Transient Ischemic Attack (TIA)

Bagikan :


Definisi

Transient Ischemic Attack (TIA) adalah serangan stroke yang terjadi dalam waktu yang singkat, umumnya terjadi pada waktu beberapa menit dan kurang dari dua jam. Pada beberapa kasus, TIA dapat berlangsung hingga 24 jam. TIA tidak menyebabkan kerusakan yang permanen pada tubuh. Ketika seseorang mengalami TIA, perlu dilakukan pemantauan dalam beberapa hari kedepan untuk mengantisipasi kejadian stroke. Setengah dari kasus stroke terjadi setelah mengalami TIA yang terjadi dalam 24 jam pertama, sehingga kejadian TIA harus diperhatikan karena merupakan keadaan yang gawat darurat. 

Penyebab

TIA disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. Penyumbatan ini akan menyebabkan gangguan sesaat pada otak. Penyumbatan pada pembuluh darah paling sering disebabkan oleh bekuan darah. Selain bekuan darah, gelembung udara dan plak lemak dapat pula menyumbat pembuluh darah. Pada TIA, tidak ditemukan adanya kerusakan yang permanen pada otak maupun organ tubuh. Hal ini disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah yang bersifat sementara dan peredaran darah kembali normal dengan cepat, sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan. Pada stroke, penyumbatan pembuluh darah otak terjadi dalam waktu yang lebih lama. 

Faktor Risiko

TIA dapat terjadi pada siapa saja, namun risiko terjadinya TIA meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Terdapat beberapa faktor risiko dari TIA, antara lain:

  1. Usia. Usia diatas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi terserang TIA.
  2. Perokok aktif.
  3. Tekanan darah tinggi.
  4. Obesitas.
  5. Tingkat kolesterol dalam darah yang tinggi.
  6. Diabetes.
  7. Konsumsi alkohol berlebih.

Gejala

Terdapat gejala utama dari TIA yang dapat Anda ingat yaitu "FAST".

  • Face (wajah) : wajah jatuh ke satu sisi, pasien mungkin akan mengeluh tidak bisa tersenyum, salah satu sudut bibir tampak jatuh, atau kesulitan untuk menutup mata.  
  • Arms (tangan) : pasien mungkin tidak mampu mengangkat kedua tangan atau menahan posisi akibat terjadinya kelemahan otot atau rasa baal pada satu tangan. 
  • Speech (bicara) : bicara menjadi tidak jelas atau kacau. Bahkan pasien dapat pula mengeluhkan tidak dapat berbicara sama sekali, tidak dapat/kesulitan memahami pembicaraan orang lain.
  • Time (waktu) : segera bawa ke fasilitas kesehatan jika terdapat keluhan seperti di atas. 

Gejala lain yang dialami, yaitu:

  1. Kelemahan pada satu sisi tubuh.
  2. Kehilangan penglihatan tiba-tiba, penglihatan menjadi buram atau berbayang.
  3. Vertigo atau kehilangan keseimbangan.
  4. Pusing.
  5. Gangguan pada ingatan.
  6. Kesulitan untuk memahami perkataan orang lain. 
  7. Gangguan keseimbangan dan koordinasi.
  8. Sulit menelan (disfagia).

TIA dapat terjadi berulang dan gejala yang timbul sangat bergantung dari pembuluh darah yang mengalami sumbatan. Pada tahap awal, sangat sulit untuk membedaan antara TIA dan gejala stroke

Diagnosis

Pada saat seseorang sampai di rumah sakit ataupun bertemu dengan dokter saat mengalami TIA, seringkali gejala yang dialami sudah hilang. Pada saat seseorang dicurigai mengalami stroke atau TIA, pertama kali yang akan diperiksa adalah tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital terdiri dari suhu, tekanan darah, detak jantung dan irama jantung, kecepatan bernafas dan saturasi oksigen. Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosa TIA adalah:

