Status Migrainosus

Status Migrainosus
credits: freepik.com

Bagikan :


Definisi

Status migrainosus adalah serangan migrain yang berlangsung lebih dari 72 jam. Status migrainosus juga dapat didefinisikan sebagai serangan migrain yang tidak terkendali atau tidak merespon terhadap terapi yang umum diberikan untuk migrain. Serangan ini biasanya sangat intens, sehingga sering membutuhkan penanganan medis dan kunjungan ke IGD.

Status migrainosus berbeda dengan migrain kronis (jangka panjang). Pada migrain kronis, nyeri kepala terjadi sebanyak 15 kali atau lebih dalam satu bulan, sedangkan status migrainosus merupakan serangan migrain terus menerus dengan fase nyeri kepala yang berlangsung selama 72 jam atau lebih.

 

Penyebab

Alasan mengapa serangan tunggal migrain dapat berkembang menjadi status migrainosus tidak diketahui dengan pasti. Adanya suatu pencetus atau kombinasi dari beberapa pencetus dapat menyebabkan suatu serangan migrain berkembang menjadi status migrainosus. Pencetus tersebut meliputi:

  • Pemakaian atau penghentian obat-obatan tertentu
  • Terlambat makan
  • Kurang tidur
  • Kurang olahraga
  • Stres psikologis

 

Faktor Risiko

Migrain dapat berlanjut menjadi status migrainosus jika terdapat beberapa faktor berikut, seperti:

  • Anda tidak mendapatkan terapi yang cukup dini setelah serangan dimulai
  • Anda tidak mendapatkan terapi yang tepat
  • Anda mengonsumsi terlalu banyak obat-obatan sakit kepala

 

Gejala

Serangan nyeri kepala pada status migrainosus bersifat nyeri berdenyut pada salah satu atau kedua sisi kepala. Selain itu, Anda juga dapat mengalami:

  • Sensasi kilatan cahaya atau gangguan visual lainnya yang disebut dengan aura
  • Sensitivitas terhadap cahaya maupun suara
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan
  • Kesulitan berpikir jernih, berkonsentrasi, atau berkomunikasi

Status migrainosus dapat berlangsung setidaknya 3 hari. Anda juga berisiko untuk mengalami dehidrasi dan kehilangan waktu tidur akibat muntah yang berkepanjangan dan nyeri.

 

Diagnosis

Untuk mendiagosis seseorang dengan status migrainosus, dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan Anda serta gejala yang Anda alami untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab atau tipe nyeri kepala yang lain. Beberapa penyebab lain nyeri kepala, seperti:

  • Hemikrania kontinua (nyeri satu sisi kepala yang berkelanjutan)
  • Nyeri kepala harian menetap
  • Nyeri kepala post trauma (nyeri kepala yang terjadi setelah adanya cedera)
  • Nyeri kepala akibat pemakaian obat berlebihan

Selain itu, dokter juga akan mencari adanya tanda dan gejala untuk memastikan Anda tidak mengalami kondisi yang lebih serius dari migrain, misalnya stroke. Beberapa tanda yang akan dicari oleh dokter, yaitu:

  • Perubahan penglihatan mendadak atau penglihatan ganda
  • Kesemutan atau kelemahan mendadak
  • Perubahan pada cara bicara

Setelah diagnosis dapat ditegakkan, maka dokter akan melanjutkan dengan pemberian rencana terapi.

 

Tata Laksana

Jika Anda mengalami status migrainosus, pertama-tama dokter akan meresepkan obat-obatan migrain. Jika gejala memberat atau Anda tidak dapat menjaga asupan cairan yang cukup atau nyeri kepala sangat intens, maka dokter akan meresepkan terapi kombinasi yang umumnya diberikan melalui infus atau injeksi. Terapi dapat berbeda-beda untuk setiap pasien. 

