Kehamilan seharusnya menjadi sesuatu yang membahagiakan. Bagaimanapun kehamilan memiliki risiko tersendiri, khususnya bila terjadi di usia yang berisiko di bawah 20 tahun.
Penyebab Kehamilan Dini dan Tanda-Tandanya
Kehamilan dini di usia remaja merujuk pada kehamilan yang terjadi di bawah usia 20 tahun, yaitu dari usia 10-19 tahun. Kehamilan usia dini mungkin terjadi sebagian karena kekerasan seksual maupun seks bebas tanpa menggunakan kondom.
Kasus kehamilan pada remaja bisa terjadi di mana saja. Di Indonesia, kasusnya cukup meresahkan karena banyak remaja memilih meninggalkan bangku sekolah akibat kehamilan yang dialami.
Tanda-tanda kehamilan di usia remaja sama seperti tanda kehamilan pada umumnya, di antaranya:
- Terlambat haid
- Mual dan muntah
- Nyeri pada puting dan payudara
- Kelelahan yang tidak biasa
- Sering kali buang air kecil
- Perubahan suasana hati
- Sering merasa pusing
- Penambahan berat badan
- Mengidam makanan tertentu
Baca Juga: Bisakah Kehamilan Terjadi Tanpa Adanya Penetrasi?
Risiko Hamil Sebelum Usia 20 Tahun
Sekalipun memiliki tanda-tanda kehamilan yang sama, kehamilan usia dini membawa risiko kesehatan tertentu bagi sang ibu dan janin, di antaranya:
Risiko Cacat Bawaan
Hamil di usia dini berisiko tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang menunjang kehamilan. Nutrisi sangatlah penting bagi kehamilan dan pertumbuhan janin. Tanpa nutrisi yang cukup, pertumbuhan janin terganggu.
Misalnya saja ketika ibu hamil tidak mendapatkan cukup asupan asam folat, janin yang dikandung berisiko mengalami kelainan bawaan seperti cacat tabung saraf.
Risiko Tekanan Darah Tinggi dan Preeklamsia
Tekanan darah tinggi saat hamil dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada ibu dan janin, termasuk risiko keguguran, persalinan prematur, dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Pada kehamilan dini, risiko ini mungkin lebih tinggi karena perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan.
Tekanan darah tinggi yang terus-menerus terjadi selama kehamilan meningkatkan risiko preeklamsia. Tanpa pengobatan yang tepat, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi dan kondisi yang fatal seperti kematian ibu dan janin.
Risiko Bayi Lahir Prematur
Hamil usia dini meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Bayi prematur dilahirkan sebelum usia 37 minggu.
Bayi yang lahir prematur memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, seperti risiko infeksi, masalah pernapasan, masalah perkembangan otak, dan masalah sistem saraf.
Baca Juga: Komplikasi Kesehatan yang Berisiko Terjadi Pada Bayi Prematur
Risiko Berat Badan Lahir Rendah
Berat badan lahir rendah adalah ketika bayi dilahirkan dengan berat badan di bawah 2,5 kg. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami komplikasi, di antaranya:
- Kesulitan menjaga suhu tubuh
- Kadar oksigen yang rendah saat dilahirkan
- Kesulitan makan dan meningkatkan berat badan
- Risiko infeksi
- Adanya gangguan pernapasan karena paru-paru yang masih belum matang
- Gangguan sistem saraf
- Gangguan pencernaan seperti peradangan serius pada usus
- Sindrom kematian mendadak (SIDS)
Saat bayi bertahan hidup, risiko komplikasi juga masih mungkin terjadi, di antaranya:
- Risiko serebral palsy
- Kebutaan
- Tuli
- Gangguan perkembangan
Depresi Pasca Melahirkan
Remaja yang hamil lebih mungkin berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. Mereka mungkin merasa sedih terpuruk, baik saat hamil maupun setelah melahirkan.
Satu-satunya cara untuk menghindari kehamilan usia dini adalah tidak melakukan hubungan seks bebas di usia dini. Dibutuhkan pendidikan seks yang baik untuk mendampingi remaja sehingga mereka tidak terlibat dalam seks bebas. Penggunaan alat kontrasepsi juga mungkin perlu diperkenalkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim