Trakeitis

Bagikan :


Definisi

Trakeitis adalah infeksi pada tenggorokan. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan hidung dengan paru. Saat Anda menghirup udara melalui hidung atau mulut, udara akan mengalir melalui laring, atau kotak suara, dan turun ke tenggorokan. Tenggorokan bercabang menjadi dua saluran yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus tersebut akan berujung di paru-paru.

Selain sebagai jalur masuk oksigen saat kita menarik nafas, tenggorokan juga menjadi jalur keluar karbon dioksida atau hasil pembakaran energi tubuh saat kita menghembuskan nafas.

Trakeitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Bakteri yang paling sering menjadi penyebab trakeitis adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa.

Trakeitis paling sering terjadi pada anak kecil dan dapat menimbulkan kesulitan bernapas. Trakeitis juga berkaitan dengan kondisi trakeobronkitis (infeksi tenggorokan dan bronkus, atau cabang tenggorokan), croup bakteri, atau laringotrakeobronkitis (infeksi laring, tenggorokan, dan bronkus). 

 

Penyebab

Trakeitis bakteri paling sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Infeksi ini sering terjadi bersamaan dengan infeksi saluran pernapasan akibat virus.

Trakeitis bakterial dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, seperti Staphyilococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis, Haemophilus influenzae type B.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko trakeitis meliputi:

  • Kelompok usia anak, karena saluran nafasnya lebih kecil sehingga lebih mudah tersumbat jika terjadi pembengkakan
  • Riwayat infeksi virus saluran nafas atas akibat virus
  • Paling sering terjadi antara usia 3 sampai 8 tahun
  • Tindakan pemasangan selang bantu nafas melalui mulut (intubasi) dan penggunaan alat bantu nafas mekanis, mempermudah berkumpulnya bakteri
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah, membuat tubuh mudah terkena infeksi termasuk trakeitis
  • Imunisasi yang tidak lengkap misalnya imunisasi untuk mencegah kuman Haemophilus influenza B

Trakeitis jarang terjadi, hanya sekitar satu dari satu juta kasus. Diduga lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. 

Karena sangat jarang, ketika penyakit ini muncul, sering disalah artikan sebagai croup virus, yang jauh lebih sering terjadi. Croup adalah infeksi saluran nafas atas yang umumnya disebabkan oleh virus. Ciri khas croup adalah batuk keras seperti suara menggonggong.

Trakeitis jauh lebih serius daripada croup. Dan bila parah, anak dengan trakeitis biasanya memerlukan bantuan pernapasan.

 

Gejala

Tanda dan gejala trakeitis bervariasi, antara lain:

  • Batuk yang dalam, mirip dengan batuk pada croup. Dan bisa terdengar bunyi "grok-grok" pada batuk karena adanya lendir
  • Kesulitan bernapas
  • Suara seperti ngorok saat menarik nafas (sering terdengar) 
  • Suara mengikuti saat menghela nafas
  • Demam tinggi, biasanya lebih dari 39°C
  • Bibir terlihat kebiruan, tanda rendahnya kadar oksigen saat kemampuan bernapas semakin memburuk
  • Otot-otot anak di antara tulang rusuk tertarik ke dalam saat bernafas, atau yang disebut dengan retraksi interkostal. Ini adalah tanda kesulitan bernafas

Batuk croup yang terdengar seperti menggonggong adalah gejala khas croup virus. Batuk jenis ini juga dapat terjadi pada trakeitis. Oleh karena itu, trakeitis sering sulit dibedakan dengan croup yang kasus lebih banyak ditemukan.

Perbedaan Trakeitis dan Croup

Walaupun batuknya mungkin terdengar sangat mirip antara trakeitis dan croup virus, beberapa tanda berikut dapat digunakan untuk membantu membedakan kedua penyakit tersebut.

Umumnya, gejala croup virus cenderung memberat pada hari-hari berikutnya, sementara gejala trakeitis terjadi dengan cepat. Demam terkadang berbeda, yaitu croup virus umumnya memiliki demam yang lebih rendah dibandingkan trakeitis. Demam pada croup jarang lebih tinggi dari 39°C. Demam tinggi menjadi alasan tersering pasien datang ke unit gawat darurat.

Pengobatan standar untuk croup virus, yaitu terapi oksigen yang dilembabkan dan epinefrin hirup, juga berbeda dengan pengobatan trakeitis. Trakeitis mungkin tidak berespon terhadap terapi tersebut secepat croup.