  1. Funduskopi: Funduskopi adalah alat yang digunakan untuk melihat bagian belakang dari bilik mata. Fungsi pemeriksaan ini pada kasus TIA adalah untuk memeriksa keadaan pembuluh darah, terutama bila Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes. 
  2. CT-scan: Merupakan alat yang mengambil gambar x-ray dari sudut yang berbeda kemudian menyatukan gambar tersebut melalui komputer. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran mengenai tulang dan jaringan lunak yang ada di dalam tubuh. Pada pasien yang dicurigai TIA, dapat dilakukan CT angiogram untuk melihat keadaan pembuluh darah terutama yang mengarah ke otak,
  3. MRI: Merupakan salah satu modalitas yang menggunakan magnet untuk melihat gambaran yang detil pada tubuh. Pada kasus TIA, MRI digunakan untuk melihat keadaan jaringan lunak pada bagian otak. 
  4. USG doppler: Merupakan teknik USG untuk melihat struktur pembuluh darah, pada kasus TIA penggunaan USG untuk melihat pembuluh darah di daerah leher.
  5. Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah lengkap berfungsi untuk mengetahui apakah ada penyebab lain dari terjadinya TIA seperti infeksi atau kelainan darah lainnya. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan elektrolit, gula darah, kolesterol, enzim jantung dan pemeriksaan tambahan lain dapat dilakukan untuk menunjang diagnosa atau menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.
  6. Pemeriksaan Saraf: Pada pemeriksaan neurologi, dokter akan memeriksa kemampuan pasien berinteraksi dengan dokter, kemampuan berbahasa dan ingatan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan berulang kali untuk menilai perkembangan gejala. Selain itu pemeriksaan saraf juga mencakup pemeriksaan saraf kranial (bagian kepala), serta peniliaian kekuatan motorik dan sensorik dari anggota tubuh.

Tata Laksana

Tatalaksana pada setiap orang yang mengalami TIA berbeda, dan ini sangat bergantung dari usia dan riwayat kesehatan. Tatalaksana pada pasien dengan TIA adalah:

  1. Evaluasi gejala dan penilaian keparahan gejala yang dialami. Hal ini dilakukan pada saat pasien mengalami TIA.
  2. Pasien dengan riwayat TIA disertai dengan riwayat gangguan jantung dan gangguan kekentalan darah, maka disarankan untuk dirawat inap.
  3. Pada pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami TIA berulang atau serangan stroke, maka disarankan untuk memulai terapi pencegahan stroke dengan terapi antitrombolitik. Pemberian terapi harus sesuai atas saran dan pengawasan dokter. 

Komplikasi

Pada kasus TIA, tidak ada kerusakan yang bersifat permanen. Namun, TIA dapat terjadi berulang. TIA merupakan tanda bahaya bahwa seseorang memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mengalami stroke di masa depan. 

Pencegahan

TIA dapat dicegah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup. Bebeerapa faktor yang dapat  diubah untuk mencegah TIA adalah:

  1. Berhenti merokok: Merokok dapat menyebabkan komplikasi seperti tekanan darah yang tinggi dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah arteri yang dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah.
  2. Mengubah pola makan: Untuk mencegah terjadinya tekanan darah yang tinggi hal yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang rendah garam dan mengkonsumsi sayuran dan buah secara seimbang.
  3. Meningkatkan aktifitas fisik: Berolahraga secara rutin sudah diketahui mengalami banyak manfaat untuk tubuh, salah satunya adalah menurunkan tekanan darah dan kolesterol dalam tubuh.
  4. Kontrol rutin: Jika anda mengalami salah satu penyakit yang beresiko untuk mengalami TIA di masa depan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, gangguan jantung dan diabetes, disarankan untuk kontrol ke dokter secara rutin untuk mencegah terjadinya komplikasi. 

Kapan harus ke dokter?

Karena gejala pada TIA dan stroke yang tidak dapat dibedakan pada tahap awal. Segera ke rumah sakit terdekat jika anda ataupun orang terdektat anda mengalami gejala sebagai berikut:

  1. Rasa baal yang dirasakan mendadak pada daerah wajah, tangan, kaki atau anggota tubuh lain yang dirasakan pada satu sisi.
  2. Kebingungan atau kesulitan untuk berbicara seperti pelafalan yang salah atau bicara meracau.
  3. Kebutaan pada satu atau kedua mata.
  4. Nyeri kepala yang mendadak dan hebat tanpa sebab yang diketahui. 

Pada penanganan TIA atau gejala stroke, waktu sangat penting untuk mencegah adanya kerusakan yang lebih luas pada seseorang. Kecepatan untuk membawa seseorang untuk menerima pertolongan sangat krusial dalam penanganan TIA atau stroke.

 

Ingin mendapat informasi mengenai penyakit lainnya, silakan kunjungi laman ni ya!

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 12:20
  1. Transient ischaemic attack (TIA) - Causes. nhs.uk. (2021). 
  2. Panuganti, K., Tadi, P., & Lui, F. (2021). Transient Ischemic Attack. Ncbi.nlm.nih.gov. 
  3. Nanda, A. (2021). Transient Ischemic Attack: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Emedicine.medscape.com.
  4. MRI - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2021).
  5. CT scan - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2021). 
  6. Stroke Signs and Symptoms | cdc.gov. Cdc.gov. (2021).