Definisi
Reaksi leukemoid adalah peningkatan jumlah sel darah putih yang sangat besar dalam jangka waktu yang pendek. Sehingga, kondisi ini terkadang disalahartikan sebagai leukemia. Beberapa penyebab potensial dari reaksi leukemoid meliputi infeksi, kanker, atau efek samping obat.
Leukemia adalah jenis kanker yang berkembang di sel yang memproduksi sel darah di sumsum tulang. Orang dengan leukemia sering kali memiliki jumlah sel darah putih yang sangat tinggi.
Memiliki reaksi leukemoid bukan berarti Anda menderita kanker, tetapi hal ini bisa menjadi pertanda akan kondisi medis serius yang memerlukan perawatan. Reaksi leukemoid didefinisikan sebagai jumlah sel darah putih di atas 50.000 sel per mikroliter (µL) darah.
Berikut nilai normal dari sel darah putih (leukosit) berdasarkan usia:
Usia | Rentang Nilai Normal (µL/Volume darah) |
Bayi baru lahir | 13.000 - 38.000 |
Bayi dan anak | 5.000 - 20.000 |
Dewasa | 4.500 - 11.000 |
Wanita hamil (trimester tiga) | 5.800 - 13.200 |
Pemeriksaan darah seseorang dengan reaksi leukemoid biasanya menunjukkan peningkatan neutrofil matur (sudah matang) dan granulosit immatur (belum matang). Jenis sel darah putih ini memainkan peran penting dalam pertahanan lini pertama sistem kekebalan tubuh.
Neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang paling banyak terdapat dalam aliran darah. Neutrofil memiliki peranan untuk melawan infeksi bakteri, virus, ataupun jamur.
Sedangkan granulosit dilepaskan selama infeksi dan pada kondisi peradangan. Granulosit membantu melawan mikroorganisme yang masuk ke tubuh dan memberi sinyal pada sel darah putih lain untuk ikut menyerang.
Perbedaan antara reaksi leukemoid dengan leukemia adalah:
|
|
|
|
Reaksi leukemoid diklasifikasikan berdasarkan jenis sel darah putih yang meningkat, antara lain:
- Reaksi granulositik: Reaksi granulositik adalah jenis yang paling umum. Biasanya ditandai dengan peningkatan jumlah neutrofil. Ini bisa menjadi tanda infeksi, beberapa jenis kanker, dan kondisi lainnya.
- Reaksi limfositik: Reaksi limfositik ditandai dengan peningkatan sekelompok sel darah putih yang disebut limfosit. Reaksi limfositik sering kali merupakan tanda dari respons kekebalan tubuh terhadap sel kanker.
- Reaksi monositik: Reaksi monositik ditandai peningkatan sel darah putih yang disebut monosit. Sel-sel ini berkembang sebagai respons terhadap infeksi atau cedera.
Penyebab
Reaksi leukemoid dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang menyebabkan peradangan atau stres pada tubuh Anda. Kondisi yang telah dikaitkan dengan reaksi leukemoid meliputi:
- Sepsis (infeksi serius yang dapat mengancam nyawa)
- Penolakan organ akibat transplantasi organ
- Infeksi bakteri
- Hepatitis
- Tumor atau kanker
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya peningkatan jumlah sel darah putih:
- Alergi parah
- Keracunan etilen glikol
- Penyakit tuberkulosis dan difteri
- Konsumsi obat-obatan kortikosteroid
- Menjalani prosedur splenektomi (pengangkatan limpa)
- Perdarahan hebat
Selain itu, risiko terjadinya peningkatan jumlah sel darah putih pada bayi antara lain:
- Ibu pengidap diabetes gestasional (diabetes kehamilan)
- Sepsis
- Bayi dengan kelainan seperti down syndrome
Baca Juga: Penyakit Leukemia Akut - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana | AI Care (ai-care.id)
Gejala
Gejala reaksi leukemoid bervariasi tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Gejala yang sering muncul antara lain:
- Demam atau menggigil
- Kelelahan
- Mual atau muntah
- Infeksi yang berulang
- Batuk
- Nyeri tenggorokan
- Perubahan warna kulit
- Perubahan pola pergerakan usus
- Mudah memar
- Penurunan berbat badan yang secara tiba-tiiba tanpa alasan yang jelas
- Luka sulit sembuh
- Kelenjar getah bening yang bengkak
- Mulut kering
Diagnosis
Dokter akan melakukan anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis reaksi leukemoid.
