Setiap ibu hamil pasti ingin menjaga kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Istirahat yang cukup, makan makanan bergizi dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan ibu untuk menjaga kehamilan. Selain itu, ada beberapa hal yang tanpa disadari dapat memengaruhi kondisi ibu hamil dan janin, salah satunya adalah paparan suara keras.
Kapan janin mulai mendengar suara?
Dilansir dari What to Expect, janin mulai dapat mendengar suara ketika usai kehamilan memasuki trimester kedua, yaitu sekitar usia kehamilan 16 minggu. Pada kehamilan usia 24 minggu, bentuk telinga luar bayi, tengah dan dalam termasuk koklea dan saraf pendengaran telah terbentuk. Pada usia kehamilan ini janin sudah dapat merespon suara dan bunyi bising dari luar.
Namun, bukan berarti janin sudah benar-benar bisa mendengar apa yang terjadi di luar perut ibu. Suara di dalam perut ibu tentunya teredam oleh air ketuban. Posisi bayi yang berada di dalam kantung akan memengaruhi kerja gendang telinga dan telinga bagian tengah sehingga janin tidak bisa mendengar dengan jelas.
Berbahayakah jika ibu hamil terpapar suara keras?
Meskipun janin tidak dapat mendengar dengan jelas suara keras yang berasal dari luar, namun para ahli menyarankan ibu hamil sebaiknya tidak terpapar suara keras dalam waktu yang panjang atau berkelanjutan. Misalnya, suara bising dari kawasan industri yang terdengar selama jam kerja. The National Institute for Occupational Safety and Health menyarankan bahwa ibu hamil sebaiknya mengurangi paparan suara bising yang melebihi 115 desibel atau kira-kira setara dengan suara gergaji mesin.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa janin yang terpapar suara bising secara rutin dapat mengalami masalah pendengaran bahkan berisiko kehilangan pendengaran. Paparan suara bising yang berulang juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Pada penelitian lainnya, disebutkan bahwa paparan musik yang keras dapat memengaruhi atau menyebabkan perubahan pada struktur otak janin. Jika ibu hamil mendengarkan suara tersebut secara terus-menerus maka hal ini daat menyebabkan risiko kelainan pada perkembangan janin.
Dilansir dari laman Parenting First Cry, beberapa suara bising yang sebaiknya dijauhi ibu hamil di antaranya adalah suara musik yang keras, suara tembakan senjata, paparan bising pesawat atau jet dan tempat yang dikelilingi suara keras lebih dari 80 desibel. Apabila ibu hamil ingin menghadiri acara konser dengan musik yang keras disarankan untuk tidak duduk di bagian depan sekitar pengeras suara.
Bagi ibu hamil yang kesehariannya kerap menghabiskan waktu di area yang bising sebaiknya cobalah untuk mencari tempat yang lebih tenang. Kurangi penggunaan headphone atau earphone untuk mendengarkan musik yang keras serta hindari keluar rumah jika terdengar suara bising. Apabila memungkinkan, ibu hamil bisa menambahkan peredam suara di rumah untuk mengurangi suara yang masuk.
- dr Hanifa Rahma
Khan, A. (2018). Loud Noises During Pregnancy – Do They Hurt the Unborn Baby?. Available from: https://parenting.firstcry.com/articles/loud-noises-during-pregnancy-does-it-hurt-the-unborn-baby/
Timmons, J. (2018). When Can a Fetus Hear?. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/when-can-a-fetus-hear
Bellefonds, C. (2021). When Your Baby Can Hear in the Womb. Available from: whattoexpect.com/pregnancy/fetal-development/fetal-hearing/
CDC. (2022). Noise - Reproductive Health. Available from: https://www.cdc.gov/niosh/topics/repro/noise.html