Tension Type Headache

Tension Type Headache

Bagikan :


Definisi

Tension type headache (TTH) biasa disebut juga sakit kepala tegang merupakan tipe nyeri kepala yang paling sering dialami sebagian besar masyarakat dan tidak berbahaya. TTH merupakan sakit kepala primer atau sakit kepala yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti (artinya tidak ada penyakit tertentu yang menyebabkan gejala sakit kepala ini). TTH ditandai dengan episode berulang dari nyeri kepala dengan gejala berupa nyeri kepala yang menekan pada bagian sekitar dahi atau belakang kepala hingga leher, intensitasnya ringan hingga sedang pada kedua sisi kepala, dan tidak dipengaruhi aktivitas. TTH dapat timbul secara periodik (disebut episodik) yaitu kurang dari 15 hari dalam sebulan atau harian (disebut kronis) jika terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan.

Penyebab

Penyebab pasti TTH belum diketahui hingga sekarang ini. TTH digolongkan sebagai sakit kepala primer yaitu sakit kepala yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Akan tetapi, para ahli memprediksi bahwa sebagian kasus ini dapat dipicu beberapa faktor berikut, diantaranya : 

  • Stres akibat pekerjaan
  • Sekolah maupun masalah dalam hubungan sosial lainnya
  • Emosional, depresi dan rasa cemas
  • Kurang istirahat dan kondisi tubuh yang lelah
  • Kurang berolahraga
  • Kondisi lapar atau kekurangan cairan tubuh
  • Penggunaan obat anti-nyeri bebas

Faktor Risiko

Berdasarkan penelitian, terdapat faktor-faktor yang dapat memicu TTH diantaranya stres, tidak makan tepat waktu, lelah dan kurang tidur. Kejadian TTH juga dikaitkan dengan aktivitas yang menurun, pola tidur tidak teratur, konsumsi minuman beralkohol atau yang mengandung kafein, perubahan cuaca dan menstruasi. Bahkan sakit gigi, mata lelah, dan dehidrasi juga dapat memicu TTH. Namun pemicu faktor risiko sebagian besar kasus TTH adalah stres dan ketengangan mental.

Gejala

Gejala yang dapat timbul pada TTH antara lain :

  • Nyeri tajam atau nyeri tumpul pada kepala.
  • Sensasi nyeri seperti ditekan pada bagian sekitar dahi atau belakang kepala hingga leher.
  • Ketegangan otot kepala, leher, dan bahu.

TTH dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori episodik dan kronik. 

  • TTH Episodik 

TTH jenis ini dapat berlangsung selama 30 menit sampai 1 minggu, dimana frekuensi kejadiannya 15 hari dalam 1 bulan atau setidaknya dalam waktu 3 bulan. TTH episodik sering kali menjadi kronis. 

  • TTH Kronis 

TTH kronis dapat berlangsung selama berjam-jam atau terus-menerus. Frekuensi kejadian TTH kronis lebih dari 15 hari dalam 1 bulan atau setidaknya dalam waktu 3 bulan. 

Diagnosis

Diagnosis TTH didapatkan melalui wawancara mendalam (anamnesis) dengan pasien. Biasanya pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain yang menyebabkan TTH dan pemeriksaan penunjang dapat berguna untuk menyingkirkan penyakit lain. Terdapat beberapa hal yang dapat ditanyakan oleh dokter, meliputi nyeri kepala yang dirasakan tumpul disertai rasa tertekan atau dijepit pada kepala, nyeri kepala umumnya dirasakan pada kedua sisi kepala, lokasi nyeri dapat berubah ubah seperti di dahi, leher, belakang kepala, atau bagian sisi kanan/kiri kepala (temporal). Derajat nyeri dapat bervariasi dari intensitas ringan hingga sedang. Durasi dari TTH berkisar antara 30 menit hingga 7 hari. Nyeri kepala bisa timbul secara periodik atau terus menerus. Ciri khas dari TTH yaitu gejala tidak dipengaruhi oleh aktivitas, suara maupun cahaya, tidak sampai menyebabkan mata berair, tidak disertai mual/muntah dan tidak disertai kelainan saraf.

Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang TTH tidak ditemukan suatu kelainan, seperti tidak ada kelemahan anggota tubuh sebagian, tidak disertai kehilangan keseimbangan maupun gangguan pada mata dan pendengaran. Tidak disertai dengan demam, penurunan kesadaran, mual dan muntah.

