat-obatan tertentu sering disebabkan oleh organisme yang berbeda. Salah satu tipe pneumonia tersebut adalah pneumonia Pneumocystis jirovecii (PCP).

Pneumonia Pneumocystis jirovecii (PCP), yang juga dikenal sebagai Pneumocystis pneumonia, Pneumocystis carinii, PJP pneumonia, adalah infeksi paru-paru berat yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii. Awalnya Pneumonia Pneumocystis jirovecii disebut sebagai Pneumocystis carinii. Jamur ini sering menginfeksi pasien dengan kerentanan sistem imun, seperti HIV/AIDS. Dengan adanya pengobatan antiretroviral (ART) dan antibiotik pencegahan, kejadian PCP sudah semakin berkurang, namun tetap menjadi masalah kesehatan publik yang penting. Pada dua dekade terakhir, tingkat kematian pasien dengan PCP adalah sekitar 10–20%. Kesembuhan PCP pada pasien dengan HIV lebih rendah dengan tingkat kematian mencapai 50%. 

 

Penyebab

Pneumocystis jirovecii adalah jamur yang sering berada pada paru-paru. Pada populasi dengan sistem imun normal, Pneumocystis jirovecii dapat tinggal di paru tanpa menyebabkan gejala dan infeksi. Diperkirakan sekitar 20% orang dewasa memiliki jamur Pneumocystis jirovecii di paru-parunya pada suatu waktu, namun sistem imun tubuhnya berhasil untuk menangani jamur tersebut setelah beberapa bulan pasca paparan. Jamur ini baru akan menyebabkan infeksi jika sistem imunitas tubuh turun akibat AIDS, obat-obatan penekan sistem imun (kortikosteroid), atau kanker. Oleh karena itu, jamur ini disebut sebagai mikroorganisme oportunistik.

PCP dapat menyebar dari orang ke orang melalui udara. Individu sehat dapat menularkan jamur ini kepada orang dengan sistem imun rentan. Banyak anak yang terpapar jamur Pneumocystis jirovecii, namun tetap tidak bergejala karena sistem imun mereka dapat mencegah jamur untuk menyebabkan infeksi. Sebelumnya, ahli percaya bahwa infeksi PCP pada masa kanak-kanak dapat terjadi kembali di masa dewasa jika sistem imun terganggu. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa infeksi PCP yang terjadi pada dewasa disebabkan oleh paparan yang baru saja terjadi.

Jamur lain seperti Aspergillus dan Candida, bakteri Staphylococcus aureusStreptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae dan Cytomegalovirus serta Herpes simplex virus juga dapat menyebabkan pneumonia.

 

Faktor Risiko

Sebagian besar orang yang mengalami PCP memiliki sistem imun yang rentan, yang berarti sistem imun mereka tidak dapat mengatasi infeksi dengan baik. Sekitar 30–40% pasien PCP mengidap HIV/AIDS dan sebagian besar lainnya mengalami PCP karena perlu mengonsumsi obat penekan sistem imun (kortikosteroid) jangka panjang. Pasien dengan HIV/AIDS memiliki risiko tinggi untuk dirawat lebih lama di rumah sakit akibat PCP dibandingkan populasi lainnya.

Populasi yang rentan mengalami PCP, antara lain:

  • Pengidap penyakit paru kronik
  • Kanker
  • Memiliki kelainan sistem imun, seperti autoimun (lupus, artritis reumatoid)
  • Mendapatkan transplantasi organ
  • Pasien HIV/AIDS dengan jumlah CD4 200 sel/mm3

 

Gejala

Gejala dari PCP hampir mirip dengan pneumonia komunitas, antara lain:

  • Demam
  • Batuk berdahak
  • Sulit bernapas atau sesak napas
  • Nyeri dada
  • Menggigil
  • Rasa lelah sepanjang hari

Gejala dari PCP muncul secara perlahan, berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejala yang terjadi umumnya tidak berat. Gejala pada pasien PCP yang tidak memiliki AIDS lebih berat dan perkembangannya lebih cepat dibandingkan populasi dengan AIDS. Oleh karena itu, pasien sering mengabaikan gejala dan terlambat mencari pertolongan.

 

Diagnosis

Dokter dapat mendiagnosis PCP berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan mengenai keluhan utama, durasi keluhan, dan faktor risiko Anda. Pastikan Anda menjelaskan kepada dokter Anda kondisi medis Anda saat ini, contohnya Anda mengidap HIV/AIDS, mengalami lupus, atau mendapatkan transplantasi organ. Dokter Anda juga akan menanyakan mengenai obat-obatan yang Anda minum. Pada pemeriksaan fisik dokter Anda akan mendengarkan suara jantung Anda, memeriksa suhu tubuh, pernapasan, dan saturasi oksigen.

