Sindrom Lemierre

Credit: MRCEM Success.

Bagikan :


Definisi

Sindrom Lemierre merupakan sebuah kondisi infeksi bakteri pada tenggorokan yang sangat jarang terjadi. Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke pembuluh getah bening, dan jika hal itu terjadi, pembuluh ini akan mengalami kesulitan dalam mengalirkan cairan. Cairan ini berasal dari kelebihan cairan dalam sel maupun di luar sel, yang harus dialirkan kembali ke pembuluh darah. Sindrom Lemierre juga dapat menyebabkan pembengkakan pembuluh balik leher, yang selanjutnya mengakibatkan penumpukan bekuan darah. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengancam nyawa. 

Sindrom ini merupakan kondisi langka yang biasanya menyerang remaja dan dewasa muda yang sebelumnya sehat. Walaupun sering terkait dengan infeksi tenggorokan oleh bakteri, namun sindrom ini juga bisa muncul dan berhubungan dengan infeksi telinga, kelenjar liur, sinus, atau gigi.

 

Penyebab

Sindrom Lemierre paling sering disebabkan oleh bakteri Fusobacterium necrophorum. Bakteri ini sering ditemukan di tenggorokan tanpa menyebabkan infeksi pada tenggorokan. Namun, jika ada kerusakan pada lapisan terluar (mukosa) tenggorokan, bakteri ini dapat masuk dan menginfeksi tenggorokan.

Selain Fusobacterium, bakteri yang diketahui menjadi penyebab sindrom Lemierre adalah bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini juga umum ditemukan pada tubuh, terutama pada permukaan kulit dan di dalam rongga hidung. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi apabila masuk ke jaringan tubuh atau ke dalam aliran darah. Tidak hanya itu, infeksi bakteri ini dapat menular lewat benda-benda yang digunakan bersama, seperti handuk dan pisau cukur. Bakteri ini juga dapat ditularkan lewat makanan yang tidak dibersihkan dengan benar.

Penyebab sindrom Lemierre lainnya adalah bakteri Streptococcus, Bacteroides, dan Klebsiella pneumoniae. Tidak hanya itu, sindrom ini dapat disebabkan oleh virus Epstein-Barr, sebuah virus yang masih sekelompok dengan virus herpes.

 

Faktor Risiko

Sindrom Lemierre berawal dari infeksi bakteri di tenggorokan yang menyebar. Infeksi bakteri di tenggorokan merupakan hal yang lumrah terjadi. Oleh karena itu, semua orang berisiko untuk mengalami sindrom ini jika infeksi tidak tertangani dengan baik. Perburukan infeksi bakteri di tenggorokan menjadi sindrom Lemierre biasanya ditemukan pada orang berusia muda yang sebelumnya sehat, dan lebih sering terjadi pada laki-laki.

 

Gejala

Gejala sindrom Lemierre mungkin tidak akan tampak segera setelah infeksi. Kondisi ini berawal di tenggorokan, sehingga gejala awal yang dialami kemungkinan besar berupa nyeri tenggorokan. Gejala awal sindrom Lemierre lainnya adalah:

  • Pembengkakan pada leher di sekitar kelenjar getah bening
  • Nyeri kepala yang tidak normal
  • Nyeri seperti ditusuk pada leher
  • Demam tinggi
  • Merasa kaku, lemah, atau lelah
  • Merasa lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan menelan
  • Peradangan pada amandel (tonsil), yaitu dua kelenjar getah bening yang melindungi badan Anda dari infeksi
  • Batuk darah atau dahak dengan darah
  • Merasa kurang nafsu makan atau mual
  • Muntah

Seiring dengan penyebaran infeksi, gejala ini dapat menjadi lebih parah. Penderita harus segera datang ke IGD atau mencari pertolongan pertama jika mengalami gejala-gejala di atas. Selanjutnya, infeksi dapat menyebar ke leher, menyebabkan pembengkakan pada leher yang nyeri. Biasanya, pembengkakan ini terjadi pada satu sisi leher. Tidak hanya itu, infeksi dapat menyebar ke lapisan di bawah kulit menjadi selulitis.

Pada stadium akhir, infeksi menyebar ke pembuluh darah balik di leher, sehingga infeksi bakteri menyebar ke organ seperti paru, sendi, hati, ginjal, otak, tulang, jantung, dan selaput otak. Pada stadium ini, pasien dapat merasakan sesak napas dan demam, sehingga kemungkinan membutuhkan bantuan bernapas.

 

Diagnosis

Diagnosis Sindrom Lemierre ditegakkan berdasarkan penegakan riwayat dan berbagai pemeriksaan. Utamanya, kecurigaan terhadap sindrom ini ditegakkan berdasarkan riwayat sakit tenggorokan dalam jangka waktu yang lama. Pemeriksaan yang dilakukan dokter dapat berupa pemeriksaan laboratorium dan pencitraan.