Terapi status migrainosus secara umum adalah sebagai berikut:

  • Obat-obatan antiperadangan nonsteroid untuk mengontrol nyeri
  • Obat-obatan untuk menghentikan serangan migrain
  • Cairan infus untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat mual muntah
  • Obat antimual
  • Magnesium sitrat
  • Steroid
  • Blok saraf

Dokter akan memantau kondisi Anda dan dapat memberikan dosis ganda dan infus berkelanjutan dalam beberapa hari. Jika Anda rentan terkena status migrainosus, dokter juga dapat meresepkan kombinasi obat-obatan yang dapat diminum di rumah untuk mencegah serangan berat di kemudian hari.

Status migrainosus lebih sulit ditangani dibandingkan dengan migrain biasa. Namun, tetap terdapat pilihan terapi untuk meringankan gejala dan membantu Anda merasa lebih baik. Terapi dan pencegahan serangan migrain yang berkepanjangan membutuhkan usaha dari Anda dan dokter.

 

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

  • Infark migrain atau stroke migrain. Komplikasi ini jarang terjadi dan kebanyakan hanya terjadi pada wanita muda. Pembuluh darah otak dapat menyempit, sehingga aliran darah dan oksigen terhambat. Stroke migrain dapat terjadi mendadak dan merupakan kondisi emergensi. 
  • Aura menetap tanpa stroke. Satu dari empat orang dengan migrain dapat mengalami aura. Namun, terkadang aura ini menetap selama lebih dari satu minggu setelah serangan. Meskipun jarang, Anda dapat mengalami aura dan gejala seperti sulit bernapas dan kesemutan selama beberapa bulan bahkan tahun.
  • Kejang yang dicetuskan migrain. Kejang terjadi saat atau sesaat setelah migrain dengan aura. Epilepsi dan migrain terkadang terjadi bersamaan namun tidak diketahui penyebab pastinya.
  • Depresi dan cemas. Orang dengan migrain lebih mungkin untuk menderita depresi dan cemas daripada orang tanpa migrain.
  • Vertigo
  • Kurang tidur. Nyeri dan rasa tidak nyaman dapat membuat Anda sulit tidur. Anda juga mungkin akan bangun lebih awal atau tidak merasa segar setelah bangun. Insomnia terjadi lebih berat dan sering pada orang dengan migrain berat.

 

Pencegahan

Cara terbaik untuk menurunkan risiko status migrainosus adalah dengan memulai terapi segera setelah tanda serangan migrain muncul. Anda dapat mempelajari gejala yang timbul sebelum serangan nyeri kepala yang dapat membantu Anda untuk mengetahui saat Anda perlu meminum obat untuk serangan migrain. Semakin cepat Anda menangani serangan, maka semakin mungkin serangan migrain ini dapat dihentikan dan dicegah sehingga tidak menjadi status migrainosus.

Penting untuk mengingat bahwa serangan migrain bukan merupakan kesalahan siapa pun. Serangan migrain adalah sesuatu yang spontan, berarti hal ini tetap dapat terjadi meskipun Anda sudah mengikuti setiap langkah terapi dan manajemen migrain dari dokter.

Jika tubuh Anda tidak memberikan respon terhadap pengobatan dan Anda tetap mengalami migrain sebanyak 4 kali atau lebih dalam satu bulan, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan untuk mencegah migrain. Anda perlu mengonsumsi obat ini secara teratur untuk mengurangi tingkat keparahan dan frekuensi kambuhnya sakit kepala. Obat-obatan ini meliputi obat antikejang, obat penurun tekanan darah (penyekat beta dan penyekat kanal kalsium), dan beberapa jenis antidepresan.

Botulinum toxin (Botox), yang lebih dikenal sebagai terapi terhadap kerutan wajah, juga sudah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai terapi untuk mencegah migrain yang kambuhan. Terdapat pilihan terapi alami seperti penggunaan magnesium yang dikatakan membantu mengurangi tingkat keparahan dan frekuensi migrain. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah penggunaannya benar-benar efektif.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami nyeri kepala yang menetap selama lebih dari 72 jam, penting untuk mencari pertolongan medis atau menjalankan terapi yang sudah diberikan oleh dokter untuk Anda. Namun, jika Anda kesulitan untuk menjaga asupan cairan tubuh maka sebaiknya Anda segera mencari pertolongan medis untuk mendapatkan terapi untuk dehidrasi dan nyeri kepala.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Jumat, 23 Agustus 2024 | 05:49