Tak sedikit pasangan yang berharap bisa segera diberi momongan setelah menikah. Namun ternyata tak setiap pasangan diberi kesempatan bisa langsung hamil setelah menikah. Ada yang harus menunggu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun bahkan 10 tahun.
Keinginan yang sangat besar untuk bisa hamil terkadang mempengaruhi kondisi psikis seseorang. Sehingga, ada kalanya seorang wanita mengalami gejala-gejala hamil, namun sebenarnya tidak sedang hamil.
Pseudocyesis, atau seperti dilansir WebMD disebut dengan kehamilan palsu adalah perasaan yang muncul bahwa seseorang sedang hamil namun ternyata tidak. Mereka yang mengalami pseudocyesis umumnya memiliki sebagian gejala kehamilan seperti kenaikan berat badan, mual, atau sakit pinggul.
Penyebab
Kondisi masalah psikis diketahui menjadi akar masalah pseudocyesis. Ketika seorang wanita merasakan keinginan yang kuat untuk hamil, tubuh dapat menunjukkan beberapa tanda kehamilan seperti pembengkakan payudara, perut yang membesar bahkan sensasi gerakan janin. Otak kemudian salah mengartikan sinyal tersebut sebagai kehamilan dan memicu pelepasan hormon seperti estrogen dan prolaktin yang menyebabkan gejala kehamilan yang sebenarnya.
Beberapa peneliti juga menemukan bahwa kondisi kemiskinan, rendahnya pendidikan, pelecehan seksual, atau trauma masa kanak-kanak, memiliki peran tertentu dalam memicu kehamilan palsu.
Dilansir americanpregnancy.org, kehamilan palsu juga didukung oleh beberapa faktor antara lain:
- Keguguran yang berulang kali
- Kemandulan
- Kehilangan anak
- Gangguan mental
Gejala
Wanita yang mengalami pseudocyesis umumnya memiliki gejala seperti kehamilan yang sebenarnya. Dilansir WebMD berikut adalah gejalanya:
- Berhentinya haid
- Perut yang membesar
- Payudara yang membesar, perubahan pada puting dan bahkan produksi ASI
- Perasaan seperti ada janin yang bergerak
- Mual dan muntah
- Kenaikan berat badan
Gejala ini tak hanya dirasakan dalam 1-2 hari saja, namun bisa berminggu-minggu, 9 bulan, bahkan beberapa tahun. Namun, kecil kemungkinan bahwa orang tersebut akan merasakan kontraksi.
Diagnosis
Pseudocyesis bisa meniru setiap detail gejala kehamilan, sehingga sangat penting bagi dokter untuk memastikan kondisi kehamilan dengan tes yang dapat mengonfirmasinya. Pemeriksaan yang dilakukan dokter dapat meliputi:
- Pemeriksaan panggul - untuk menentukan apakah ada pembuahan.
- Tes urin - untuk memeriksa apakah terdeteksi kehamilan atau penyakit lain misalnya seperti kanker.
- Tes USG - adalah tes untuk menunjukkan kondisi perkembangan janin di dalam rahim. Tes USG ini adalah satu-satunya tes yang 100% dapat membuktikan kehamilan.
Menghadapi kehamilan palsu
Seseorang dapat merasa kecewa ketika menghadapi kenyataan bahwa dirinya tidak benar-benar hamil. Untuk itu, sebelum memberi tahu kondisi yang sebenarnya, terlebih dahulu harus disiapkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehamilan saat ini adalah kehamilan palsu. Selain itu harus diberikan juga dukungan psikis dan terapi sehingga ia bisa mengatasi rasa kecewanya dan menghadapi kenyataan yang ada.
Apakah Anda sedang mengalami gejala kehamilan juga? Selalu periksakan perkembangan kehamilan dan janin agar dokter bisa memastikan kesehatan Anda dan janin saat persalinan nanti.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
American Pregnancy. What is a False Pregnancy?. Available from: https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/false-pregnancy/
Johnson TC (2020). False Pregnancy (Pseudocyesis). Available from: https://www.webmd.com/baby/false-pregnancy-pseudocyesis#1.