Tata Laksana

Tata laksana TTH dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan atau tanpa obat. Terapi tanpa obat yang dapat Anda lakukan yaitu dengan cara memperhatikan kembali pola makan dan asupan nutrisi, melakukan terapi fisik seperti latihan postur dan posisi, olahraga, melakukan pemijatan atau kompres dengan air panas/dingin, hingga mencoba pengobatan akupuntur TENS (transcutaneous electrical stimulation)      

Tata laksana pada TTH yang jarang mengalami kekambuhan (bersifat episodic) dapat diberikan terapi obat anti nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen, obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) atau aspirin. Namun, pada kasus TTH anak pada usia <16 tahun tidak boleh diberikan aspirin. Pada beberapa kasus, kombinasi terapi obat analgetik (anti-nyeri) dengan kafein dapat lebih efektif, namun perlu diwaspadai adanya efek samping berupa sakit kepala rebound (justru menyebabkan sakit kepala lagi) mungkin muncul. TTH juga dapat diterapi menggunakan anti-deperesan seperti amitriptilin karena sebagian besar TTH disebabkan karena stres dan ketegangan mental. Apabila kekambuhan TTH menjadi sering, bertahan lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, dokter dapat memberikan obat antidepresan seperti amitriptilin untuk mencegah terjadinya TTH kronik.

Komplikasi

TTH merupakan penyakit yang tidak berbahaya dan memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Sakit kepala tipe TTH cukup umum terjadi, efek yang dapat dirasakan yaitu pada produktivitas kerja dan memengaruhi kualitas hidup seseorang, terutama pada TTH kronis. Rasa sakit yang timbul dapat menyebabkan Anda tidak bisa bekerja dan harus tinggal di rumah. Komplikasi lain dari TTH dapat berupa ketergantungan terhadap obat pereda nyeri dan perdarahan gastrointestinal karena penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)

Pencegahan

TTH dapat dicegah dengan memperhatikan pola makan teratur, gizi seimbang, olahraga rutin, waktu tidur yang teratur dan cukup, menghindari minuman beralkohol dan kafein, hindari rokok.

Selain itu, ada beberapa latihan yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres :

  • Biofeedback merupakan teknik pelatihan di mana Anda akan diajarkan cara mengontrol respon tubuh untuk membantu mengurangi rasa sakit. Selama pelatihan, Anda akan terhubung dengan perangkat yang memantau dan memberi Anda informasi mengenai fungsi tubuh. Disini Anda akan belajar cara mengurangi ketegangan otot, mengatur denyut jantung, dan mengatur pola napas.
  • Terapi Prilaku Kognitif. Jenis terapi ini dapat membantu Anda belajar untuk mengelola stres dan dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan nyeri kepala.
  • Teknik Relaksasi Lain. Teknik lain yang dapat dlakukan untuk membantu Anda tetap rileks, diantaranya yoga, meditasi, dan mengatur pola napas. Anda dapat mempelajari teknik relaksasi di kelas atau di rumah menggunakan buku, video, atau aplikasi. 

Pada penderita TTH disarankan untuk mencatat waktu kekambuhan sakit kepala dan berapa lamanya untuk mempermudahkan dokter menilai frekuensi dan mencegah TTH bertambah berat. Pada beberapa kasus antidepresan seperti amitriptilin dapat di berikan untuk mencegah terjadinya TTH kronik walaupun belum ada penelitian yang membuktikan tingkat keefektivitasannya.

Kapan Harus ke Dokter

Disarankan untuk segera ke dokter apabila sakit kepala sangat berat atau mengganggu aktivitas sehari-hari, sakit kepala disertai dengan penurunan kesadaran, pandangan buram, mual, muntah, bicara pelo, demam, serta kelemahan pada sebagian anggota tubuh.

Ingin tahu informasi seputar penyakit saraf lainnya? Yuk simak informasinya di sini ya!

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 22 Agustus 2024 | 07:07

Millea P, Brodie J. Tension-Type Headache. Aafp.org. 2021

Tension headache - Symptoms and causes. Mayo Clinic. 2021 

Tension-Type Headache (TTH) | American Migraine Foundation. American Migraine Foundation. 2021

Tension-type headaches. nhs.uk. 2021   

NCBI. Headache : Tension-Type Headache (2018). From : Headache: Tension-Type Headache - PubMed (nih.gov)