 

Diagnosis

Diagnosis trakeitis dibuat berdasarkan data gejala, riwayat kesehatan, dan hasil pemeriksaan fisik pasien. Dokter akan memeriksa suara pernafasan menggunakan alat stetoskop untuk mengetahui tanda-tanda gangguan pernapasan. Selain itu, dokter dapat menyarankan pemeriksaan penunjang seperti:

  • Pengukuran kadar oksigen darah menggunakan alat oksimetri
  • Tes gas darah untuk mengukur kadar oksigen dalam darah pasien
  • Kultur dahak untuk menentukan kuman penyebab infeksi. Dahak bisa diambil dari tenggorokan bagian atas atau bagian lainnya
  • Rontgen paru dan saluran nafas untuk melihat peradangan, pembengkakan, atau infeksi
  • Trakeoskopi, merupakan prosedur non-bedah untuk melihat tenggorokan menggunakan pipa lentur dengan kamera di ujungnya. Gambar akan ditampilkan pada monitor

Dengan pemeriksaan di atas, dokter dapat membedakan trakeitis dengan epiglotitis, yaitu radang atau infeksi pada katup yang menutupi tenggorokan saat kita makan atau minum. Epiglotitis lebih jarang terjadi. Namun jika mengalami epiglotitis, pasien seringkali memerlukan penanganan kesulitan bernafas. 

 

Tata Laksana

Penanganan yang cepat sejak awal sangat penting dalam menangani trakeitis. Dokter akan melakukan laringoskopi, yaitu pemeriksaan laring atau bagian tenggorokan yang terdapat pita suara. Pada laringoskopi, dokter akan membersihkan jalan nafas dari lendir yang dapat menghalangi jalan nafas. 

Penanganan awal biasanya memerlukan perawatan yang intensif di ICU. Jika perlu, akan dilakukan intubasi atau memasukan selang bantu nafas ke tenggorokan melalui mulut pasien. Selang bantu nafas juga akan memudahkan perawat untuk menyedot lendir agar tidak menghalangi jalan nafas. 

Pemberian antibiotik untuk infeksi bakteri juga diperlukan. Umumnya antibiotik yang dipakai adalah ceftriaxone dan vankomisin, diberikan melalui jalur pembuluh darah. Jika kultur darah atau dahak menunjukan adanya resisten terhadap antibiotik tersebut, jenis antibiotik akan diubah. 

Antibiotik melalui suntikan akan diberikan selama 5-6 hari, dan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral (ditelan melalui mulut) jika kondisi pasien membaik dan sudah bisa makan atau minum. Pengobatan dengan antibiotik berkisar antara satu sampai dua minggu.

 

Komplikasi

Beberapa komplikasi trakeitis antara lain anak dapat cenderung mengalami kesulitan bernafas karena saluran nafas anak kecil lebih sempit dapat membengkak dengan cepat. 

Jika tenggorokan anak tersumbat total, dapat menyebabkan henti nafas dan kematian. Jika infeksi anak disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, anak berpotensi mengalami sindrom syok toksik, yaitu penurunan tekanan darah dan kekurangan suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan demam, syok (penurunan tekanan darah dan kekurangan oksigen), kegagalan organ, dan bahkan kematian.

Komplikasi lainnya meliputi:

  • Sumbatan jalan napas, dapat menyebabkan kematian
  • Sindrom syok toksik, yaitu penurunan suplai oksigen ke tubuh, jika kondisi ini disebabkan oleh bakteri staphylococcus
  • Pneumonia atau radang dan infeksi paru, dilaporkan pada 19-60% kasus
  • Sepsis, yaitu penyebaran infeksi melalui aliran darah ke seluruh tubuh
  • Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
  • Komplikasi karena pipa endotenggorokanl seperti sumbatan pada pipa, pipa tidak sengaja terlepas, atau penyempitan tenggorokan di sekitar laring
  • Ensefalopati anoksik, atau gangguan otak akibat tidak mendapat suplai oksigen yang cukup
  • Henti jantung dan/atau nafas

 

Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan sama dengan pencegahan infeksi pada umumnya, yaitu rutin mencuci tangan, menjaga daya tahan tubuh, dan melakukan pola hidup sehat. 

Cara pencegahan trakeitis bakterial lainnya adalah vaksinasi terhadap bakteri pneumokokus dan virus (misalnya campak dan influenza) yang dapat menjadi faktor risiko anak terkena trakeitis bakteri dan infeksi bakteri tambahan lainnya pada saluran pernapasan. 

Pada anak yang mendapat tindakan pemasangan trakeostomi atau tabung tenggorokan, perawatan dan kebersihan tabung trakeostomi harus selalu dijaga untuk mencegah infeksi bakteri. Perawatan meliputi pembersihan bagian dalam tabung setiap hari dan pembersihan seluruh tabung setiap bulan.

 

Kapan Harus ke dokter? 

Trakeitis adalah kondisi medis darurat. Segera kunjungi unit gawat darurat jika anak Anda mengalami infeksi saluran pernapasan atas dan tiba-tiba mengalami demam tinggi, batuk yang semakin memberat, atau kesulitan bernapas.

 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 21:07

Hayes, K. (2021). Tracheitis symptoms, diagnosis, and treatment. Retrieved 3 March 2022, from https://www.verywellhealth.com/what-is-tracheitis-1192023

Shargorodsky, J. (2020). Retrieved 3 March 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000988.htm

Burke, D. (2017). Bacterial tracheitis: causes, symptoms, and diagnosis. Retrieved 3 March 2022, from https://www.healthline.com/health/tracheitis