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan sesuai indikasi, antara lain:

  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Analisis gas darah untuk memeriksa kadar oksigen dan karbondioksida pada darah
  • Pemeriksaan dahak (sputum) untuk menetapkan mikroorganisme penyebab
  • Bronchoalveolar lavage untuk mengambil sampel paru jika sulit mengeluarkan dahak atau sampel dahak yang didapatkan terlalu banyak mengandung saliva atau air liur
  • Kultur bakteri dari darah
  • Rontgen dada, namun dapat menunjukkan hasil yang normal.

Sputum akan diperiksa di laboratorium dengan metode polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi materi genetik jamur.

 

Tata Laksana

Jika diagnosis PCP telah ditegakkan, dokter Anda akan memberikan antibiotik baik secara oral (ditelan) maupun infus (IV), bergantung pada derajat keparahan pneumonia. Obat-obatan ini akan diberikan selama sekitar 3 minggu. Antibiotik yang digunakan dapat menyebabkan demam dan ruam pada kulit.

Pengobatan pneumonia bergantung pada:

  • Masalah sistem imun
  • Keparahan penyakit
  • Organisme penyebab infeksi

Jika antibiotik tidak dapat memperbaiki kondisi klinis, dokter dapat menambahkan jenis antimikroorganisme yang dapat mengatasi virus dan jamur.

Terapi utama dari PCP selain menangani kondisi klinis adalah untuk meningkatkan sistem imun. Berdasarkan penilaian dokter, obat-obatan yang sedang dikonsumsi seperti kemoterapi, dapat dihentikan sementara waktu hingga infeksi mereda. Hal ini ditentukan berdasarkan diskusi dengan dokter ahli kanker yang memberikan obat-obatan tersebut.

Dokter dapat memberikan kortikosteroid dengan pengawasan pada pasien yang mengalami sesak atau saturasi oksigen yang terus turun.

Pasien yang pernah mengalami PCP perlu berhenti merokok karena penggunaan tembakau meningkatkan risiko mengalami PCP dan tingkat keparahan penyakit yang lebih tinggi. Karena pasien dengan PCP umumnya cukup rentan, intake nutrisi perlu diperhatikan dan kalori ditingkatkan. Pasien perlu mendapatkan edukasi mengenai pengobatan yang teratur untuk mencegah infeksi berulang.

 

Komplikasi

Sekalipun pneumonia telah diatasi, risiko kematian PCP lebih tinggi dibandingkan pneumonia biasa. PCP dapat menyebabkan kegagalan napas yang berujung pada kematian. Umumnya kondisi medis pasien yang mengalami PCP sudah kurang baik, bahkan sebelum pneumonia terjadi.

Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain:

  • Efusi pleura (jarang)
  • Paru kolaps atau mengecil (pneumotoraks)
  • Gagal napas sehingga membutuhkan bantuan napas

 

Pencegahan

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah PCP. Pasien dengan HIV/AIDS dapat mencegah PCP dengan mengonsumsi ART secara teratur agar jumlah CD4 tetap berada lebih dari 200 sel/mm3. Jika Anda mengalami PCP, dokter Anda akan meminta Anda untuk tetap mengonsumsi obat untuk sementara waktu setelah sembuh agar PCP tidak terjadi kembali.

Dokter umumnya akan memberikan obat-obatan antibiotik pada populasi yang rentan untuk mencegah PCP, yaitu:

  • Pada pasien HIV/AIDS dengan jumlah CD4 <200 sel/mm3
  • Pasien penerima transplantasi sumsum tulang
  • Penerima transplantasi organ
  • Mengkonsumsi kortikosteroid jangka panjang dan dosis tinggi
  • Pernah mengalami PCP sebelumnya
  • Mengkonsumsi obat imunomodulator jangka panjang

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda termasuk populasi yang rentan akibat AIDS, kanker, transplantasi, atau menggunakan kortikosteroid jangka panjang; segera periksakan diri Anda jika Anda mengalami gejala batuk, demam, dan sesak. Pasien PCP membutuhkan pengobatan yang cepat dan tepat. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya, cek di sini ya!

 

 

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 2 Agustus 2024 | 06:14

Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Pneumocystis pneumonia. Available from: https://www.cdc.gov/fungal/diseases/pneumocystis-pneumonia/index.html 

Gillroy SA. (2019). Pneumocystis jiroveci Pneumonia (PJP) overview. Mescape. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/225976-overview#a1 

Sethi S. (2020). Pneumonia in immunocompromised people. MSD Manual. Available from: https://www.msdmanuals.com/home/lung-and-airway-disorders/pneumonia/pneumonia-in-immunocompromised-people 

Truong J, Ashurst JV. Pneumocystis Jirovecii Pneumonia. [Updated 2022 Feb 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482370/ 

 

Vyas JM. (2019). Pneumocystis jiroveci pneumonia. MedlinePlus. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/000671.htm