 

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, serta penanda peradangan. Pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan adanya kemungkinan infeksi bakteri, yang mungkin disertai dengan penurunan trombosit apabila komplikasi pembentukan bekuan darah sudah terjadi di seluruh tubuh. Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal berfungsi untuk menentukan penyebaran infeksi, karena kedua organ ini mungkin menjadi sasaran infeksi hingga gagal organ. Sementara itu, penanda peradangan dapat berupa protein reaktif C (C-reactive protein, CRP) dan laju endap darah.

Dokter juga dapat melakukan kultur darah untuk mencari bakteri penyebab infeksi. Namun, jika penyebabnya adalah Fusobacterium, kultur darah mungkin akan menunjukkan hasil negatif karena bakteri ini sulit untuk dikembangbiakkan.

 

Pemeriksaan Pencitraan

Pencitraan yang dilakukan terutama adalah pencitraan pada paru, karena paru adalah target infeksi yang paling sering. Pencitraan ini dapat berupa rontgen dada yang dapat melihat berbagai komplikasi infeksi pada paru. Selain itu, target infeksi yang cukup sering lainnya adalah infeksi pada pembuluh darah balik leher, sehingga pencitraan yang dipakai dapat berupa ultrasonografi, computerized tomogaphy scan (CT scan) leher dengan kontras, dan magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan ultrasonografi merupakan yang termurah dan paling aman, namun sulit untuk membedakan struktur pada leher yang cukup rumit. Sementara itu, CT scan dan MRI dapat mendeteksi adanya infeksi dan bekuan darah pada pembuluh darah balik leher dengan baik, namun ketersediaannya di Indonesia terbatas.

 

Tata Laksana

Tata laksana awal sindrom Lemierre adalah obat antibiotik untuk memerangi infeksi bakteri. Pemilihan antibiotik dilakukan berdasarkan kemungkinan infeksi yang tertinggi atau melalui hasil kultur darah. Jika infeksi gagal ditangani dengan antibiotik, dokter dapat memutuskan untuk melakukan pembedahan pada tenggorokan atau leher. Jika terbentuk abses (kantong berisi nanah), isi kantong ini harus dikeluarkan. Dokter juga mungkin akan melakukan ligasi pada pembuluh darah balik leher, yaitu pengalihan jalur aliran darah dari pembuluh darah balik tersebut. Hal ini dilakukan dengan menutup pembuluh darah tersebut agar dapat pulih.

Selain itu, terapi lainnya adalah obat-obatan pengencer darah. Obat-obatan ini diberikan karena sindrom Lemierre sangat terkait dengan peningkatan pembentukan bekuan darah. Hal ini berbahaya karena bekuan darah dapat menyumbat pembuluh darah ke berbagai bagian tubuh, seperti otot-otot jantung dan otak. Obat-obatan ini mencegah terjadi pembentukan bekuan darah, namun memiliki efek samping berupa perdarahan yang lebih mudah terjadi. Tidak hanya itu, efek samping dapat berupa luka berdarah yang lebih lama berhenti. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai terapi.

 

Komplikasi

Sindrom Lemierre stadium lanjut merupakan kondisi yang mengancam nyawa. Angka kematian akibat sindrom Lemierre saat ini berkisar antara 5%-18%. Komplikasi sindrom Lemierre adalah:

  • Penyebaran infeksi ke tulang (osteomielitis)
  • Infeksi pada selaput otak (meningitis)
  • Sesak napas hingga distres pernapasan (sulit bernapas dengan usaha sendiri)
  • Syok atau kegagalan fungsi organ akibat kekurangan oksigen

 

Pencegahan

Pencegahan Sindrom Lemierre dapat dilakukan dengan menangani infeksi tenggorokan sesegera mungkin. Jika Anda mengalami infeksi tenggorokan, Anda dapat berobat ke dokter. Jika infeksi ini menyebabkan Anda sulit menelan, sesak napas, atau batuk berdarah, sebaiknya Anda segera berobat karena kemungkinan penyebab infeksi adalah bakteri, yang dapat ditangani dengan infeksi antibiotik.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah ke dokter apabila Anda mengalami infeksi tenggorokan yang sudah lama, atau menyebabkan Anda sulit menelan atau bernapas, batuk berdarah, atau mengalami pembengkakan di leher. Semakin cepat infeksi ditangani, semakin tinggi pula tingkat kesembuhan Sindrom Lemierre, dan semakin tinggi pula kesempatan Anda untuk menghindari komplikasi yang terjadi akibat sindrom Lemierre. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh hingga menyebabkan kerusakan organ (sepsis).

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 13:37

Allen, B., Anjum, F., & Bentley, T. (2021). Lemierre Syndrome. Retrieved 27 April 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499846/

Lemierre syndrome | Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD) – an NCATS Program. (2019). Retrieved 27 April 2022, from https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/6882/lemierre-syndrome

Seladi-Schulman, P., & Jewell, T. (2017). Lemierre’s Syndrome: Symptoms, Treatments, and Prognosis. Retrieved 27 April 2022, from https://www.healthline.com/health/lemierres-syndrome