Anamnesis dilakukan dengan menanyakan keluhan utama, keluhan penyerta, sejak kapan keluhan tersebut muncul, riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, dan riwayat penyakit keluarga.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melakukan pemeriksaan tanda vital (nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju napas). Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan dari kepala hingga kaki.
Jika Anda mengalami reaksi leukemoid, dokter mungkin akan menemukan adanya memar di tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening, ataupun adanya luka yang tidak kunjung sembuh.
Untuk memastikan diagnosis, dokter membutuhkan pemeriksaan lanjutan yaitu berupa pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, biopsi (pengambilan) jaringan, pemeriksaan genetik, dan pemeriksaan radiologi.
Dokter biasanya dapat dengan mudah membedakan reaksi leukemoid dari leukemia dengan melakukan apusan darah tepi. Apusan darah tepi dapat membantu dokter mengetahui kondisi medis yang Anda miliki.
Selama tes ini, sel darah akan diperiksa secara mikroskopis (di bawah mikroskop) untuk melihat berapa banyak sel darah putih yang Anda miliki dan apakah terlihat abnormal.
Baca Juga: Penyakit Leukemia pada Anak - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana | AI Care (ai-care.id)
Tata Laksana
Reaksi leukemoid diobati dengan menargetkan kondisi mendasar yang menyebabkannya. Misalnya, infeksi bakteri, seperti tuberkulosis, diobati dengan antibiotik. Kanker yang mendasari dapat diobati dengan terapi seperti terapi radiasi, kemoterapi, terapi target (targeted therapies), imunoterapi, dan operasi.
Sedangkan reaksi leukemoid yang disebabkan akibat hepatitis alkohol dapat diobati dengan menghentikan konsumsi alkohol, pemberian suplemen vitamin, transplantasi hati, obat-obatan, dan penyuluhan mengenai pola hidup sehat.
Perbaikan kondisi reaksi leukemoid tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Sel darah biasanya kembali ke tingkat normal ketika kondisi yang mendasarinya telah diobati.
Jumlah sel darah yang sangat tinggi mungkin merupakan tanda bahwa infeksi sudah lanjut. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang dengan reaksi leukemoid yang terkait dengan infeksi dan kanker memiliki tingkat perbaikan atau kesembuhan yang buruk.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah terjadinya sindrom hiperviskositas darah atau leukostasis. Leukostasis terjadi ketika jumlah sel darah putih lebih dari 100.000 μL/volume darah. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan pada aliran darah.
Komplikasi lain yang dapat terjadi:
- Gagal pernapasan
- Perdarahan
- Gagal ginjal
- Gangguan jantung
Pencegahan
Tidak ada cara khusus untuk mencegah reaksi leukemoid terutama bila Anda sudah mengalami penyakit yang mungkin menimbulkan reaksi leukemoid selain dengan mengobati penyakit tersebut hingga tuntas.
Hal yang dapat dilakukan untuk menunjang penyembuhan dan mencegah reaksi leukemoid adalah dengan:
- Melakukan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi seimbang
- Menghindari konsumsi narkoba, alkohol, dan rokok
- Tidur yang cukup
- Menghindari stress
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti yang sudah dijelaskan di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Reaksi leukemoid dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah.
Reaksi leukemoid dapat menyebabkan beberapa komplikasi, bahkan komplikasinya dapat serius dan mengancam nyawa. Untuk mencegah komplikasi terjadi, segera dapatkan pertolongan medis jika Anda memiliki gejala atau risiko dari reaksi leukemoid.
Penatalaksanaan yang tepat dan cepat dapat mencegah terjadinya komplikasi dan jumlah sel darah Anda kemungkinan besar akan kembali normal setelah diobati.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Leukemoid Reaction - Healthline (2022). Retrieved 21 April 2023, from https://www.healthline.com/health/leukemia/leukemoid-reaction#takeaway
Medical News Today - Leukemoid reaction vs CML (2021). Retrieved 21 April 2023, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/leukemoid-reaction-vs-cml
Patel AB., et al., (2019) Leukemoid reaction in chronic myelomonocytic leukemia patients undergoing surgery: perioperative management recommendations. Retrieved 21 April 2023, from https://ashpublications.org/bloodadvances/article/3/7/952/247286/Leukemoid-reaction-in-chronic-myelomonocytic
Leukemoid Reaction. MedlinePlus (2022). Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/000575.htm