Kehamilan semestinya menjadi sesuatu yang membahagiakan dan dinantikan. Sayangnya, pada kehamilan di usia yang terlalu muda, seperti yang dialami oleh remaja, kehamilan bukan hanya membawa tanggung jawab yang besar, melainkan juga membawa risiko kesehatan tertentu.
Disebut kehamilan usia dini apabila kehamilan terjadi di usia terlalu muda, di bawah 20 tahun. Kehamilan usia dini ini umumnya terjadi pada remaja berusia 15-19 tahun yang melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Walaupun ketika pubertas sistem reproduksi wanita mulai aktif bekerja dan menghasilkan sel telur setiap bulannya, namun secara alami hamil di usia dini meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Para ahli menyebutkan untuk mendapatkan kehamilan yang sehat, sebaiknya Anda hamil di usia akhir 20-an atau awal 30-an, di mana bukan fisik saja yang siap untuk kehamilan, melainkan faktor lain seperti emosional dan finansial juga sudah matang dan mendukung.
Tanda-Tanda Kehamilan Usia Dini
- Morning sickness
- Mendambakan makanan tertentu terutama makanan berlemak, pedas, atau asam
- Rasa nyeri di payudara
- Kelelahan yang tidak biasa
- Keinginan buang air kecil terus menerus
- Perubahan suasana hati yang tidak biasa
- Seringkali merasa pusing
- Perubahan berat badan
Kehamilan usia dini tidak selalu ditandai dengan terlambatnya menstruasi, karena menstruasi di usia remaja seringkali datang tidak teratur. Periode menstruasi pada remaja juga dipengaruhi oleh aktivitas berat yang dilakukan, pola diet yang dijalani, lemak tubuh yang rendah serta anoreksia.
Risiko Kesehatan yang Mengancam Bila Hamil di Usia Dini
Walaupun masih mungkin memiliki bayi yang sehat, namun hamil di usia dini sangatlah berisiko baik bagi diri sendiri maupun bagi janin. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi:
- Kehamilan yang Diabaikan
Berbeda dengan kehamilan di usia yang sudah dewasa, ketika remaja hamil maka ia tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup dalam menjaga kehamilan sehat. Rasa takut ketahuan oleh keluarga atau teman-teman juga cenderung membuat mereka menutup-nutupi kehamilan, bahkan tidak jarang mereka membatasi asupan nutrisi demi menyembunyikan perut yang mulai membuncit.
Padahal, kondisi kehamilan terutama di trimester pertama sangatlah mempengaruhi kondisi kehamilan. Kehamilan di trimester pertama membutuhkan perhatian lebih seperti kecukupan zat besi, asam folat, vitamin D, protein untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kehamilan yang diabaikan akan meningkatkan risiko kondisi kesehatan atau cacat pada janin.
- Tekanan Darah Tinggi
Hamil di usia remaja berisiko menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi, yang juga memicu preeklamsia. Preeklamsia adalah kondisi tekanan darah tinggi, kelebihan protein di urin, pembengkakan pada kaki, tangan dan wajah dan risiko kerusakan organ di dalam tubuh.
Risiko preeklamsia semakin meningkat terutama bila remaja perempuan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan pengobatan untuk mengelola gejalanya. Apabila dibiarkan berkembang, maka risiko kelahiran prematur sangat mungkin terjadi.
- Berat Badan Lahir Rendah
Remaja yang hamil di usia dini membawa risiko berat badan lahir rendah pada janin yang dikandungnya. Selain itu, bayi juga berisiko dilahirkan prematur dan membutuhkan penggunaan ventilator akibat sistem pernapasan bayi yang belum sempurna.
- Risiko Infeksi Menular Seksual
Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom dan berganti-ganti pasangan berisiko tertular dan menularkan penyakit menular seksual seperti klamidia, gonorrhea, HIV dan lain sebagainya. Pengetahuan terhadap penggunaan kondom dapat membantu menurunkan risiko tersebut dan sekaligus mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- Meningkatnya Risiko Depresi Pasca Melahirkan
Kondisi mental remaja yang masih labil seringkali belum mampu menghadapi beban yang terlalu berat seperti bertanggung jawab terhadap anak yang telah dilahirkannya. Rasa lelah, frustasi sangat mungkin membuat mereka mengalami depresi pasca persalinan. Terutama bila remaja tersebut menghadapi kehamilannya seorang diri tanpa dukungan dari keluarga dan orang terdekat, depresi tersebut bisa berkembang menjadi lebih parah dan membahayakan jiwa remaja itu sendiri dan bayi yang dilahirkan.
Cara terbaik menghindarkan remaja dari kehamilan usia dini adalah dengan tidak berhubungan seksual sebelum menikah. Memperkenalkan remaja pada edukasi seksual sejak dini juga sangat penting agar tidak terjadi kehamilan di luar nikah, selain itu pembekalan remaja atas penggunaan kondom juga sebaiknya serius dilakukan karena sangat penting dalam menurunkan risiko penyakit menular seksual.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Rebecca Buffum Taylor (2020). Teenage Pregnancy. Available from: https://www.webmd.com/baby/teen-pregnancy-medical-risks-and-realities
Elea Carey and Jill Seladi Schulman, Ph.D (2018). Teenage Pregnancy. Available from: https://www.healthline.com/health/adolescent-pregnancy
American Pregnancy Association. Teen Pregnancy Issues and Challenges. Available from: https://americanpregnancy.org/unplanned-pregnancy/teen-pregnancy-issues-challenges/
CDC (2021). About Teen Pregnancy. Available from: https://www.cdc.gov/teenpregnancy/about/index.htm
Stephanie Watson (2018). When Can You Get Pregnant and What’s the Best Age to Have a Baby?. Available from: https://www.healthline.com/health/womens-health/childbearing-age